21 February 2014

The Cuckoo's Calling


Judul Buku: The Cuckoo's Calling
Pengarang: Robert Calbraith (2013)
Penerjemah: Siska Yuanita
Tebal: 520 hlm; 23 cm
Cetakan: 1, 2014
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama




Cormoran Strike –seorang detektif partikelir- tidak seperti gambaran umum detektif. Veteran perang berusia 35 tahun ini bertubuh besar tapi tidak tampan. Salah satu tungkainya hilang dalam ledakan bom di Afganistan sehingga ia harus memakai prostetik. Saat kisah dalam The Cuckoo’s Calling dimulai, ia sedang terlilit utang, dan hubungan cinta dengan kekasihnya pun pun sedang berada di ujung tanduk. Dalam pekerjaannya, ia tidak beruntung, tidak punya banyak klien. Kalaupun ada, hanya klien dengan kasus sepele.

Peruntungan Strike berubah tatkala John Bristow, seorang pengacara, mengunjungi kantornya. John ingin Strike melakukan pengusutan ulang kasus kematian adiknya, Lula Landry. Strike adalah teman masa kecil Charlie -adik laki-laki John yang telah meninggal- dan inilah yang menjadi alasan John memilih Strike. Pada sebuah dini hari bersalju tiga bulan sebelumnya, Lula yang adalah seorang supermodel terkenal mati karena terjatuh dari apartemennya di Kentigern Gardens Nomor 18. Hasil pengusutan polisi menyimpulkan jika Lula bunuh diri. Lula memang mengidap bipolar dan pernah dirawat karena penyakit kejiwaannya itu. Yang pasti, Lula mati meninggalkan kekayaan bernilai 10 juta dolar.

John tidak percaya Lula bunuh diri. Ia membawa bukti berupa rekaman kamera CCTV yang merekam kehadiran seorang laki-laki kulit hitam di lokasi apartemen Lula pada saat kematian gadis itu. John ingin mendapatkan keadilan bagi Lula. Strike setuju melakukan pengusutan ulang kasus kematian Lula karena John mau membayar dobel.

Pengusutan ulang Strike memunculkan berbagai nama yang terhubung dengan Lula. Guy Somé -disainer sekaligus teman baik Lula- yang baru saja mengontrak Lula untuk lini produk terbarunya. Kematian Lula tidak urung mengecewakan Guy. Tansy Bestigui - istri produser film Freddie Bestigui, tetangga yang mengaku mendengar pertengkaran Lula dengan seorang laki-laki sebelum gadis itu jatuh. Kesaksian Tansy diabaikan lantaran diketahui ia sedang mengonsumsi kokain pada saat kejadian. Evan Duffield, mantan kekasih yang baru berbaikan dengan Lula dan sempat terlibat pertengkaran dengan sang supermodel. Ciara Porter, teman sesama model Lula yang mengindikasikan ketertarikan pada Evan Duffield. Deeby Macc, rapper Amerika yang diketahui merupakan pengagum Lula. Pada malam kematian Lula, semestinya Macc menginap di apartemen yang terletak di bawah apartemen Lula. Freddie Bestigui berniat mempertemukan Macc dan Lula dalam film produksinya. Kieran Kolovas-Jones -sopir Lula- yang mengantar gadis itu ke butik bernama Vashti. Di sana, Lula bertemu Rochelle Onifade untuk makan siang. Rochelle adalah teman Lula sewaktu masuk panti perawatan. Kieran mengaku telah menyaksikan Lula menulis sesuatu di sehelai kertas biru yang hilang setelah kematian Lula.

Ada beberapa fakta yang terungkap mengenai saat-saat menuju momen kematian Lula. Pada pagi hari Guy Somé mengirimkan beberapa tas tangan kepada Lula serta pakaian rancangannya kepada Deeby Macc yang ternyata urung menginap di Kentigern Gardens Nomor 18. Pada siang hari, Lula sempat mengunjungi rumah ibunya -Lady Bristow- yang baru keluar dari rumah sakit tapi meninggalkan tempat itu dalam keadaan syok. Lula juga telah melakukan panggilan telepon menggunakan ponsel. Tidak kurang 66 panggilan yang ditujukan kepada Evan Duffield, Ciara Porter, dan Tony Landy -pamannya, adik dari Lady Bristow. Tony tidak pernah merespons panggilan telepon Lula. Pada malamnya, sebelum kembali ke apartemennya, Lula terlibat pertengkaran dengan Evan Duffied di kelab malam Uzi. Berbaikannya Lula dengan Evan telah menyebabkan pertengkaran Lula dan John Bristow pada pagi hari di apartemen Lula. Lula kembali ke apartemennya sekitar pukul satu lewat dua puluh. Saat ditemukan mati, Lula tidak mengenakan pakaian yang sama dengan yang ia pakai sewaktu pergi ke kelab malam Uzi dengan Ciara Porter. Mengganti pakaiannya dengan yang lebih bagus, memunculkan kecurigaan jika Lula hendak bertemu seseorang sebelum akhirnya dibunuh.

Fakta lain terungkap bahwa Derrick Wilson -petugas keamanan apartemen yang berjaga di meja depan malam itu- merasa tidak enak badan pada pukul satu empat puluh lima dan pergi ke kamar mandi belakang. Wilson pergi selama lima belas menit dan keluar dari kamar mandi setelah Lula Jatuh dan ia mendengar teriakan Tansy Bestigui. Dari pengusutan Strike kemudian, diketahui bahwa begitu mengetahui apa yang terjadi pada Lula, Wilson mengecek apartemen Lula dan tidak menemukan orang ataupun pelaku di dalamnya. Saat turun lagi, Wilson sempat terpeleset gara-gara tetesan air besar-besar di tangga. Freddie Bestigui, yang telah menyiapkan 200 tangkai mawar putih dalam vas besar untuk menyambut kedatangan Macc menunjukkan kemarahan yang tidak pada tempatnya malam itu. Ia marah karena seorang polisi yang memeriksa TKP secara tidak sengaja memecahkan vas bunga itu.

