09 December 2012

Silang Hati


Judul Buku: Silang Hati
Penulis: Sanie B. Kuncoro & Widyawati Oktavia
Tebal: viii + 324 hlm; 13 x 19 cm
Cetakan: 1, 2012
Penerbit: GagasMedia 



Seorang lelaki kerap diombang-ambingkan dilema. Cinta masa lalu ataukah cinta masa kini? Keraguan datang, terkadang sulit menentukan pilihan, padahal cinta menuntut ketegasan. Kedua lelaki muda dalam Gagas Duet bertajuk Silang Hati sama-sama diperhadapkan dengan dilema untuk menetapkan gadis yang akan menjadi cinta masa kini mereka.

Lelaki pertama bernama Rajesh, karakter utama dalam novela bertajuk Senandung Hujan karya Sanie B. Kuncoro. Rajesh patah hati karena Magnolia atau Magni, kekasihnya, berpaling kepada pria lain. Rajesh belum sempat memikirkan pengganti Magni, ketika di sebuah hari berhujan, ia bertemu Lotus. Gadis tertutup itu tidak berhenti mengusik pikiran Rajesh, sampai mereka dipertemukan kembali dalam kegiatan pendidikan dasar pengenalan alam. Rajesh mulai berpikir mendapatkan pengganti Magni. Tapi tidak mudah baginya melakukan pendekatan, lantaran Magni secara tiba-tiba datang dan sempat membuat hatinya terbelah. Magnikah, cinta masa lalunya, atau Lotus, yang akan menjadi cinta masa kininya? Sementara jauh di dalam hati Lotus, ia masih menyimpan luka yang belum kunjung sembuh.

Lelaki kedua bernama Aria Smarapradhipa. Setelah disebut-sebut dalam Senandung Hujan, ia muncul dalam Persimpangan karya Widyawati Oktavia. Aria, sahabat Rajesh, adalah pemuda yang dicintai gadis bernama Rubina. Demi mendekatkan dirinya dengan Aria, Rubina memutuskan ikut pendakian Ciremai bersama pemuda itu. Kedekatan yang tercipta antara mereka selama perjalanan pendakian membuat Rubina semakin berharap pada Aria. Tapi, sebelum mencapai puncak Ciremai, Rubina mengetahui kalau Aria tidak sendirian lagi. Rubina patah hati. Harapannya untuk menjadi kekasih Aria kandas. Apakah ia harus mematikan cintanya? Sementara jauh di dalam hati Aria, ia merasakan keterbelahan. Siapakah gadis yang seharusnya memenangkan hatinya? Rubinakah atau Hana? Sebagaimana Rajesh, Aria pun dituntut mengambil keputusan untuk meraih cinta.

Sejujurnya, kedua novela yang tergabung dalam Silang Hati ini hanya merupakan repetisi dari banyak kisah generik yang pernah ditulis berbagai penulis. Tapi apa mau dikata? Ruang gerak bagi kisah-kisah romantis memang terbatas. Untunglah kedua penulis ini mampu menyajikan kisah yang cukup sedap dinikmati. Cara pengungkapan yang indah, penuh perasaan, dan menghanyutkan tak urung akan memunculkan keharuan dalam hati. Betapa terkadang cinta menjadi demikian rumit karena ulah para pecinta itu sendiri. Sekalipun pecintanya seperti Rubina yang menganggap: "... cinta bukanlah sesuatu yang rumit, hanya sesuatu yang membuatmu tenang -membuatmu nyaman. Dan, yang terpenting, membuatmu tak hilang harapan." (hlm. 200).

Dibandingkan dengan Senandung Hujan, Persimpangan sedikit lebih rumit dan berbelit. Membaca novela ini serasa menonton sinetron yang kisahnya semestinya sudah ditamatkan tapi masih dilanjutkan beberapa menit karena jam tayang masih cukup. Terkesan bertele-tele dengan sengaja menampilkan kekerasan hati Rubina. Tapi syukurlah, masih mempertahankan sentuhannya yang manis.

Untuk kisah-kisah semacam Senandung Hujan dan Persimpangan, kita tidak perlu tergesa-gesa mencapai ending. Semenjak mulai membaca setiap kisah ini, kita dengan mudah sudah bisa meraba kemana kisah akan dibawa dan berakhir. Oleh karena itu, bacalah dengan perlahan dan tenang sambil meresapi supaya kita bisa merasakan keindahan kedua kisah ini. Ketika kedinginan hutan yang basah berpindah ke dalam kehangatan dapur yang dijejali aroma cokelat dan kayu manis, kita akan bisa merasakan manisnya cinta.


0 comments:

Post a Comment

Recommended Post Slide Out For Blogger
 

Blog Template by Blogger.com

Author: Jody Setiawan