Judul Buku: The Silence of the
Lambs
Penulis: Thomas Harris (1988)
Penerjemah: Hendarto Setiadi
Tebal: 480 hlm; 20 cm
Cetakan: 2, November 2012
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Clarice Starling yang sedang mengikuti pelatihan untuk menjadi agen FBI di Quantico, Virginia, ditugaskan Jack Crawford, kepala seksi Ilmu Perilaku FBI yang menangani pembunuhan berantai, untuk mendatangi Dr. Hannibal Lecter. Hannibal Lecter, pembunuh serial yang dikenal sebagai Hannibal the Cannibal, sedang ditahan di Baltimore State Hospital for the Criminally Insane. Ia adalah salah satu pembunuh berantai yang menolak diwawancarai dan diperiksa untuk pengembangan database guna menyusun profil psikologis bagi kasus-kasus yang belum terpecahkan. Diharapkan, Starling yang adalah sarjana psikologi dan kriminologi dan merupakan siswa terbaik di FBI Academy bisa membujuk Hannibal Lecter.
Hannibal Lecter, seorang sosiopat sejati, bukanlah nama
yang asing. Diketahui, ia telah membunuh sembilan orang selama berpraktik
sebagai psikiater. Lecter juga dikenal sebagai psikiater yang kerap menulis
untuk jurnal-jurnal psikiatri tapi tidak pernah mengenai kelainan-kelainannya
sendiri. Untuk bisa bertemu dengannya dan berkomunikasi, Starling harus
mematuhi prosedur yang diterapkan agar tidak terjadi kontak fisik. Ketika
sedang berada dekat Lecter dan lengah, seorang juru rawat menjadi korban
Lecter. Diketahui bahwa pada saat membunuh, denyut nadi Lecter tidak lebih
dari delapan lima.
Saat bertemu Lecter dan berkomunikasi, perbincangan di
antara mereka menjalar ke kasus pembunuh berantai yang diketahui telah
membunuh lima korban. Si pembunuh dijuluki Buffalo Bill karena ia menguliti
semua korbannya yang bertubuh besar. Lecter tidak mau berterus terang kalau
sesungguhnya ia mengenal si pembunuh berantai. Kepada Starling ia hanya memberikan sedikit informasi. Dan untuk informasi yang diberikannya, ia
menuntut Starling memberikan informasi mengenai kehidupan pribadinya. Quid pro
quo -dalam bahasa Latin, artinya Ini untuk Itu/This for That.
Akhirnya, Starling yang sebenarnya tidak ditugaskan dalam kasus
Buffalo Bill –apalagi ia masih peserta pelatihan di FBI Academy- diajak Crawford bergabung
dalam investigasi. Ketika jatuh satu korban lagi, dari dalam tenggorokan korban
ditemukan pupa -serangga
muda yang belum berkembang sempurna di dalam chrysalis, kepompong yang
membungkusnya selama proses metamorfosis dari larva ke imago atau serangga
dewasa- dari Erebus odora yang dikenal sebagai Ngengat Black Witch. Hal ini
mengindikasikan bahwa korban dibunuh oleh seorang yang dengan sengaja
memelihara serangga daerah tropis itu. Tapi sebelum wajah sang pembunuh
berhasil disingkapkan, ia telah melakukan penculikan lagi. Kali ini korbannya
adalah putri seorang senator, Catherine Baker Martin. Dari Lecter, Starling mengetahui kalau sebenarnya si pembunuh berantai
sedang membuat baju dari kulit-kulit wanita yang dibunuhnya.
Buffalo Bill sedang menuju proses metamorfosisnya sendiri, dari pupa menjadi imago.
Sayangnya, sebelum Starling mendapatkan informasi lebih
lengkap dari Lecter, si kanibal dibawa pergi dari Baltimore ke Memphis,
Tennessee, untuk bertemu langsung dengan Senator Martin. Tapi Starling tidak
tinggal diam. Ia berupaya tetap bisa mendapatkan informasi dari Lecter dengan
pergi ke Memphis. Ketika Lecter tidak mau memberikannya lagi informasi, ia
harus berpikir keras dan melakukan investigasi sendiri berdasarkan isyarat yang
pernah diberikan Lecter. Pada akhirnya, ia akan menatap wajah sang pembunuh,
langsung berhadapan. Apesnya, ia tidak mengenal wajah si pembunuh berantai.
