Judul Buku: Rhapsody
Pengarang: Mahir Pradana
Penyunting: Ayuning
Tebal: viii + 322 hlm; 13 x 19 cm
Cetakan: 1, 2013
Penerbit: GagasMedia
Setiap cerita memiliki sebuah event yang menjadi penyebab utama cerita itu
berlangsung. Sebuah main cause. Tanpa
event tertentu itu, bisa jadi
keseluruhan cerita tidak akan berlangsung. Seperti halnya suatu materi
pelajaran statistik, terdapat dua variabel. Variabel independen dan variabel
dependen. Suatu perubahan dramatis yang terjadi pada variabel independen akan
mengubah kondisi pada variabel dependen.
Dalam cerita hidupku, siapa yang menduga bahwa major
cause atau variabel independennya adalah
apa yang terjadi di Berlin, dua tahun lalu.
Pada malam sebelum aku bertemu dengan Agatha Carrion dan
membantunya mengangkat lemari temuannya (hlm. 196-197).
Ada dua kisah utama di dalam novel Rhapsody karya Mahir Pradana. Pertama, kisah
mengenai Makassar Paradise, youth hostel
yang dikelola oleh Abdul Latif Said atau Al. Sedangkan yang kedua, kisah cinta Al
dengan dua perempuan yang pernah singgah dalam kehidupannya. Titik singgung
kedua kisah itu terjadi di Berlin, Jerman.
Makassar Paradise terletak di pesisir
Pantai Losari. Awalnya merupakan hotel melati yang dikelola oleh orangtua Al.
Setelah usaha tersebut kandas dan orangtuanya meninggal, Al yang adalah lulusan
sekolah perhotelan di Swiss, memutuskan mengubah hotel melati itu menjadi
hostel. Sebagai pecinta traveling, Al
telah berkelana ke beberapa negara Eropa, dan selalu dengan anggaran terbatas.
Hostel telah menyelamatkannya, dan itulah sebabnya muncul keinginan untuk
membuka hostel sendiri.
Makassar Paradise adalah bangunan
berlantai empat dan memiliki enam belas
kamar, yang masing-masing berukuran lima kali lima meter. Lantai satu
terbagi atas lobi resepsionis dan social
room, sedangkan lantai dua, tiga, dan empat dijadikan kamar, setiap lantai memiliki empat
kamar (sehingga jumlah kamar seharusnya dua
belas, bukan enam belas). Masing-masing kamar diisi oleh empat bunk bed atau tempat tidur susun dan
bisa menampung total tamu 108 orang dalam satu malam (hlm. 14).
Membuka usaha hostel tidak semudah yang
dibayangkan Al. Selama tiga bulan sejak dibuka, tidak banyak pelancong yang
mampir di Makassar Paradise. Usaha itu baru berkembang, bahkan kemudian go international, ketika Miguel Luis
Carrion Martinez muncul di hostel itu.
Miguel datang dari Madrid, Spanyol,
untuk bertemu Al. Ia adalah putra dari Agatha Carrion, perempuan yang pernah ditolong
Al di Berlin, Jerman, dua tahun sebelumnya. Miguel tergerak membantu Al karena
berpikir sedang menjalankan konsep banco
de favores atau bank budi yang dipopulerkan oleh pengarang terkenal Paul
Coelho. Ia bahkan memutuskan menetap di Makassar.
Saat bertemu Agatha Carrion secara
tidak sengaja, Al baru patah hati. Nadia Puspita, kekasihnya yang kuliah di
Berlin, memiliki laki-laki lain dalam hidupnya. Al sangat terpukul lantaran
kenyataan ini baru terungkap setelah mereka berdua traveling keliling Eropa. Luntang-lantung di Berlin, ia bertemu
dengan Agatha Carrion yang membutuhkan pertolongannya. Agatha berasal dari
Spanyol dan pindah ke Berlin setelah bercerai dengan suaminya.
Masih belum bisa melupakan Nadia, Al
membuka hostel Makassar Paradise. Kenangan bersama Nadia selalu menghampirinya,
hingga Sari Desiana, teman sewaktu SMP, muncul di hostelnya untuk menginap
selama berada di Makassar. Mereka pernah berpacaran tapi berpisah karena ayah
Sari dipindahtugaskan. Mereka menjalani long
distance relationship yang hanya bertahan empat bulan. Enam tahun setelah
perpisahan mereka, Sari muncul lagi dan membangkitkan kembali cinta yang telah
lama terkubur. Sari berhenti dari pekerjaaanya dan memutuskan mengadakan traveling. Ia berniat mewujudkan salah
satu bucket list-nya, yaitu pergi ke
Selayar dan mencoba diving.
Harapan Al melambung, dan sempat merasa
cemburu pada Miguel tatkala laki-laki Spanyol itu menemani Sari pergi ke
Selayar. Tapi ketika ia menyatakan cintanya pada gadis itu, Sari menolak. Sari
beralasan belum siap menjalani LDR dan tidak mau pacaran dengan seseorang yang
belum bisa move on dari cinta
lamanya. Sekali lagi, Al patah hati.