Fakta penting yang juga terungkap dalam pengusutan Strike adalah bahwa Lula -sama seperti John dan Charlie- merupakan anak adopsi pasangan Sir Alec dan Lady Yvette Bristow. Meskipun demikian, Lula ternyata tetap berusaha melacak asal-usulnya, menemukan ibu kandungnya, bahkan ayah biologis yang tidak tahu kehadirannya di dunia.

Agar bisa mendapatkan informasi dari orang-orang yang terhubung dengan Lula, Strike mendapatkan bantuan dari kliennya. Tapi, John tidak sepenuhnya bisa, apalagi ketika Strike ingin John mengatur pertemuannya dengan Rochelle. Untunglah ada Robin Ellacott, pegawai temporer di kantor Strike, yang bersemangat membantu Strike mengusut kasus kematian Lula. Robin yang cekatan dan cepat tanggap berusia 25 tahun dan datang ke London dari Yorkshire untuk bekerja sebagai pegawai temporer. Ia telah bertunangan dengan Matthew, kekasih jangka panjangnya. Robin cantik, tinggi semampai, sintal, dan memiliki rambut pirang kemerahan. Tidak heran kalau Matthew kurang senang ia bekerja untuk Strike. Diam-diam, Robin memiliki kemampuan mengamati, dan masih menyimpan ambisi masa kecilnya: menjadi detektif seperti Strike. Itulah sebabnya, setelah waktu bekerjanya untuk Strike selesai, Robin tidak ingin meninggalkan kantor sang detektif.

Kemunculan berbagai karakter menimbulkan kecurigaan dalam benak kita selama membaca. Siapa yang telah membunuh Lula? Apa yang menjadi motif orang itu? Dari nama-nama yang telah disebutkan ada dua nama yang sebenarnya bisa mempercepat pengusutan kasus. Tony Landry dan Rochelle Onifade.

The Cuckoo's Calling (Dekut Burung Kukuk) ditulis menggunakan formula kisah detektif klasik khas Inggris tapi dengan seting masa kini. Sang detektif beraksi, para tersangka ditampilkan, berbagai kemungkinan diungkap, kecurigaan tercipta, tapi tidak akan mudah bagi kita untuk menelanjangi wajah sang kriminal. Bahkan, sampai novel mendekati bagian pamungkas, kita masih tidak mudah menebaknya. Plot hering merah yang digunakan pengarang bukanlah sesuatu yang baru karena bisa kita temukan dalam novel-novel detektif Inggris seperti yang ditulis Agatha Christie. Tapi tetap sangat mengejutkan ketika Strike berhasil menelanjangi wajah sang kriminal.

Kehidupan karakter utama, sang detektif Cormoran Strike, langsung diungkap secara gamblang oleh pengarang. Strike yang berpenampilan berantakan, bertubuh laksana beruang grizzly dengan rambut tebal dan ikal seperti karpet yang memberinya julukan “Rambut Jembut” (Pubehead) ini merupakan anak haram Jonny Jokeby, vokalis band tahun 70-an. Ibu Strike, Leda Strike, adalah seorang supergroupie dan mati lantaran menyuntik diri dengan heroin. Strike memiliki seorang adik perempuan bernama Lucy yang diam-diam mengamat-amati kehidupannya. Strike pernah menjadi polisi militer yang ditugaskan di Afghanistan untuk menyelidiki kasus Gugur dalam Tugas. Setelah terluka dan kehilangan satu tungkainya, ia meninggalkan pekerjaan itu dan menjadi detektif partikelir. 

The Cuckoo’s Calling adalah novel detektif pertama J. K. Rowling yang dikenal sebagai penulis serial Harry Potter dan novel The Casual Vacancy. Novel ini merupakan perwujudan dari keinginan Rowling yang senang membaca fiksi detektif untuk menulis kisah detektif yang realistis. Rowling memutuskan bersembunyi di balik pseudonim dan memilih nama laki-laki dengan latar belakang militer, Robert Galbraith.

Judul novel ini dipetik dari puisi Christina Rosetti yang berjudul A Dirge (Ratapan) yang merupakan ratapan seorang yang mati muda. Puisi yang dikutip J. K. Rowling ini diterjemahkan ke dalam edisi Indonesia oleh M. Aan Mansyur, dan dari hasil terjemahan inilah edisi Indonesia mendapatkan judulnya, Dekut Burung Kukuk. Cuckoo sendiri dalam novel ini dipakai Guy Somé untuk memanggil Lula Landry.

The Cuckoo's Calling tidak akan menjadi satu-satunya novel Detektif Cormoran Strike. Rowling telah memutuskan untuk memunculkannya dalam karya serial. Buku kedua, The Silkworm,  akan beredar pada Juni 2014. 





20 February 2014

Rhapsody


Judul Buku: Rhapsody
Pengarang: Mahir Pradana
Penyunting: Ayuning
Tebal: viii + 322 hlm; 13 x 19 cm
Cetakan: 1, 2013
Penerbit: GagasMedia





Setiap cerita memiliki sebuah event yang menjadi penyebab utama cerita itu berlangsung. Sebuah main cause. Tanpa event tertentu itu, bisa jadi keseluruhan cerita tidak akan berlangsung. Seperti halnya suatu materi pelajaran statistik, terdapat dua variabel. Variabel independen dan variabel dependen. Suatu perubahan dramatis yang terjadi pada variabel independen akan mengubah kondisi pada variabel dependen.