The Silence of the Lambs (Domba-Domba Telah Membisu)
adalah novel ketiga yang ditulis Thomas Harris dan novel kedua mengenai Hannibal Lecter. Pembunuh serial yang dalam membunuh memakan
bagian-bagian tubuh korbannya ini diperkenalkan pertama kali dalam Red Dragon
(1981). Sampai saat ini, Harris telah menerbitkan empat novel mengenai Hannibal
Lecter. Setelah The Silence of the Lambs, Hannibal Lecter dimunculkannya
kembali dalam Hannibal (1999). Menyusul Hannibal, Harris mengungkapkan asal-usul
Hannibal Lecter dalam prekuelnya, Hanibal Rising (2006).
Sebenarnya, The Silence of the Lambs adalah sebuah novel
thriller yang dibangun dari kejadian kriminal dan misteri seperti umumnya genre ini. Alurnya
tidaklah berbeda dengan kebanyakan novel thriller. Kasus dimunculkan, sang protagonis
yang akan menjadi pahlawan ditampilkan, proses rumit untuk menelanjangi wajah
si pembunuh dialirkan, dan kasus pun dituntaskan. Penggunaan perempuan sebagai
karakter protagonis utama tidak lagi istimewa karena bukanlah sesuatu yang
baru. Yang membuat novel ini lesap dalam pikiran pembaca adalah motivasi si
pembunuh berantai melakukan tindakan kriminalnya yang tidak terbayangkan.
Tidak seperti kebanyakan novel thriller, Harris merasa tidak perlu menunggu lama untuk
mengungkapkan jati diri si pembunuh berantai. Memasuki bab lima belas, pembaca
akan langsung mengetahui sosok yang dijadikan target operasi FBI ini. Ketika seiring
perguliran plot, ia akhirnya dipertemukan dengan Starling, kita akan merasakan
ketegangan yang kuat dan memuncak. Hal ini dikarenakan Starling tidak
tahu sedang berhadapan dengan sosok yang dicarinya. Tapi kita tentu saja sudah
bisa menebak hasil akhir. Starling akan bisa keluar sebagai pemenang karena ia
akan dimunculkan kembali untuk berhadapan dengan Hannibal Lecter dalam
sekuelnya, Hannibal.
Mungkin ada yang bertanya-tanya mengenai judul novel
yang dalam bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi Domba-Domba yang Membisu. Apa
kaitan judul ini dengan kasus pembunuh berantai yang dilakukan Buffalo Bill? Ketika
Starling berumur sepuluh tahun dan tinggal di peternakan bibinya di Montana, suatu malam
ia terbangun ketika mendengarkan domba-domba di peternakan itu
mengembik-embik. Ternyata domba-domba itu sedang disembelih. Starling kecil menjadi kuatir kuda
kesayangannya, Hannah, akan dipotong karena telah menjadi semakin gemuk. Saat
domba-domba itu akhirnya terdiam membisu, hal ini mengisyaratkan berakhirnya semua pembunuhan, seperti berakhirnya pembunuhan yang dilakukan Buffalo Bill.
The Silence of the Lambs memenangkan Bram Stoker
Award pada tahun 1988 dan Anthony Award pada tahun 1989. Keduanya untuk
kategori novel terbaik. Pada tahun 1991, diadaptasi ke dalam film berjudul sama
dan memenangkan lima penghargaan dalam Academy Award tahun 1991. Kelima penghargaan
itu adalah Film Terbaik, Skenario Adaptasi Terbaik untuk Ted Tally, Sutradara Terbaik
untuk Jonathan Demme, Aktor Terbaik untuk Anthony Hopkins yang berperan sebagai
Hannibal Lecter, dan Aktris Terbaik untuk Jodie Foster yang berperan sebagai
Clarice Starling. Baik novel maupun filmnya, sama-sama sukses di pasaran.
Cetakan pertama, jauh lebih sedikit typo-nya
* Posting bersama BBI Februari 2013 untuk buku-buku yang diadaptasi ke dalam film yang menjadi pemenang atau masuk nominasi Academy Award (Oscar)
0 comments:
Post a Comment