18 January 2013

Bliss


Judul Buku: Bliss
Pengarang: Kathryn Littlewood (2012)
Penerjemah: Nadia Mirzha
Tebal: 310 halaman
Cetakan: 1, November 2012
Penerbit: Noura Books (Mizan Fantasi)




Follow Your Bliss, toko roti Keluarga Bliss, telah beroperasi selama dua  puluh lima tahun di sebuah kota kecil bernama Calamity Falls. Meskipun menjajakan berbagai kue dan setiap pagi orang-orang mengantre di depan pintu, keuntungan finansial bukanlah tujuan utama berdirinya toko itu. Pasangan Bliss -Purdy dan Albert- lebih suka memanfaatkan kemampuan membuat kue untuk menyembuhkan orang. Mereka mendapatkan resep-resepnya dari Bliss Cookery Booke, buku pusaka keluarga.

Pada umur sepuluh tahun, Rosemary Bliss -anak kedua dari empat anak Keluarga Bliss- mengetahui penggunaan sihir di toko roti itu. Ia menyaksikan ibunya, Purdy, memerangkap halilintar ke dalam stoples lalu mengaduknya ke dalam semangkuk adonan. Setelah adonan itu dipanggang menjadi roti dan ditambahkan frosting, dibawa ke rumah sakit untuk memulihkan Kenny Calhoun, anak laki-laki  yang nyaris tersengat listrik.

Kenny Calhoun bukan satu-satunya yang mendapatkan pemulihan sesudah memakan kue dari Follow Your Bliss. Masih ada nama-nama seperti Mr. Rook, yang suka berjalan dalam tidut; Mr. Wadsworth yang terjebak di dasar sumur; Mrs. Rizzle, penyanyi yang suaranya menjadi serak. Berturut-turut mereka memakan Snickerdoodle Tidur Pulas, Macaroon Putih Mengembang, dan Kue Jahe Menyanyi. Dampaknya, kue-kue dari Follow Your Bliss dikenal sebagai kue-kue ajaib. Tidak mengherankan jika suatu hari Janice 'martil' Hammer, walikota Humbleton, mengunjungi Follow Your Bliss. Ia meminta bantuan pasangan Bliss untuk memberantas penyakit flu musim panas di kotanya dengan membuat Croissant Almond dan Cheesecake Labu.

Meskipun berat meninggalkan Follow Your Bliss, Purdy dan Albert setuju dengan permintaan Hammer dan pergi ke Humbleton seminggu penuh. Anak-anak mereka - Thyme, Rosemary, Sage, dan Parsley- yang akan menjaga toko sambil membantu Chip, asisten dapur Purdy. Sebuah kunci duplikat dari kamar pendingin ditinggalkan kepada Rosemary dengan harapan tidak ada yang membuka dan memindahkan  Bliss Cookery Booke yang disimpan di dalamnya.

Sejak mengetahui pengaruh sihir terhadap kue-kue ajaib yang dibuat ibunya, Rosemary telah berambisi menjadi ahli sihir dapur. Sayangnya, ia tidak diberi kesempatan untuk membuat kue-kue ajaib. Ambisinya menyala lagi begitu orangtuanya pergi dan muncul seorang perempuan cantik mengendarai sepeda motor di depan toko Bliss. Perempuan itu mengaku bernama Lily, bibi dari anak-anak Keluarga Bliss, telah menerbitkan buku masak sendiri dan mengasuh sebuah acara radio. Meskipun awalnya tidak menyukai Lily, Rosemary tidak bisa menghalau perempuan itu begitu saja dari toko Bliss. Apalagi tanpa banyak memakan waktu, Lily berhasil memikat dua anak laki-laki Keluarga Bliss; Thyme dan Sage. Lily yang berambisi mendapatkan resep-resep terbaik untuk kelak disiarkannya dalam acara televisinya, 30-Minute Magic, ternyata pintar masak. Ia mampu membuat Paella Valenciana -hidangan nasi dari Spanyol, daging domba saus yoghurt Yunani selembut mentega, dan kue tar berlapis remahan yang dipenuhi custard kuning. 

