05 August 2013

Skenario Remang-Remang



Judul Buku: Skenario Remang-Remang
Pengarang: Jessica Huwae
Editor: Mirna Yulistianti
Proofreader: Dwi Ayu Ningrum
Tebal: 180 halaman
Cetakan: 1, Juni 2013
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama




Skenario Remang-Remang adalah kumpulan cerita pendek karya Jessica Huwae, pengarang yang pernah menerbitkan novel metropop bertajuk soulmate.com (2006). Ada empat belas cerpen di dalam kumpulan ini yang mengusung beragam tema seperti cinta, keluarga, dan perjuangan hidup. Sebagian besar cerita diramu dalam plot yang melahirkan kejutan di bagian pamungkas. 

Resep Rahasia Tante Meilan dijadikan pembuka kumpulan cerpen ini. Cerpen ini berkisah tentang Tante Meilan atau Mei yang tersohor dengan mi ayam racikannya yang lezat. Meskipun tidak dijual di tempat yang megah dan mewah, hanya di lantai dasar sebuah ruko tua bertingkat dua di dalam gang sempit, mi ayam Tante Mei laris manis. Kesuksesan Tante Mei memunculkan banyak kompetitor yang semuanya tidak mampu menandinginya. Termasuk Burhan, yang bersikeras mengetahui rahasia kelezatan mi ayam Tante Mei. 

Responsnya pada keingintahuan Burhan: "Tidak ada rahasia, Burhan. Penderitaan adalah rahasianya. Aku ingat suamiku dan anakku saat aku menguleni adonan. Aku berjerih lelah untuk siapa? Kalaupun akhirnya usahaku untung, itu semata-mata hanya untuk bertahan hidup. Tidak ada lagi yang bisa menopangku kecuali dua tanganku sendiri. Aku bekerja dengan darah dan air mata. Itu saja rahasianya, Burhan." (hlm. 8-9).

Tante Mei menjual mi ayam setelah mencoba berbagai usaha, menyusul kerusuhan Mei 1998 yang melanda Jakarta. Lumbung penyimpanan bahan pangan yang menjadi usaha keluarga terbakar, suaminya ikut terbakar saat berusaha memadamkan api, dan anak perempuannya hilang tak diketahui nasibnya. Yang tersisa bagi Tante Mei hanyalah dua tangan yang cekatan dan semangatnya yang pantang menyerah. Setelah sejak awal dibangun sebagai kisah perjuangan hidup yang sangat mengharukan, di bagian pamungkas, Resep Rahasia Tante Meilan, berubah menjadi kisah horor yang absurd. 

Di ruang tunggu bandara yang ramai dalam cerpen Gate 4, dua orang laki-laki bertemu dan terlibat perbincangan sementara menunggu penerbangan ke Bali. Sang narator orang pertama mengaku bernama Montgomery atau biasa dipanggil Tom, sedangkan laki-laki yang lain mengaku bernama Dimas. Keduanya bertukar kisah tentang perselingkuhan dan pernikahan yang gagal. Menuju bagian pamungkas, kita akan mengetahui kalau salah satu dari kedua laki-laki itu, telah menyampaikan kisah palsu. Dimas? Atau sang narator? Kejutannya tidak terlalu mendebarkan lantaran pekerjaan salah satu dari kedua laki-laki itu (yang sejak awal telah diungkapkan) memang memberikannya kemampuan untuk menciptakan kisah penuh kebohongan. 

Suatu Hari dalam Hidup Aidan mengisahkan peristiwa yang terjadi dalam hidup anak laki-laki bernama Aidan saat berumur sepuluh tahun. Hari itu, ia memutuskan meninggalkan sekolah dan pulang ke rumah dengan berjalan kaki. Sarono, sopir pribadi keluarga yang bertugas menjemputnya, datang terlambat lagi, lebih lama dari biasanya. Aidan mengabaikan peringatan Atik, pembantu keluarganya, untuk tidak melewati Gang Sawo Belakang. Jessica tidak mengungkapkan dengan gamblang apa yang terjadi pada Aidan saat ia berada di gang tersebut. Tapi kita bisa mengira-ngira, dan teryakinkan, tatkala ia mengungkap apa yang terjadi pada Aidan sepuluh tahun kemudian, di bagian pamungkas. Pelajaran yang bisa dipetik dari cerpen ini adalah sebuah keputusan impulsif yang kita lakukan terkadang bisa mendestruksi seluruh hidup kita selamanya

Saat meminang Elisa untuk menjadi istrinya, laki-laki dalam Mencintai Elisa telah bersumpah akan menjaga Elisa seumur hidupnya. Tapi ternyata, setelah hidup dalam pernikahan, laki-laki itu tidak bisa memegang sumpahnya. Keguguran kandungan Elisa membuatnya berubah, dari laki-laki penuh cinta menjadi seorang pemarah yang tidak segan melakukan kekerasan domestik. Suatu hari, setelah lempengan besi menghantam tubuhnya, Elisa menghampirinya dalam kesedihan dan ketakutan. 

Jessica menulis: "Ia ingin meraih Elisa dan memeluknya begitu saja. Menyadari luka perempuan yang dulu begitu ia kasihi dan mati-matian ia perjuangkan. Sekaligus meminta maaf atas kegagalannya untuk terus mengasihi Elisa, terutama di waktu-waktu buruk dalam hidup mereka."(hlm. 57). Tapi mampukah laki-laki itu melakukannya lagi? Mencintai Elisa yang membuat mata berkaca-kaca adalah kisah tentang cinta mula-mula yang kandas dengan kemarahan yang tidak perlu. Bukan cuma suaminya, Elisa juga kehilangan karena keguguran yang dialaminya. Saat penyesalan datang, tidak ada lagi yang bisa diperbaiki.  

