04 July 2012

Negeri Neri

Judul Buku: Negeri Neri
Pengarang: Sari Safitri Mohan
Tebal: 288 hlm; 13,5 x 20 cm
Cetakan: 1, Mei 2012
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama




Tidak ada orang yang suka aibnya diungkapkan di hadapan publik. Inilah yang secara eksplisit digambarkan dalam novel Negeri Neri karya Sari Safitri Mohan.

Semenjak kematian ayahnya di sebuah proyek tambang, Flora yang masih remaja berubah murung. Selama berminggu-minggu dililit kesedihan, ibunya menyarankan untuk menuliskan seluruh perasaannya dalam sebuah buku harian. Ibunya yakin menulis bisa membuat Flora menjauhkan diri dari kesedihan dan memahami dirinya sendiri.

'Negeri Neri' adalah judul cerita yang ditulis Flora untuk buletin sekolah. Sebenarnya cerita ini bukanlah karya Flora. Ia hanya memindahkan apa yang diceritakan Mala, adiknya, ke dalam bentuk tulisan. Mala yang baru berumur enam tahun pun bukanlah penggagas cerita ini karena dia hanya mendengar dari Ibu Bunga, perempuan yang tinggal dalam hutan di belakang rumah.

Cerita dalam 'Negeri Neri' dimulai ketika seorang gadis bernama Elin Araina bertemu dengan Aria Hafiz, dan mereka saling jatuh cinta. Hubungan mereka berkembang menjadi rumit setelah Elin hamil dan keluarga Aria tidak bisa menolerir skandal.

'Negeri Neri' dimuat secara bersambung di buletin sekolah yang dikelola di bawah pimpinan Rio Haris, cowok ganteng idola para gadis SMA Negeri 1 Sanggara. Keberhasilan Flora mengemas cerita yang mengundang penasaran membuat hubungan mereka yang sebelumnya dingin pelan-pelan menghangat. Meskipun tidak bisa dicegah, kedekatan mereka menerbitkan kemarahan dalam diri salah satu teman Flora.

Rupanya, cerita dalam 'Negeri Neri' bukanlah fiktif, melainkan kisah nyata yang terjadi dua puluh lima tahun sebelumnya. Ada beberapa tokoh dalam 'Negeri Neri' masih hidup dan salah satunya dikenal sebagai tokoh penting di Sanggara. Pihak yang dirongrong oleh tulisan Flora ini menuntutnya untuk menghentikan ceritanya. Namun kendati nyawanya terancam Flora tidak ingin memangkas kebenaran dalam ceritanya. Akibatnya fatal, Flora diculik kemudian seseorang mengaku telah membunuhnya.

Ditulis tanpa berbelit-belit dengan bahasa yang gampang dicerna, novel Negeri Neri cukup sedap dibaca. Kisah di dalamnya pun lumayan menarik. Setelah bagian prolog memang novel ini menciptakan kebimbangan. Untuk siapa novel ini ditulis? Anak-anak atau remaja? Kehadiran karakter sentral yang adalah seorang gadis remaja ditambah interaksinya dengan teman-teman sekolah serta kecemburuan dan persaingan yang ditimbulkan oleh seorang cowok ganteng menegaskan kalau Negeri Neri adalah novel untuk remaja. Hanya saja, konflik yang diangkat di dalamnya tidak membuat novel ini  terjebak menjadi basi seperti kebanyakan novel remaja yang semata-mata membincang cinta.

Penyajian yang lancar tidak membuat novel ini steril dari keraguan. Meskipun Mala bukanlah anak-anak biasa, kisah yang ia dengar dari Ibu Bunga kemudian diceritakannya kembali kepada Flora terasa tidak pas bagi anak-anak. Seksualitas yang muncul dalam hubungan Elin dan Aria memang tidak diumbar secara vulgar, tapi rasanya tidak cocok jika ditransformasikan melalui anak berumur enam tahun. Sekalipun lewat Flora penulis menyatakan bahwa saat menceritakannya, Mala seperti bukan Mala dan kelihatannya Mala tidak tahu apa yang sedang ia ceritakan (hlm. 189). Pada gilirannya, kehadiran kisah ini di buletin anak SMA terasa tidak pada tempatnya.

Keraguan lain muncul dalam karakterisasi Mala sebagai anak-anak dengan keanehan yang tidak begitu terjelaskan. Apa kira-kira yang menyebabkan Mala memiliki kemampuan spesial? Latar belakang yang memadai bagi keanehan Mala akan membuat novel ini lebih meyakinkan pembaca.

Ada bagian kecil yang menimbulkan pertanyaan sehubungan dengan sumber cerita Mala. Di halaman 188, penulis menyatakan lewat percakapan Flora dan Rio bahwa sumber cerita Mala hanya diketahui oleh Flora, Rio, Anggi, Frans, dan Mala sendiri. Tiba di halaman 242, penulis menghilangkan nama Anggi dan Frans. Sebenarnya, sedikit saja penyuntingan akan membuat inkonsistensi ini bisa dihilangkan.

Mendekati bagian pamungkas, penulis juga melahirkan keraguan dalam hal penggunaan Kota Manado sebagai seting. Ia menyebutkan Desa Douw, sebuah tempat terpencil di utara Kota Manado yang berjarak sembilan jam perjalanan dengan mobil dari Kota Manado. Sepertinya, penulis tidak mengenal dengan baik letak geografis Kota Manado.

Sanggara sebagai seting utama dalam novel ini membuat penasaran. Menyimak perjalanan dari Tanjung Manai menuju Manado pada halaman 274, saya bisa menduga-duga di mana letak Sanggara yang dimaksud penulis. Tapi apakah tempat itu memang ada atau hanya sekadar imajinasi penulis?

Tidak ada orang yang suka aibnya diungkapkan di hadapan publik. Tapi jika aib itu berhubungan dengan kebenaran yang disembunyikan, mau tidak mau meskipun mendapat tantangan keras, tetap harus diungkapkan. Apalagi jika pengungkapan itu menghadirkan keadilan bagi pihak yang dirugikan. Pesan inilah yang membuat Negeri Neri berbeda dengan novel-novel remaja lain yang banyak beredar di Indonesia.

 

0 comments:

Post a Comment

Recommended Post Slide Out For Blogger
 

Blog Template by Blogger.com

Author: Jody Setiawan