Begitu terjerat pesona Lily, Sage mulai merasa perlu dan bersikeras untuk membocorkan soal Bliss Cookery Booke kepada Lily. Rosemary yang terdesak tanpa disadarinya terusik untuk membuktikan potensi dirinya. Maka ia pun memutuskan membuka Bliss Cookery Booke, menyalin beberapa resep, dan mempraktikkannya.

Bliss Cookery Booke berisi resep-resep yang tidak ditulis secara biasa yaitu dengan bahan dasar dan instruksi pembuatannya tahap demi tahap. Resep-resep ditulis dalam bentuk kisah disertai sejarah penemuannya. Bukan hanya tepung, gula, susu, dan telur ayam yang menjadi komposisi dalam resep-resep itu. Tapi juga bahan-bahan seperti air liur gajah, telur burung cinta bertopeng, bisikan rahasia waktu dari kurcaci yang tidur abadi, angin pertama musim gugur, tangisan seorang warlock, dan napas tidur lembut seseorang yang tak pernah berbohong. Sesungguhnya, resep-resep ini akan menghasilkan berbagai kue ajaib yang berkhasiat untuk kebaikan manusia. Hanya saja, dengan mudah bisa disalahgunakan oleh pihak tak bertanggung jawab.

Eksperimen pun dimulai dengan sebuah resep bernama Muffin Labu Hijau. Muffin ini diindikasikan untuk Melarutkan Berbagai Rintangan Cinta. Itulah sebabnya Muffin Labu Hijau disebut Muffin Asmara. Sebagai target eksperimen Rose dan Thyme adalah sepasang pelanggan yang saling mencintai tapi tidak pernah mengungkapkan perasaan. Bernard Bastable, tukang perabot yang setiap pagi membeli Muffin Wortel-Dedak dan Felidia Thistle, guru Biologi Rosemary.

Resep pertama ini tidak menunjukkan efek yang diharapkan. Merasa gagal dengan Muffin Asmara, Rosemary dan Thyme melakukan eksperimen kedua, Koekjes van Waarheid atau Cookie Kebenaran. Target mereka adalah Mrs. Havegood, penjahit yang dikenal sebagai pembual besar. Setelah mendapatkan pengalaman pertama, kali ini mereka berhasil menciptakan kue dengan takaran bahan yang tepat. Tapi mereka tidak menyangka eksperimen ini mengakibatkan kekacauan yang tidak pernah terjadi dalam sejarah Calamity Falls. Mendadak semua orang bersikap jujur dan tanpa tedeng aling-aling mengecam sesama mereka. Tak pelak lagi, pertikaian tidak bisa dihindari. Rosemary pun menyadari, Muffin Asmara dan Cookie Kebenaran adalah kombinasi yang mematikan.

Ketika Rosemary dan Thyme bermaksud memperbaiki situasi dengan membuat kue ketiga dari resep Bliss Cookery Booke, kekacauan kian berekskalasi. Calamity Falls mengalami kondisi-kondisi terbalik. Sepi pada siang hari dan ramai pada malam hari. Orang-orang berjalan mundur. Menyapa dengan melambaikan kaki. Berbicara dengan kata-kata terbalik. Pokoknya segala sesuatunya menjadi terbalik.

Apa yang akan dilakukan Rosemary dan Thyme? Adakah resep dalam Bliss Cookery Booke yang bisa meredakan situasi menggila ini? Atau malah kekacauan akan kian menjadi? 
 
Bliss adalah buku pertama dari The Bliss Bakery Trilogy karya Kathryn Littlewood, penulis wanita yang berprofesi sebagai aktris dan komedian serta mengaku sebagai bon vivant. Kendati merupakan karya debutan, Littlewood berhasil menulis Bliss menjadi sebuah kisah yang tidak bisa diremehkan. Di tangannya, Bliss hadir sebagai kisah unik, meriah, penuh geliat humor, dan akan membuat kita bergembira pada saat-saat menikmati isinya.

Karena Bliss merupakan kisah fantasi, tidak ada resep kue di dalamnya yang bisa ditiru untuk dipanggang di dapur kita. Tapi resep-resep kue itu sangat menggoda imajinasi karena proses pembuatannya yang diuraikan secara fantastis. Kita bisa membayangkan dalam benak bagaimana bahan-bahan yang diracik itu menjelma kue-kue berselera yang akan sukses menggoyang lidah. Sihir yang menyusup ke dalam adonan menciptakan keajaiban tatkala kue siap dimakan. Tidak hanya memberikan efek delicioso tapi juga kejutan yang menciptakan derai tawa.