Patah hati ditolak Sari tidak menjadi
pukulan terakhir bagi Al. Masih ada dua kenyataan pahit yang akan memukul
mundur semangatnya. Al terpaksa menghentikan operasi hostelnya, bahkan kemudian
memutuskan untuk melego peninggalan orangtuanya itu.
Apakah Makassar Paradise benar-benar tidak
bisa bangkit lagi? Benarkah nasib bisnis Al akan menjadi sama dengan cintanya
pada Sari?
Pengarang telah menyiapkan kejutan di
bagian-bagian akhir novelnya. Kejutan yang berpotensi menyelamatkan usaha Al,
hidup, dan cintanya. Seperti apa kejutan dan efek yang ditimbulkannya, tentu
saja bisa diketahui dengan membaca sendiri novel Mahir Pradana ini.
Selain Al, Miguel, Nadia, dan Sari,
dalam novel ini kita akan menemukan karakter-karakter pendamping yang cukup
memeriahkan novel. Sebut saja Bebi, waria bernama asli Bambang yang sebelum membantu
Al di Makassar Paradise bekerja di salon milik Siska. Bebi adalah pemakai
Okkots –gaya bahasa Makassar seperti menyebut ikan sebagai ikang dan ujung menjadi ujun- yang sulit disembuhkan. Ditambah status kewariaannya, Bebi
akan meramaikan setiap perbincangan yang melibatkan dirinya. Siska yang bernama
asli Siti Zulaikha adalah kakak perempuan Al. Ia sempat menikah dengan seorang
laki-laki Australia. Setelah pernikahannya karam, Siska kembali ke Makassar dan
membuka salon. Tanpa diketahui adik laki-lakinya, Siska diam-diam menjalin
hubungan dengan seorang laki-laki berstatus duda yang mencintainya dan siap
membuktikan cintanya. Selain Bebi, Al juga mempekerjakan Simon Raharjo,
mahasiswa sok imut yang mengisi posisi tour
guide. Simon bertugas memandu para pelancong mengunjungi lokasi-lokasi
bersejarah di Makassar. Setiap berbicara, Simon membahasakan dirinya sebagai
‘Simon’ bukan ‘aku’ atau ‘saya’.
Kisah digulirkan dalam alur gabungan,
alur maju yang sesekali disela dengan kilas balik. Kilas balik, khususnya,
terjadi ketika Al mengenang kembali perjalanan traveling-nya di Eropa bersama Nadia dan cintanya pada perempuan
itu yang berakhir patah hati. Dan tentu saja, pertemuannya dengan ibu Miguel.
Berlin, Madrid, Kopenhagen, Paris, adalah kota tempat kenangan-kenangan Al
kembali.
Sebenarnya, setiap kisah yang
disampaikan Mahir Pradana telah disimpulkan dalam setiap Lesson of Life yang disematkannya sebanyak 11 kali.
1.
Do your best to hang on to your dream!
2.
Strangers are just families you haven't met.
3.
Dream needs to be decorated.
4.
Do not look for an exit strategy! You better try to find a commitment strategy.
5. Love is not an easy thing. Be prepared!
6.
Everybody loves a joker, but nobody
likes a fool.
7.
Every dream has a deadline. Then a good
dreamer must ignore the deadline.
8.
There will always be trouble that makes you so angry that you want to burn the
world down. But if the world is burned, where will you live?
9.
Miracle can happen twice if you don't stop believing in it.
10.
The world is a compilation of dreams
that have come true.
11.
The most wonderful moments in life is when our dreams finally come true.
Selain memberikan kisah yang cukup
menarik disimak, dengan novel ini Mahir tampaknya bertujuan untuk lebih
memperkenalkan Makassar kepada orang-orang di luar Makassar. Ia mencoba merayu
pembaca untuk menjadikan Kota Anging Mamiri itu sebagai tujuan wisata. Tidak
heran ia menyebutkan tempat-tempat tujuan wisata seperti Fort Rotterdam,
Lapangan Karebosi, Monumen Mandala, Pantai Losari, Pulau Selayar, Toraja, Pulau
Kayangan, Pulau Samalona, Tanjung Bira, museum kota dan gedung Societeit de
Harmonie, Jalan Somba Opu dengan toko suvenirnya, Masjid Raya Makassar. Ia pun
tidak lupa mengingatkan pembaca mengenai warisan budaya seperti Il la Galigo, salah
satu literatur tertua di dunia yang berasal dari Sulawesi Selatan, kisah epik
yang memaparkan kehidupan dewa dan manusia menurut budaya Bugis. Kekurangannya
mungkin terletak pada sedikitnya makanan khas Makassar yang ditampilkannya.
Dibanding novel perdananya, Here, After (2010), Rhapsody memang masih kalah menarik. Meskipun demikian, novel ini
tetap enak dibaca dan terasa menghibur. Keberadaan Bebi yang waria dan Simon
yang sok imut tak ayal akan membuat kita tersenyum-senyum selama membaca.
2 comments:
lama banget nggak baca resensi mas Jody, seperti biasa resensinya lengkap dan jelas :)
@Peri Hutan:
Terima kasih Sulis. Aku malah sering nengok blog Sulis setiap kali di-update :)
Post a Comment