Judul Buku: Eona
Pengarang: Alison Goodman (2011)
Penerjemah: Putra Nugroho
Cetakan: 1, Juli 2012
Tebal:655 halaman
Penerbit: Noura Books
Setelah lima ratus tahun menghilang, Naga Kembar muncul kembali dan memilih Punggawa Naganya. Karena Naga Kembar adalah naga betina maka Punggawa Naga Kembar adalah seorang perempuan. Eona, gadis remaja yang hidupnya dibentuk sebagai laki-laki, terpilih sebagai Punggawa Naga Kembar pada saat pemilihan Punggawa Naga Tikus. Sehingga pada saat bersamaan ada dua Punggawa Naga yang bangkit, yaitu Punggawa Naga Tikus dan Naga Kembar.
Di bagian akhir Eon, buku pertama dari dwilogi Punggawa Naga karya Alison Goodman, High Lord Sethon melakukan kudeta berdarah dibantu Lord Ido, Punggawa Naga Tikus. Kudeta ini menewaskan banyak orang termasuk keluarga kerajaan dan sepuluh Punggawa Naga beserta dengan murid mereka. Eona meninggalkan ibu kota Kerajaan Kayangan yang telah dikuasai pasukan High Lord Sethon bersama Ryko, Pria Bayangan yang adalah anggota pengawal elit kerajaan, dan Dela, contraire -pria yang berperilaku dan berpenampilan sebagai wanita, yang mencintai Ryko.
Menyadari tanpa Punggawa Naga Kembar, Pangeran Kygo -putra mahkota yang lolos dari pembunuhan- tidak bisa merebut istana dan takhta kerajaan, ketiganya mencari sang pangeran untuk bergabung. Satu hal penting yang mereka sadari setelah bertemu sang pewaris takhta Kerajaan Kayangan adalah Eona belum cukup terlatih sebagai Punggawa Naga Kembar. Ia masih perlu digembleng supaya bisa mengendalikan para naga. Saat ia memanggil Naga Kembar, kesepuluh naga yang kehilangan Punggawa-nya menerjang untuk mencabik-cabiknya. Tidak ada yang bisa melatih Eona kecuali Lord Ido yang dipenjarakan oleh High Lord Sethon karena dianggap pengkhianat.
Meskipun pada akhirnya bersepakat melatih Eona, Lord Ido tidak pernah mengesampingkan ambisinya. Jalinan Mutiara, senjata yang diyakininya akan terbentuk oleh perpaduan kekuatan dua Punggawa Naga yang tersisa dan manuskrip hitam yang dibawa lari Dillon, muridnya. Inilah yang diinginkan Lord Ido untuk mencapai kejayaan bersama Punggawa Naga Kembar yang menjerat hatinya.
Lalu, seiring dengan perjalanan menyatukan kekuatan untuk melawan High Lord Sethon, secara bertahap, manuskrip merah yang ditekuni Dela mulai mengungkapkan misteri seputar sejarah kerajaan dan Punggawa Naga. Lima ratus tahun sebelumnya, pernah terjadi sebuah kisah cinta segitiga di kalangan orang terpandang Kerajaan Kayangan. Kisah cinta itu berakhir sebagai pengkhianatan terhadap kaisar Kerajaan Kayangan. Kinra, leluhur Eona yang terseret cinta segitiga itu, dihukum mati karena berusaha merampas Mutiara Kerajaan yang dijahit di bagian cekung di antara tulang selangka kaisar pada waktu itu. Bersamaan dengan terkuaknya kenyataan itu, Eona menemukan dirinya dilanda gelombang kehendak yang sama: mengambil Mutiara Kerajaan dari Pangeran Kygo.
Pertanyaan yang muncul adalah mengapa Kinra dan Eona menghendaki Mutiara Kerajaan? Apa kaitannya dengan eksistensi mereka sebagai Punggawa Naga Kembar? Pertanyaan-pertanyaan ini berhubungan dengan penggenapan takdir yang tertunda demi penegakan rezim Kerajaan Kayangan. Dan setelah lima ratus tahun berlalu semenjak menghilangnya Naga Kembar, saatnya telah tiba, Jalinan Mutiara harus terbentuk. Menjadi sebuah kewajiban bagi Eona untuk melapangkan penuntasan takdir para naga dan membidani reformasi Kerajaaan Kayangan yang membangun eksistensinya dari kekuatan magis Lingkaran Dua Belas Naga.
Sebagaimana pendahulunya, Eona tergolong novel yang sangat memuaskan. Memang pada bagian-bagian awal perguliran kisahnya cukup lambat. Goodman tidak tergesa-gesa untuk meruncingkan plotnya. Bisa dimaklumi mengingat Eona dan kawan-kawan hendak menghadapi lawan yang tangguh. Mereka perlu menyatukan kekuatan untuk bisa melawan High Lord Sethon, dan hal ini membutuhkan cukup banyak waktu -dan tentu saja, halaman. Saat Goodman memutuskan menampilkan pengkhianat di kubu Pangeran Kygo, ia seolah-olah sedang menabuh genderang untuk membuat kita bersiaga, bahwa ketegangan dan pengungkapan seluruh misteri akan segera kita hadapi. Saat novel ini mencapai bagian pamungkas, kita akan mendapatkan bagian paling indah dan mengesankan yang membuat novel ini menjadi penutup yang sempurna bagi dwilogi Punggawa Naga.
Peran Eona dalam novel ini kian menunjukkan bahwa perempuan bisa bersanding setara dengan laki-laki. Perempuan bisa memegang peran penting dalam dunia politik yang rumit dan busuk. Bahkan sebagai penghargaan bagi Eona, Pangeran Kygo memilihnya menjadi naiso, jabatan penting bagi keberlangsungan kekuasaan seorang kaisar. Posisi ini membuat kedudukan Eona menjadi sejajar dengan Pangeran Kygo.
Dikitari para lelaki yang masih muda, menarik, dan gagah, Eona tidak bisa menampik kekaguman Lord Ido maupun Pangeran Kygo. Maka tak pelak lagi, meskipun tidak disampaikan cukup gamblang, ada cinta segitiga yang diam-diam bersemi. Pangeran Kygo dan Lord Ido sama-sama terjerat pesona Eona, dengan cara yang berbeda. Apa yang berkembang di antara mereka bagaikan pengulangan kisah yang terjadi lima ratus tahun sebelumnya. Tapi tidak seperti yang dialami Kinra, Eona akan memiliki akhir yang berbeda. Nah, siapakah lelaki yang dipilih Goodman untuk menjadi pasangan Eona?
Mungkin ada yang akan bertanya-tanya. Bagaimana akhir kisah cinta Dela dan Ryko? Apakah Ryko yang adalah Pria Bayangan atau kasim bisa bersanding dengan Dela yang adalah contraire alias waria? Anda harus membaca novel ini untuk mengetahui jawabannya.
0 comments:
Post a Comment