Dalam cerita hidupku, siapa yang menduga bahwa major cause atau variabel independennya adalah apa yang terjadi di Berlin, dua tahun lalu.

Pada malam sebelum aku bertemu dengan Agatha Carrion dan membantunya mengangkat lemari temuannya (hlm. 196-197).


Ada dua kisah utama di dalam novel Rhapsody karya Mahir Pradana. Pertama, kisah mengenai Makassar Paradise, youth hostel yang dikelola oleh Abdul Latif Said atau Al. Sedangkan yang kedua, kisah cinta Al dengan dua perempuan yang pernah singgah dalam kehidupannya. Titik singgung kedua kisah itu terjadi di Berlin, Jerman.

Makassar Paradise terletak di pesisir Pantai Losari. Awalnya merupakan hotel melati yang dikelola oleh orangtua Al. Setelah usaha tersebut kandas dan orangtuanya meninggal, Al yang adalah lulusan sekolah perhotelan di Swiss, memutuskan mengubah hotel melati itu menjadi hostel. Sebagai pecinta traveling, Al telah berkelana ke beberapa negara Eropa, dan selalu dengan anggaran terbatas. Hostel telah menyelamatkannya, dan itulah sebabnya muncul keinginan untuk membuka hostel sendiri.

Makassar Paradise adalah bangunan berlantai empat dan memiliki enam belas kamar, yang masing-masing berukuran lima kali lima meter. Lantai satu terbagi atas lobi resepsionis dan social room, sedangkan lantai dua, tiga, dan empat  dijadikan kamar, setiap lantai memiliki empat kamar (sehingga jumlah kamar seharusnya dua belas, bukan enam belas). Masing-masing kamar diisi oleh empat bunk bed atau tempat tidur susun dan bisa menampung total tamu 108 orang dalam satu malam (hlm. 14).

Membuka usaha hostel tidak semudah yang dibayangkan Al. Selama tiga bulan sejak dibuka, tidak banyak pelancong yang mampir di Makassar Paradise. Usaha itu baru berkembang, bahkan kemudian go international, ketika Miguel Luis Carrion Martinez muncul di hostel itu.

Miguel datang dari Madrid, Spanyol, untuk bertemu Al. Ia adalah putra dari Agatha Carrion, perempuan yang pernah ditolong Al di Berlin, Jerman, dua tahun sebelumnya. Miguel tergerak membantu Al karena berpikir sedang menjalankan konsep banco de favores atau bank budi yang dipopulerkan oleh pengarang terkenal Paul Coelho. Ia bahkan memutuskan menetap di Makassar.

Saat bertemu Agatha Carrion secara tidak sengaja, Al baru patah hati. Nadia Puspita, kekasihnya yang kuliah di Berlin, memiliki laki-laki lain dalam hidupnya. Al sangat terpukul lantaran kenyataan ini baru terungkap setelah mereka berdua traveling keliling Eropa. Luntang-lantung di Berlin, ia bertemu dengan Agatha Carrion yang membutuhkan pertolongannya. Agatha berasal dari Spanyol dan pindah ke Berlin setelah bercerai dengan suaminya.

Masih belum bisa melupakan Nadia, Al membuka hostel Makassar Paradise. Kenangan bersama Nadia selalu menghampirinya, hingga Sari Desiana, teman sewaktu SMP, muncul di hostelnya untuk menginap selama berada di Makassar. Mereka pernah berpacaran tapi berpisah karena ayah Sari dipindahtugaskan. Mereka menjalani long distance relationship yang hanya bertahan empat bulan. Enam tahun setelah perpisahan mereka, Sari muncul lagi dan membangkitkan kembali cinta yang telah lama terkubur. Sari berhenti dari pekerjaaanya dan memutuskan mengadakan traveling. Ia berniat mewujudkan salah satu bucket list-nya, yaitu pergi ke Selayar dan mencoba diving

Harapan Al melambung, dan sempat merasa cemburu pada Miguel tatkala laki-laki Spanyol itu menemani Sari pergi ke Selayar. Tapi ketika ia menyatakan cintanya pada gadis itu, Sari menolak. Sari beralasan belum siap menjalani LDR dan tidak mau pacaran dengan seseorang yang belum bisa move on dari cinta lamanya. Sekali lagi, Al patah hati.

Patah hati ditolak Sari tidak menjadi pukulan terakhir bagi Al. Masih ada dua kenyataan pahit yang akan memukul mundur semangatnya. Al terpaksa menghentikan operasi hostelnya, bahkan kemudian memutuskan untuk melego peninggalan orangtuanya itu.

Apakah Makassar Paradise benar-benar tidak bisa bangkit lagi? Benarkah nasib bisnis Al akan menjadi sama dengan cintanya pada Sari?

Pengarang telah menyiapkan kejutan di bagian-bagian akhir novelnya. Kejutan yang berpotensi menyelamatkan usaha Al, hidup, dan cintanya. Seperti apa kejutan dan efek yang ditimbulkannya, tentu saja bisa diketahui dengan membaca sendiri novel Mahir Pradana ini.

