30 April 2013

Envy

 
Judul Buku: Envy
Pengarang: Sandra Brown (2001)
Penerjemah: Amelia Listiani
Tebal: 648 hlm; 18 cm
Cetakan: 1, Desember 2004
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama





Maris Matherly-Reed menemukan dua belas halaman prolog dari sebuah novel yang diberi judul Envy di tumpukan naskah yang terabaikan. Pengirimnya adalah seorang berinisial P.M.E. yang secara sengaja menyembunyikan identitasnya. Naskah itu sukses memikat Maris dan memprovokasinya untuk kembali menekuni pekerjaan lamanya sebagai editor di perusahaan penerbitan milik ayahnya. Saking terpikatnya, Maris merasa perlu bertemu sang pengarang untuk membicarakan kelanjutan kisahnya. Maka, ia pun mendatangi Pulau St. Anne, Geogia, tempat di mana naskah itu berasal. 

Ternyata sang pengarang adalah Parker Evans. Ia adalah seorang lelaki bertabiat kasar yang menyimpan banyak kosa kata mesum. Ia tidak segan bertindak keji sehingga menjadi sangat menyebalkan meski ia cacat dan duduk di kursi roda. Bagi Maris, Parker adalah manusia paling kompleks yang pernah ditemuinya. Sangat pemarah, tapi juga sangat berbakat. Tidak tampan tapi memiliki daya tarik binatang. Parker adalah kejantanan. Kejantanan di mana mundur adalah jarak paling aman bagi wanita yang sudah menikah (hlm. 278).

Maris memang sudah menikah dengan Noah Reed, laki-laki yang dikenalnya berkat novel bestseller –dan satu-satunya yang pernah laki-laki itu tulis, The Vanquished. Ia jatuh cinta pada Noah sebelum bertemu gara-gara novel itu. Setelah Noah bekerja di Penerbit Matherly dan berbagi kepemimpinan dengan ayah Maris, Daniel Matherly, cinta Maris mewujud dalam pernikahan mereka. Maris mendambakan bisa memiliki anak-anak dari Noah, tapi ia tidak pernah tahu, semenjak mereka menikah, Noah telah memutuskan tidak akan memberi Maris seorang anak pun. Maris juga tidak tahu kalau Noah berselingkuh di balik punggungnya dengan Nadia Schuller, kolomnis dan kritikus buku terkenal, dan sedang menjalankan sebuah rencana busuk. 

Sesungguhnya, Parker Evans sengaja mengirimkan naskahnya untuk menarik perhatian Maris. Tindakan ini merupakan bagian dari sebuah plot pembalasan dendam yang telah berumur lebih dari empat belas tahun. Dan boleh dibilang, Parker berhasil. Maris muncul di kediamannya dan Parker siap memanfaatkan daya tariknya untuk menyeret Maris ke dalam petualangan seksual yang memabukkan. 

Berhasilkah Parker mendapatkan hati Maris? Sudah bisa dipastikan sejak Maris memutuskan meninggalkan New York dan pergi ke Pulau St. Anne. Tapi apakah keberhasilan ini membuat plot yang dirancang Parker berakhir di sini? Oh, tentu saja, belum. Karena bagaimanapun, membuat Maris lumer dan bersedia ditiduri, hanya salah satu bagian dari plot pembalasan dendam yang telah dirancang Parker.

Lambat laun, seiring perguliran plot, kita bisa memahami apa yang melatarbelakangi tindakan Parker. Kisah di dalam novelnya yang berjudul Envy berperan dalam memperbesar pemahaman kita. Ternyata, Parker adalah produk dari tindakan kriminal yang terjadi bertahun-tahun silam, dalam sebuah peristiwa mengenaskan yang telah mengubah seorang pemuda bermasa depan cerah menjadi lelaki penuh luka. Tidak ada terapi yang lebih mujarab untuk memulihkan luka-luka itu selain pembalasan dendam.

Sesuai judulnya - Envy, fondasi konflik dalam novel ini adalah iri hati. Persis seperti apa yang dikatakan laki-laki muda di bagian akhir dari prolog novel Envy karya Parker Evans. “Iri,” katanya parau. “Semua ini karena itu. Iri hati.” (hlm. 23). Iri hati membuat seorang mampu berbuat keji untuk menghancurkan orang lain, bahkan, orang terdekat dengannya. Iri hati menetaskan dendam kesumat secara berulang dan berdampak mengerikan. 

Seperti sudah menjadi ciri khasnya, dalam novel ini Sandra Brown memadukan suspense dan erotisisme. Sandra Brown memang paling bisa mengemasnya dengan memanfaatkan karakter-karakter yang mempesona dan plot berpilin yang menyimpan kejutan demi kejutan di setiap tikungannya. Sehingga, kendati cukup tebal, novel ini sangat provokatif untuk ditamatkan dengan segera. Menegangkan dan seksi. 

Cara bertutur Sandra Brown dalam novel ini kerap membuat kaget. Ia tidak berbunga-bunga dalam merangkai kalimat. Blakblakan, seksis, dan tidak pantang menggunakan kata-kata mesum. Bukan bacaan yang cocok untuk pembaca kisah-kisah romansa yang mengalir gemulai bergelimang narasi cantik.

Melalui novel ini, Sandra Brown memperkenalkan dunia yang membesarkan namanya. Dunia penerbitan, buku, dan pengarang. Di sini kita bisa mengetahui proses penerbitan sebuah buku, pekerjaan seorang editor, dan proses penulisan yang dilakoni seorang pengarang. Proses penulisan mendapatkan porsi terbesar karena interaksi yang terjadi di antara Maris dan Parker adalah interaksi editor dan pengarang. Pengarang yang baik akan bersikap terbuka terhadap masukan-masukan yang diberikan seorang editor. 

Meskipun menyebut buku-buku karya pengarang misterius Mackensie Roone, hanya ada dua buku yang berperan penting dalam novel ini. Kedua buku itu adalah The Vanquished karya Noah Reed dan Envy yang sedang ditulis Parker Evans. Sejauhmana peranan kedua buku itu dalam konflik yang mengikat seluruh kisah yang ada, hanya akan diketahui oleh yang sudah membaca novel karya Sandra Brown ini. 




Tentang Pengarang:

Sandra Lynn Brown, kelahiran 1948, memulai kariernya pada tahun 1981 sebagai penulis novel romantis dengan pseudonim Rachel Ryan. Pada awal kariernya, ia juga menggunakan pseudonim lain yaitu Laura Jordan dan Erin St. Claire. Ia telah menerbitkan puluhan novel yang masuk dalam daftar buku laris New York Times. 



Catatan: Novel ini dibaca dalam rangka Baca Bareng BBI April 2013 untuk buku tentang buku, untuk merayakan ulang tahun BBI.



2 comments:

astrid said... Reply Comment

Sandra Brown ini kayaknya udah banyaaaak banget novelnya ya.. aku belum pernah baca malahan, sepertinya seru..penasaran sama ending buku ini ;p

Jody said... Reply Comment

Betul, udah banyak sekali, tapi aku cuma baca satu dua. Ia mengawali karier dgn menulis novel2 Harlequin, dan tentu saja, aku ga baca novel2 itu :)

Post a Comment

Recommended Post Slide Out For Blogger
 

Blog Template by Blogger.com

Author: Jody Setiawan