Sebenarnya, dengan eksperimen resep dari Bliss Cookery Booke dan akibat yang ditimbulkannya, kisah dalam Bliss sudah sangat menarik. Tapi menjadi lebih menarik ketika Lily menyusup ke dalam Follow Your Bliss. Ia antagonis, tapi tidak digambarkan sebagai perempuan berpenampilan jahat. Ia cantik, menarik, dan mudah mencuri hati. Tidak hanya anak laki-laki Keluarga Bliss yang terjerat pesonanya. Rosemary pun sempat teruji kesetiaannya pada keluarga gara-gara Lily. Perempuan itu akan memberikan pelajaran bagi anak-anak Keluarga Bliss dan kita sebagai pembaca. "Orang-orang paling mengerikan selalu begitu," kata Albert Bliss, "itulah pelajaran hidup." (hlm. 300). Apa yang dilakukan Lily di penghujung Bliss membuka peluang munculnya sekuel, sebagaimana yang telah direncanakan.

Pesan yang bisa ditangkap dari novel ini adalah berkaitan dengan masalah kepercayaan. Sebuah kepercayaan yang diberikan kepada kita semestinya dipegang dengan penuh tanggung jawab. Karena ketika melalaikannya, selalu ada risiko yang siap menghadang kita.

Tapi terkait dengan pesan ini, saya jadi berpikir. Kalau Bliss Cookery Booke dilarang untuk dibuka dan dipindahkan, mengapa orangtua Rosemary meninggalkan kunci duplikat kamar pendingin yang mengarah ke tempat penyimpanan buku itu? Kalau memang mesti mempercayakan kunci itu kepada Rosemary mengapa tidak menyimpan buku itu di tempat yang tidak terjangkau anak-anak? Apakah ini semacam ujian buat Rosemary?

Meskipun begitu, Bliss tetap merupakan novel menggoda yang tidak mudah dilupakan. Bahkan, sebelum melembari halaman-halamannya, kita sudah ditawari godaan menggiurkan dari desain sampulnya yang cantik.

Saya berharap bisa segera membaca buku kedua dari The Bliss Bakery Trilogy yang berjudul A Dash of Magic. 






*bon vivant: seseorang yang menikmati hal-hal yang baik dalam hidup, terutama makanan dan minuman


9 comments:

Oky said... Reply Comment

Nicce review! More reason to read this book!

Jody said... Reply Comment

Sudah punya buku ini? Kalo belum, saya kirimkan satu sebagai hadiah buat komentator pertama :)

Oky said... Reply Comment

Waaaaaah mauuuuu!! Serius? Kalo iya beneran aku mau bgt, hehe.

Omaigat ga nyangkaa. Why suddenly? But not gonna reject it anyway >.<

Thank you so much!

Alamat aku kirim via PM FB yaaa thanks a lot.

Still can't believe it!

Jody said... Reply Comment

Serius! Kebetulan punya dua buku. Yg satu itu gretongan, padahal sdh beli pas ke Jogja Desember lalu.

Sama sekali bukan mendadak,tapi sdh direncanakan. Anggap saja lagi beruntung :)

Oke, ditunggu alamatnya.

Jody said... Reply Comment

Tapi yg jadi hadiah bukan yg gretongan lho :)

Oky said... Reply Comment

Yang mana ajah aku tetep seneng kok di kasih buku gratis. Hehe.. makasih yaaa ^^

Athiah Listyowati said... Reply Comment

Iyaa, pengen baca a dash if magic >,<

Jody said... Reply Comment

Aku juga pengen baca, tapi belum punya bukunya. Edisi Indonesia-nya juga belum tau kapan terbit.

Pakar Seo said... Reply Comment

Wah aku juga mau dong yang versi Bahasa Indonesia, yang eBook atau versi digital juga gak apa-apa *ngarep*

Post a Comment

Recommended Post Slide Out For Blogger
 

Blog Template by Blogger.com

Author: Jody Setiawan