Selain Al, Miguel, Nadia, dan Sari, dalam novel ini kita akan menemukan karakter-karakter pendamping yang cukup memeriahkan novel. Sebut saja Bebi, waria bernama asli Bambang yang sebelum membantu Al di Makassar Paradise bekerja di salon milik Siska. Bebi adalah pemakai Okkots –gaya bahasa Makassar seperti menyebut ikan sebagai ikang dan ujung menjadi ujun- yang sulit disembuhkan. Ditambah status kewariaannya, Bebi akan meramaikan setiap perbincangan yang melibatkan dirinya. Siska yang bernama asli Siti Zulaikha adalah kakak perempuan Al. Ia sempat menikah dengan seorang laki-laki Australia. Setelah pernikahannya karam, Siska kembali ke Makassar dan membuka salon. Tanpa diketahui adik laki-lakinya, Siska diam-diam menjalin hubungan dengan seorang laki-laki berstatus duda yang mencintainya dan siap membuktikan cintanya. Selain Bebi, Al juga mempekerjakan Simon Raharjo, mahasiswa sok imut yang mengisi posisi tour guide. Simon bertugas memandu para pelancong mengunjungi lokasi-lokasi bersejarah di Makassar. Setiap berbicara, Simon membahasakan dirinya sebagai ‘Simon’ bukan ‘aku’ atau ‘saya’.

Kisah digulirkan dalam alur gabungan, alur maju yang sesekali disela dengan kilas balik. Kilas balik, khususnya, terjadi ketika Al mengenang kembali perjalanan traveling-nya di Eropa bersama Nadia dan cintanya pada perempuan itu yang berakhir patah hati. Dan tentu saja, pertemuannya dengan ibu Miguel. Berlin, Madrid, Kopenhagen, Paris, adalah kota tempat kenangan-kenangan Al kembali.

Sebenarnya, setiap kisah yang disampaikan Mahir Pradana telah disimpulkan dalam setiap Lesson of Life yang disematkannya sebanyak 11 kali.

1. Do your best to hang on to your dream!
2. Strangers are just families you haven't met.
3. Dream needs to be decorated.
4. Do not look for an exit strategy! You better try to find a commitment strategy.
5.  Love is not an easy thing. Be prepared!
6.  Everybody loves a joker, but nobody likes a fool.
7.  Every dream has a deadline. Then a good dreamer must ignore the deadline.
8. There will always be trouble that makes you so angry that you want to burn the world down. But if the world is burned, where will you live?
9. Miracle can happen twice if you don't stop believing in it.
10. The world is  a compilation of dreams that have come true.
11. The most wonderful moments in life is when our dreams finally come true.

Selain memberikan kisah yang cukup menarik disimak, dengan novel ini Mahir tampaknya bertujuan untuk lebih memperkenalkan Makassar kepada orang-orang di luar Makassar. Ia mencoba merayu pembaca untuk menjadikan Kota Anging Mamiri itu sebagai tujuan wisata. Tidak heran ia menyebutkan tempat-tempat tujuan wisata seperti Fort Rotterdam, Lapangan Karebosi, Monumen Mandala, Pantai Losari, Pulau Selayar, Toraja, Pulau Kayangan, Pulau Samalona, Tanjung Bira, museum kota dan gedung Societeit de Harmonie, Jalan Somba Opu dengan toko suvenirnya, Masjid Raya Makassar. Ia pun tidak lupa mengingatkan pembaca mengenai warisan budaya seperti Il la Galigo, salah satu literatur tertua di dunia yang berasal dari Sulawesi Selatan, kisah epik yang memaparkan kehidupan dewa dan manusia menurut budaya Bugis. Kekurangannya mungkin terletak pada sedikitnya makanan khas Makassar yang ditampilkannya.

Dibanding novel perdananya, Here, After (2010), Rhapsody memang masih kalah menarik. Meskipun demikian, novel ini tetap enak dibaca dan terasa menghibur. Keberadaan Bebi yang waria dan Simon yang sok imut tak ayal akan membuat kita tersenyum-senyum selama membaca.


18 February 2014

Barbitch


Judul Buku: Barbitch
Pengarang: Sagita Suryoputri
Penyunting: Mirna Yulistianti
Tebal: 178 halaman
Cetakan: 1, September 2013
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama




Berbagai perempuan bisa kita temukan dalam kumpulan cerpen Barbitch karya Sagita Suryoputri. Bukan perempuan konvensional yang tunduk pada norma dan etika yang berlaku. Bukan perempuan biasa. Perempuan-perempuan dalam cerpen-cerpen Sagita bersikap seenak perutnya dalam menyikapi kehidupan dan tidak pantang melakukan hal-hal yang dianggap negatif oleh masyarakat.

Raya -karakter perempuan dalam cerpen pembuka yang bertajuk BFF- adalah seorang pemabuk yang mencari nafkah dengan cara melacur. Ia berasal dari keluarga disfungsional dan memiliki masa lalu yang kelam. Ia menjalin persahabatan dengan Bram -seorang penulis sekaligus penjual narkoba paruh waktu- yang bisa menerima ketidakberesan hidup dan perilakunya. Bagi Raya, Bram merupakan pantulan cermin dari sosoknya. Bram sangat mengenalnya dan paham berbagai kebiasaan dan kesukaannya. Seperti persahabatan kedua manusia berbeda gender dalam film  When Harry Met Sally, cinta pun muncul di antara mereka. Bram yang tidak bisa menahan dirinya. Pertanyaannya, apakah Raya bisa menerima cinta seorang sahabat? Sebagai sebuah cerpen, BFF sebenarnya bisa dipadatkan agar lebih fokus dan lebih jelas mau dibawa ke mana. Perampingan akan membuat cerpen ini tidak terlalu menjemukan dibaca.

Barbitch yang dijadikan judul cerpen dan dinobatkan sebagai judul kumpulan cerpen ini merupakan singkatan dari Barbie Bitch. Cerpen ini berkisah tentang perempuan-perempuan yang tidak berparas cantik ataupun bertubuh molek seperti Barbie. Tapi mereka bersikeras bergaya seperti Barbie dan tidak segan mengambil jalan pintas. Mereka adalah Vega, Mila, dan Mentari yang menjadi narator cerpen. Sangat sedikit kesan yang tersisa setelah membaca cerpen yang terasa kerontang ini.

