14 June 2012

Love Story


Judul Buku: Love Story 
Pengarang: Erich Segal 
Tebal: 216 hlm; 11 x 18 cm 
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama





Cinta sejati tidak selalu datang dalam hidup kita. Tapi ketika ia datang, dan tanpa kita duga sebelumnya, ia akan meninggalkan jejak yang tidak gampang dihapus. Inilah yang ditunjukkan Erich Segal, penulis novel Love Story, melalui karakter utama sekaligus narator, Oliver Barrett IV. 

Ketika bertemu kemudian saling jatuh cinta, Oliver adalah mahasiswa Harvard, sementara Jennifer Cavilleri atau Jenny mahasiswi Radcliffe. Oliver  berasal dari keluarga kaya, putra seorang bankir, sementara Jenny hanyalah anak tukang roti. Oliver atlet, Jenny bermain musik. Posisi mereka kian jomplang karena mereka pun masuk gereja yang berbeda. 

Tapi mereka membuktikan cinta tidak mengindahkan perbedaan status. Oliver menerima Jenny sekaligus dengan gaya bicaranya yang blakblakan dan senang mengejek. Bahkan pada umur 20 tahun, ia memutuskan memperistri Jenny walaupun tidak mendapat restu keluarga Barrett. 

Setelah menikah, hubungan di antara mereka tidak selalu adem-ayem. Pertengkaran terpicu lantaran Jenny merasa muak dengan sikap Oliver yang keras kepala dan tanpa kompromi terhadap ayahnya. Suatu malam sehabis bertengkar, Jenny meninggalkan rumah dan Oliver terdorong mencarinya. Tatkala akhirnya menemukan Jenny, Oliver berkata," Jenny, aku menyesal...." Tapi Jenny langsung menukas, "Stop! Cinta berarti tak perlu minta maaf." (hlm. 110). Apa yang dikatakan Jenny malam itu tidak akan pernah dilupakan Oliver sampai mereka pindah ke New York karena Oliver diterima bekerja di sebuah biro hukum. 


Ada hal yang sangat mengusik pikiran Oliver. Sewaktu ia meminang Jenny untuk menjadi istrinya, Jenny tengah berencana pergi ke Paris untuk melanjutkan pelajaran musiknya. Menerima pinangan Oliver otomatis membuat Jenny mesti menguburkan impiannya. Oleh karena itu, tatkala Jenny didiagnosis mengidap leukemia, Oliver ingin mengajaknya ke Paris.

"Jangan ngawur, Oliver," kata Jenny dua kali. "Aku tidak mau ke Paris. Aku tidak butuh Paris. Yang kubutuhkan hanya kau...." (hlm. 135). Pada kesempatan berikutnya, Jenny mengatakan, "Persetan dengan Paris dan musik dan segala tetek bengek yang kaupikir telah kaucuri dariku." (hlm. 151). 

Awalnya, Love Story adalah skenario yang ditulis Erich Segal dan dijual kepada Paramount Pictures. Untuk mendukung promosi filmnya, atas permintaan Paramount Pictures Erich Segal menuliskannya lagi dalam bentuk novel. Love Story diluncurkan pada Hari Valentine, 14 Februari 1970, dan mencetak kesuksesan. Hal ini turut mendukung popularitas versi film yang dibintangi Ryan O'Neal dan Ali MacGraw. Hingga kini Love Story telah diterjemahkan ke dalam lebih dari 20 bahasa. 

Tidak membutuhkan banyak waktu untuk menamatkan novel ini. Pertama, tentu saja karena jumlah halamannya yang cuma sedikit. Kedua dan yang terutama adalah karena novel ini ditulis secara lugas dan tidak bertele-tele. Erich Segal -yang kemudian terbukti juga pada novel-novel yang ia tulis setelah Love Story- bukanlah pengarang yang suka menghambur kalimat berbunga sehingga membuat cerita berlarat-larat. Namun, dalam kesimpelannya, tidak berarti cerita yang ditulisnya mengecewakan. Dalam durasi yang singkat, Erich Segal tetap bisa membangun karakterisasi dua tokoh utamanya - Oliver dan Jenny- dengan baik. 

Meskipun Jenny mengidap leukemia dan kenyataan ini menggetirkan hati Oliver, Erich Segal tidak memilih cara bercengeng-cengeng ataupun memelas-melas hati pembaca dalam menggelontor gagasannya. Tanpa repetisi kalimat-kalimat penuh duka lara, Erich Segal tetap mampu menciptakan kesedihan yang menggigit dalam hati pembaca. Optimisme Jenny membuat kesedihan ini lebih terarah pada Oliver.

"Apa yang dapat kita ceritakan mengenai gadis dua puluh lima tahun yang telah tiada? Bahwa ia cantik. Dan cemerlang. Bahwa ia mencintai Mozart dan Bach. Dan Beatles. Dan aku." Demikian kalimat pembuka yang digunakan Erich Segal (hlm. 7). Kalimat ini kontan memberi tahu pembaca bahwa kisah dalam novel ini adalah kilas balik dan gadis yang dimaksud yaitu Jenny telah meninggal dunia. Sehingga membaca buku ini kita benar-benar mengikuti cerita dengan arah yang sudah jelas. 

Cinta sejati tidak selalu datang dalam hidup kita. Tapi ketika ia datang kemudian pergi dari kita, sangat sulit mendapatkan gantinya. Sekuel yang diterbitkan tujuh tahun setelah Love Story  yang diberi judul Oliver's Story (1977) akan semakin menegaskan hal ini. 

Bagi saya Love Story telah menjadi karya klasik. Kendati sudah membaca novel ini berulangkali, Love Story tetap memberikan dampak yang sama seperti waktu pertama kali membacanya.





Ryan O'Neal (Oliver) dan Ali MacGraw (Jenny)



Catatan:
Tulisan ini dibuat untuk menyambut penerbitan kembali novel
Love Story pada Juni 2012. Novel ini pertama kali diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama Januari 1995 (160 hlm).

3 comments:

Risma said... Reply Comment

Kyaaaaaa! Aku suka bc buku ini. Btw, minta spoilernya Oliver's Story dooong,,, jujur aku gak rela Oliver kawin lagi.... Trus pas Jenny bilang supaya Oliver hidup bahagia, wahhh aku gak habis pikirr *sepertinya egoismeku tinggi - hadehh

Jody said... Reply Comment

Oliver memang hampir kawin lagi, tapi batal.. dia memang gak bisa melupakan Jenny :)

Prayogo said... Reply Comment

hi...hi... .Oliver menika lare pundi. Alamatipun menapa taksih celak Depot ingkang sadean kepiting sanding Stasiun Sidoarjo?

Post a Comment

Recommended Post Slide Out For Blogger
 

Blog Template by Blogger.com

Author: Jody Setiawan