Narator cerpen Lipstik Merah Tua kerap melihat ibunya bersolek dan memakai  lipstik merah muda. Suatu kali ia bertanya: “Kenapa Mama pakai warna itu?”  Ibunya menjawab: “Mama kurang suka dan nggak cocok pakai warna merah tua, Mama jadi kelihatan lebih tua.” (hlm. 52). Setelah berumur 19 tahun dan menjadi pramugari, ia memilih memakai lipstik merah tua. Alasannya: "Karena aku suka. Supaya terlibat lebih dewasa." (hlm. 63). Kisah dalam cerpen ini juga kurang jelas mau dibawa ke mana. Awalnya saya mengira akan berkisah tentang pertemanan sang narator dengan Mey Mey, tapi ternyata kisahnya tidak berkembang ke sana. Tiba-tiba, kisah yang dibuka oleh narator yang masih SMP telah berpindah kepada narator yang sudah bekerja, punya pacar tapi tetap memoroti laki-laki beristri.

Perempuan lain yang menganggap memoroti laki-laki berduit yang terpikat padanya merupakan hal yang wajar muncul lagi dalam cerpen Kakak. Sejak SMA kelas dua, perempuan yang menjadi narator cerpen ini telah berhubungan dengan laki-laki berduit berusia lebih dari 50 tahun. Laki-laki itu meminta si perempuan memanggilnya Kakak. Berkat Kakak, perempuan ini bisa memenuhi segala kebutuhannya, bahkan menuntaskan masalah finansial keluarga. Tapi mereka akhirnya berpisah. Perempuan yang akhirnya menjadi pramugari ini yang memutuskan, dan kelak mesti menyaksikan perubahan Kakak ketika mereka bertemu lagi.

Wajar kalau kekasihnya memutuskan hubungan dengan Mala untuk keempat kalinya. Mala yang adalah narator cerpen Pesta seorang perempuan pemabuk yang dituduh kekasihnya tidak bisa memperbaiki dan mempertahankan hubungan mereka.  Untuk mengobati kesedihan dan kesepiannya, Mala mencemplungkan diri ke dalam pesta demi pesta. Apakah ia akan tetap berpesta terus dan tidak mau berubah?  Mungkin ia akan berubah, karena katanya: Tiba-tiba aku kangen sama siang. Maaf ya malam, aku harus pulang. (hlm. 96). Terlalu rempong berpuitis-ria, cerpen ini semakin tidak jelas arahnya. Dan yang menjengkelkan, nama Pratama berubah menjadi Radja di halaman yang sama (hlm. 86).

Judul Stranger in My Bed sebenarnya mengundang tanya. Perempuan yang menjadi narator cerpen ini sama sekali tidak menceritakan orang asing di ranjangnya. Ia menceritakan enam dari dua puluh lima laki-laki yang pernah mendatangi hidupnya; salah satunya datang dua kali. Mereka datang lalu pergi, dengan atau tanpa alasan. Meskipun demikian, perempuan ini tidak putus asa, karena ...

Kini yang tersisa hanyalah aku, sebungkus rokok, dan sebotol vodka. Daripada menangis, aku lebih memilih untuk merayakan ketidakhadirannya. Ada rasa hangat yang mengalir, seusai aku meneguk gelas kelima. Kunikmati hangat yang tersebut sambil menunggu datangnya pria kedua puluh enam untuk menjemputku  pergi makan malam (hlm. 107).

Warna menggantungkan hidupnya pada Prabu, laki-laki beristri dan memiliki tiga orang anak. Ia merasa keadaan demikian membuat hidupnya sempurna, beruntung, dan berbahagia. Sesungguhnya, kehidupan yang dijalaninya merupakan kompensasi dari kehidupan masa lalunya. Dulu ia hidup miskin dan cuma bisa tinggal di kos-kosan. Sekarang ia tidak perlu kuatir dengan uang dan tinggal di apartemen mewah. Tapi untuk mencapai semua itu, ia terpaksa menjual keperawanan, bersedia menjadi perempuan piaraan laki-laki beristri, dan menebalkan muka serta telinga.

Persetanlah.
Karena aku tahu...
aku PANTAS, sayang. (hlm. 127).

Itulah sebabnya kisah perempuan bernama Warna ini diberi judul Pantas.

Dan lagi-lagi, pengarang membuat kita kesal. Mengapa nama Idan berubah-ubah menjadi Karmen? (hlm. 111).

Laksmi mencari kebahagiaan tapi tidak kunjung menemukannya. Dua tahun menikah dengan Panji, ia belum punya momongan. Panji memang tetap menjadi suami yang baik, ia tidak mencari cinta di luar rumah, tapi hal ini tidak membuat Laksmi bersyukur. Mendadak laki-laki yang namanya dijadikan judul cerpen ini, Bara Pati, muncul dalam kehidupan Laksmi. Dan beruntungnya, laki-laki berparas oriental itu membuat Laksmi menemukan kebahagiaan. Tapi, bagaimana dengan Panji? Apakah suaminya rela dikhianati? Lagi pula, siapa sebenarnya Bara Pati? Cerpen ini sejatinya akan lebih menarik jika pengarang mampu menyembunyikan identitas Bara Pati dan baru mengungkapkannya di bagian akhir. Dari segi penulisan, sebaiknya konsisten kalau mau menampilkan cetak miring (halaman 139-140 jelas tidak konsisten).

"Nanti kalau aku terlahir kembali, aku mau jadi kucing, ah. Seperti Penelope Cruz di film Vanilla Sky yang dulu kita pernah nonton. Ingat nggak, Mas? Nanti kamu pungut dan pelihara aku ya, hihi…” Itulah yang dikatakan Milka -perempuan yang percaya reinkarnasi- pada kekasihnya, Joshua -yang tidak suka kucing (hlm. 156-157). Setelah lima tahun berpacaran, Milka belum mendapatkan kejelasan hubungan mereka. Memang bukan hubungan yang mudah lantaran Jo berasal dari keluarga terpandang sedangkan Milka dari keluarga berantakan yang tidak jelas asal-usulnya. Milka sendiri tidak  berusaha untuk mendapatkan respek dari keluarga Jo, bekerja sebagai penari dan mabuk-mabukan. Tidak heran kalau akhirnya Jo meninggalkannya dan menikahi perempuan pilihan keluarga, Fiona. Satu-satunya milik Milka yang dibawa Jo ke dalam kehidupan pernikahannya adalah Hana, kucing yang dilahirkan Chica (kucing milik Milka). Mungkinkah  Hana adalah Milka yang terlahir kembali? Apa yang akan terjadi dalam hidup Jo dengan kehadiran Hana? Horor di bagian penutup cerpen ini cukup mengejutkan. Satu catatan: Hana -nama kucing itu, disebutkan merupakan gabungan nama Joshua dan Fiona (hlm. 173). Pertanyaanya: bagaimana Joshua dan Fiona digabung dan menjadi Hana?

Jujur saja, sulit bagi saya untuk menyukai cerpen-cerpen dalam kumpulan cerpen ini. Selain pada dasarnya tidak cukup menarik, teknik penyajian pun masih  sangat biasa dan cenderung datar. Penambahan rangkaian kalimat yang tidak penting pun terasa mengganggu, apalagi kalimat-kalimat puitis yang tidak ada kontribusinya selain memanjangkan cerita.

Menulis cerpen memang bukan hal yang gampang. Tidak seperti novel, kalimat-kalimat dalam cerpen tidak boleh boros,  dan dalam durasinya yang singkat, harus bisa disimpulkan. Latihan, dan terus mengasah kemampuan sangat penting untuk bisa menulis cerpen yang baik. Dan itulah yang dibutuhkan Sagita Suryoputri mengingat Barbitch adalah kumpulan cerpen pertamanya. 

Sagita Suryoputri pernah bekerja sebagai pramugari selama lima tahun di dua maskapai penerbangan swasta terkemuka di Indonesia. Ia adalah pemilik kedai bir dan pasta bernama Beergasm di Kemang, Jakarta Selatan, yang ia sebut dalam salah satu cerpennya, BFF (hlm. 34). 

Bulan Memerah


Judul Buku: Bulan Memerah
Pengarang: Abednego Afriadi
Penyunting: Yashinta
Tebal: x + 134 hlm; 12 x 19 cm
Cetakan: 1, 2013
Penerbit: Sheila





Sejatinya, sebuah cerita pendek atau cerpen bisa dihabiskan dalam sekali baca. Tapi sekarang, kita bisa membaca cerpen-cerpen bermain-main dengan plot yang memanfaatkan banyak rangkaian kata sehingga tidak langsung selesai dalam sekali baca. Abednego Afriadi dalam kumpulan cerpennya, Bulan Memerah, jelas mengindikasikan cerpen sebagai cerita yang bisa dihabiskan sekali baca. Kelima belas cerpen yang ada benar-benar cerita yang pendek, setiap cerpen tidak membutuhkan banyak waktu untuk ditamatkan.

Petiklah Gitar Itu, Ayah! yang dinobatkan sebagai pembuka kumpulan cerpen ini berkisah tentang hubungan seorang anak perempuan dan ayahnya. Anak perempuan yang menjadi narator orang pertama cerpen ini bekerja sebagai penyanyi kafe seperti yang dilakoni ibunya. Sementara ayahnya adalah seorang pengamen yang mengalami kebutaan secara misterius. Pekerjaan anak perempuan itu akan selalu mengingatkan sang ayah pada apa yang terjadi dalam hubungannya dengan istrinya. Itulah yang menyebabkan sang ayah mengambil keputusan yang membuat anak perempuannya dililit kesedihan dan kenangan.

Petiklah gitar itu, Ayah, biar aku bisa pulas dalam dekapan mimpi. Biarkanlah rasa letih ini menguap lewat nada-nada yang manis kudengar. Nada-nada yang akan berhembus menembus celah-celah ventilasi dan jendela kamar yang lupa kututup malam ini. Anakmu ini telah kehabisan lirik lagu untuk dinyanyikan. Karena malam-malam yang aku lewati sekarang ini adalah berlembar-lembar lirik lagu dan nada-nada yang itu-itu saja. (hlm. 1).

Petiklah gitar itu, Ayah, walau dawai terbawah telah putus. Aku yakin engkau pasti bisa memainkan kunci-kunci dari jemarimu sehingga tak terdengar sumbang. Kalaupun gitar itu rusak, setidaknya bisa kau lantunkan nada-nada indah nan lembut hingga aku tertidur, lalu kau mengusap-usap rambutku ketika kepala ini singgah di pangkuanmu. (hlm. 2).

Sebuah cerpen yang indah dalam kesedihannya.

Berlatar Natal, cerpen Kidung Liturgi mengisahkan tentang seorang wartawan yang tidak pernah mengikuti Misa Malam Natal sejak menikah. Sebelum terjadi untuk ketiga kalinya, ia mendapat tugas memotret Misa Malam Natal untuk stok foto feature edisi akhir tahun.  Kesempatan mengikuti Misa Malam Natal di gereja Santo Antonius pun tiba. Tapi ternyata, ia belum bisa mengikuti Misa Malam Natal. Apa yang menjadi kendala bagi wartawan yang berperan sebagai narator orang pertama cerpen kali ini? Perasaan sendu tak terelakkan ketika cerpen ini dituntaskan.

Nyanyian itu, lembut, memecah bising deru roda kereta yang menggilas rel tanpa henti. Hujan masih turun. (hlm. 19).

Tenongan yang menjadi judul cerpen adalah tempat menjual jajanan pasar khas Solo yang terbuat dari aluminium dan berbentuk lingkaran. Setiap pagi, sembari menggendong tenongan, penjual kue berjalan kali mengelilingi kampung menjajakan dagangannya. Wiwin, narator orang pertama cerpen, mengisahkan tentang kebiasaan ibunya yang lebih suka membeli jajanan pasar tersebut ketimbang nasi atau bubur.

Kata Wiwin: "Kami merindukan suasana pagi seperti itu. Bersama-sama berjongkok mengelilingi tenongan yang dibuka itu seraya memilih makanan yang hendak kami beli. Dan kami semakin merindukannya semenjak ibu memutuskan untuk pulang ke rumah lama di Solo. Rumah tempat di mana aku menghabiskan masa kecil hingga menikah." (hlm. 22).

Tapi, apakah kerinduan itu akan meneguhkan sang ibu untuk kembali tinggal di rumah lama? Terharu rasanya saat sang ibu berhadapan dengan nihilnya pilihan lain kecuali mengambil keputusan seperti yang diambilnya di bagian akhir cerpen.

Dengan gaya berdendang - seorang suami kepada istrinya- kita akan mengikuti kisah pasutri yang telah menikah 14 tahun. Sang suami melihat istrinya telah berubah, sorot matanya menjadi terlalu tajam, lebih diam dan marah tanpa sebab.

Bulan memerah, Sayang.
Kau ingin tahu, mengapa bulan memerah? Ya, karena kemarau terlalu panjang, sedangkan bunga tak lagi kau siram. Rumah juga kau biarkan penuh dengan sawang, tempat singgasana para serangga. Ya, bulan terlanjur memerah. Merah, Sayang. (hlm. 31)

Mengapa istrinya berubah? Apa yang sebenarnya telah terjadi? Pengarang baru akan mengungkapkannya di bagian akhir. Cerpen ini seolah-olah menertawakan imajinasi pembaca yang muncul seiring bergulirnya cerita.

Narator orang pertama dalam cerpen Kereta Terakhir pernah hidup bersama dengan kekasihnya. Saat kekasihnya hamil, ia meninggalkan perempuan itu membesarkan anak mereka sendirian. Setelah sekitar enam tahun berpisah, mereka bertemu lagi, tapi perempuan itu telah berubah. Bahkan, berselingkuh dengan kenangan mereka saja, perempuan itu tidak mau. Dan seolah-olah menjadi kutukan bagi sang narator yang telah menyia-nyiakan anaknya dari perempuan itu, dari pernikahanya tidak kunjung hadir seorang anak. Ending cerpen ini terasa menggelikan untuk seorang laki-laki yang putus harapan.

Bukankah aku sudah membunuhmu? Mengapa kau selalu datang setiap malam? Mengajak bercinta, memaki-maki aku. Kemudian pergi lagi. Datang lagi. Pergi lagi. Datang lagi. Pergi!!!! (hlm. 43).

Narator cerpen Jendela Kesunyian yang bertutur sama seperti narator Bulan Memerah dan Kereta Terakhir mengaku:

Kemurungan dan kesedihanmu adalah kemurungan dan kesedihanku. Sudah sepuluh tahun ini, ranjang kamar menjadikanmu tulang rusuk yang menguatkanku ketika rapuh. Maka jangan heran jika aku pun lemah ketika kau lemah. Maka janganlah terkejut jika aku tertawa ketika kau gembira (hlm. 45-46).

Tapi setelah sepuluh tahun menikah, istrinya tetap bertanya: "Apa kamu masih merasa bahwa, aku ini tulang rusukmu?" (hlm. 46) Hal yang sungguh lumrah mengingat sang narator tidak pernah mencium istrinya setelah menikah, kerap meninggalkannya di kamar dan memilih tidur di kursi tamu, dan terutama, tidak bisa bercinta dengannya. Apa sebenarnya yang telah menciptakan jurang pemisah di antara mereka sebagai suami istri? Pengungkapan sang narator hanya menunjukkan kerapuhan dan keanehannya.

Sepuluh tahun silam, narator cerpen Mata Penambang Pasir tinggal di bantaran sungai yang berjarak sekitar 30 meter dengan sebuah pulau di sungai itu. Penduduk pulau itu telah menghilang, dan Sukro -sahabat masa kecilnya- telah mati di sana, dibunuh karena berebutan sarang walet. Hal yang tidak bisa diterima sang narator karena seminggu sebelum ia kembali ke bantaran sungai itu, ia bertemu Sukro di proyek bangunan (hlm. 53).  Rupanya, saat ini, ia ke tempat tinggal masa kecilnya, untuk menawarkan pekerjaan kepada Sukro. Jadi, apakah Sukro telah mati, atau ia sebenarnya masih hidup? Pengarang melakukan inkonsistensi yang boleh dibilang mengganggu dalam cerpen ini. Ia menyebut narator cerpen ini bertemu Sukro di proyek bangunan seminggu sebelum ia kembali ke tempat tinggalnya sepuluh tahun silam (hlm. 53). Tapi selanjutnya pengarang menyatakan narator bertemu Sukro 8 tahun setelah pindah rumah (hlm. 59), lalu katanya, "Sejak saat itu, aku belum bertemu lagi dengan Sukro." (hlm. 61).

Jalu dalam cerpen Garong adalah sosok menakutkan di seluruh penjuru kota. Ia mengisi berita kriminal di koran-koran kota. Wajahnya terpajang di papan pengumuman, halte, tiang listrik, tembok toko, dan pasar. Celakanya, ia mencari Bambang, narator orang pertama cerpen ini, yang pernah dituduhnya sebagai mata-mata polisi. Kontan, Bambang ketakutan dan tidak mau bertemu Jalu. Apakah Jalu bermaksud menghabisi nyawanya? Seiring bergulirnya kisah, kita akan menemukan kekecewaan yang mengharukan dan pengungkapan yang akan menentukan nasib sang garong.

Anda mungkin akan mati ketawa membaca cerpen bertajuk Inisial NR. Norma, artis remaja yang sedang naik daun ditangkap petugas satuan narkoba saat sedang menggelar pesta obat kedaluwarsa (catat, kedaluwarsa!). Ibunya, Siti, kelabakan dan terpaksa menghubungi Bekti, ayah Norma, yang hampir  setengah tahun tidak pulang dan sedang latihan bercerai. Tujuannya, tentu saja, meminta Bekti membebaskan putri mereka. Ternyata, kasus putri mereka yang berinisial NR ini, memberikan happy ending bagi mereka. Mungkin benar seperti kata Norma, "Semua ada hikmahnya." Hahaha.

Wakil ketua RT yang menjadi narator cerpen Sarapan Lumpur Panas melaporkan penangkapan Pak Banu dalam kisahnya. Pak Banu, seorang guru yang sudah tua, ditangkap dengan tuduhan mencabuli muridnya (yang tidak dimunculkan jati dirinya). Penangkapan Pak Banu yang adalah tokoh penting desa itu memunculkan kegemparan lantaran diketahui ia tidak punya musuh, tidak main perempuan ataupun berjudi. Jadi, siapa yang telah menggiring Pak Banu sehingga divonis penjara 15 tahun? Meskipun pengarang tidak menyebutkan secara gamblang, kasus Pak Banu agaknya berhubungan dengan sebuah pabrik di tengah sawah di desa itu dan penyakit misterius yang melanda setahun sebelumnya.

Bendera Berkibar di Tiang Rapuh yang berpotensi membuat Anda tertawa mengisahkan tentang sering turunnya bendera di sebuah SMA, setiap hari Senin atau hari raya nasional, saat bendera itu dikibarkan. Awalnya, disangka, penyebabnya adalah karena talinya telah rapuh. Namun, setelah diganti tali baru, bendera itu tetap saja turun secara tiba-tiba, termasuk saat peringatan kemerdekaan. Sesungguhnya judul cerpen ini merupakan jawabannya.

Nuh -tokoh kitab suci mengenai air bah yang menggenangi dunia- dijadikan judul cerpen tentang air bah yang terjadi selama dua minggu di sebuah kota yang dikelilingi empat bukit. Penyebab air bah adalah air terjun di keempat bukit itu. Orang-orang memutuskan mengungsi ke gedung-gedung kota. Lalu, pada sebuah dini hari, muncul burung-burung gagak seukuran manusia dengan sorot mata merah menyala yang mesti mereka perangi. Kisah menegangkan ini seharusnya dibiarkan berakhir absurd seperti ketiga cerpen terakhir. Penutup yang dipilih pengarang, jujur saja, mementahkan ketegangan yang telah dimunculkan sebelumnya.

Dunia butuh cahaya, itulah yang menjadi sebab kemunculan gadis-gadis bersayap dengan telunjuk memendarkan cahaya. Salah satu gadis itu, menawarkan cahaya kepada narator cerpen Gadis-gadis Cahaya ini. Sang narator tidak menyangka, keputusan menerima cahaya itu menimbulkan petaka bagi dirinya sendiri. Sungguh mengagetkan.

Setelah nisan-nisan dalam kompleks pemakaman sebelah kampung hancur terbongkar, liang kubur terbuka dan kosong, mayat-mayat merajalela, penduduk kampung dalam cerpen Kubur Kosong memberanikan diri pergi ke kota yang telah hancur dan dipenuhi mayat. Mereka bertekad memerangi jutaan mayat, tapi kubur-kubur kosong kian bertambah dan satu demi satu penduduk kampung itu menjelma menjadi bangkai. Mungkin, Anda akan mengernyit jijik oleh penggambaran mayat-mayat yang cukup gamblang.

Gerombolan Pengusir yang menjadi penutup kumpulan cerpen ini mengisahkan penaklukan sebuah kota di wilayah perbukitan -yang tangis penduduknya mengeluarkan kabut- oleh pasukan bertopeng baja. Pasukan itu turun membelah langit hitam dengan menumpang kuda bersayap lalu menyerang para penghuni kota. Bukannya memimpin perlawanan, pemimpin kota malah mengisi waktunya untuk bertapa.

Kami hanya bisa meratapi tangis kesakitan pepohonan ketika gergaji-gergaji mesin mereka memotong-motong tubuh mereka. Kami hanya bisa menangis kala lumpur, dan lahar memuntah. Hingga kabut di kelopak mata kami mulai menguap. (hlm. 126).

Meskipun bisa disebut cerita fantasi, cerpen ini bukan sekadar dongeng belaka. Pasukan bertopeng baja merupakan simbol ketamakan yang menghancurkan hidup orang lain. Dan pengarang mengingatkan, ketamakan selalu akan mendapatkan ganjarannya. 

Secara keseluruhan, cerpen-cerpen yang semuanya menggunakan perspektif orang pertama (baik tunggal maupun jamak) dalam Bulan Memerah ditulis dengan lugas dan cukup enak dibaca. Tema yang diangkat pun beragam sehingga tidak menjemukan dibaca. Umumnya bisa dikenali dalam masyarakat kita, kecuali yang memang bertema absurd. 

Recommended Post Slide Out For Blogger
 

Blog Template by Blogger.com

Author: Jody Setiawan