Bagi laki-laki dalam Mengeja Perempuan dalam Kesunyian, perempuan sekantor yang menyimpan sejumlah tawa berbeda itu hanyalah 'distraksi dari semua agenda hidup yang telah disusunnya dengan begitu hati-hati dan teliti." (hlm. 59). Kehadiran perempuan itu dan cinta yang ditawarkannya tidak sanggup menggoyahkan perasaan laki-laki yang telah tumpul karena cinta bertepuk sebelah tangan yang dialaminya. Hingga perempuan itu pindah ke kota lain untuk bekerja barulah perasaan rindu menyergap laki-laki itu. Ah, cinta, mestikah serumit itu? Sayang sekali, tidak ada yang cukup menarik dari cerpen ini. 

Cerpen yang judulnya dijadikan judul kumpulan cerpen ini, Skenario Remang-Remang, merupakan dialog antara sepasang kekasih mengenai hal yang remeh. Percakapan mereka mungkin akan memberikan impresi mesum, tapi sebenarnya bukan itu yang dimaksudkan. Hal ini dipertegas oleh isi percakapan terakhir mereka dan kata-kata si perempuan yang menutup cerita. "Bibirku masih perawan." (hlm. 71). Cerpen ini sangat-sangat biasa dan sama sekali tidak mengesankan. Anehnya, dipilih mewakili semua cerpen yang ada untuk disematkan menjadi judul kumpulan cerpen ini. 

Menggunakan narator orang pertama, dalam Menjemput Bapak, Jessica menguraikan perjalanan pulang yang dilakukan Ayu, seorang perempuan Bali, ke tanah kelahirannya. Bertahun-tahun meninggalkan Bali, Ayu tidak punya keinginan lagi untuk menjejakkan kakinya di sana. Bali telah mengalami perubahan yang tidak disukainya, dan yang paling utama, ia tidak ingin bertemu Bapak. "Bapak adalah pria setengah dewa yang bisa melakukan apa saja -menjadi apa saja. Apa saja, kecuali menjadi pasangan jiwa yang setia bagi ibuku." (hlm. 86). Tapi saat Bapak sakit, ia memutuskan untuk pulang dan diperhadapkan dengan tantangan: sanggupkah ia memaafkan Bapak? Kecuali latar belakang keluarga Bali yang disfungsional, kisah semacam ini sudah generik karena banyak diangkat dalam karya fiksi. Lalu, mengapa judulnya Menjemput Bapak? Jawabannya bisa ditemukan di bagian pamungkas. 

Nostalgia Rasa mendedahkan pertemuan sepasang sahabat, setelah lama berpisah. Pertemuan ini memunculkan kembali kenangan yang pernah terjadi di antara mereka, khususnya pada si perempuan. Dengan gaya tutur orang kedua, kita diperlakukan sebagai laki-laki yang dulu pernah menghabiskan waktu dengan si perempuan, berbincang tentang rasa, tentang cinta. Tapi sebelum sempat menuai rasa itu, meninggalkan si perempuan tanpa penjelasan dan kata-kata perpisahan. Apakah pertemuan kembali ini akhirnya memberi kesempatan untuk menuai rasa cinta yang pernah ditanam?  Cerpen ini sama klisenya dengan Mengeja Perempuan dalam Kesunyian. 

Setelah Mengeja Perempuan dalam Kesunyian dan Nostalgia Rasa, kisah cinta terpendam yang klise muncul lagi dalam cerpen Elegi Sabtu Sepi. Dikisahkan persis seperti Nostalgia Rasa, cerpen ini mendedahkan kerinduan yang muncul dalam hati seorang perempuan pada suatu Sabtu pagi. Kerinduan yang ditujukan pada seorang laki-laki yang diam-diam dicintainya. Setiap Sabtu pagi, mereka mengadakan pertemuan di sebuah kafe di salah satu sudut mal untuk membicarakan konflik dalam kisah-kisah yang mereka tulis. Mengapa kali ini yang tertinggal hanyalah kerinduan? 

Mirna Kastali, narator orang pertama dalam Jalan Kembali adalah mantan penyanyi hebat dan artis film pada masa kejayaannya. Bertahun-tahun setelah gemerlap sorot lampu meninggalkannya, muncul kesempatan untuk kembali ke dunia yang ditinggalkannya dan telah melupakannya. Sebuah acara televisi akan mengembalikannya ke hadapan para penggemar. Sanggupkah aku kembali? Itulah pertanyaan yang bergaung dalam benaknya (hlm. 110). Sementara semakin dekat saatnya gemerlap sorot lampu kembali menerpanya, ia memanggil pulang masa lalu yang membuatnya terpuruk dalam kesedihan dan kemelaratan. Jalan Kembali adalah sebuah kisah dramatis yang kerap melanda para pelaku dunia glamor, tragis dan menimbulkan simpati. Salah satu cerpen terbaik dalam kumpulan cerpen ini. 

Gadis kecil Saparua dalam cerpen yang menggunakan namanya sebagai judul, Galila, ditinggalkan ayahnya, yang dinyatakan hilang saat pergi melaut. Itulah sebabnya, ia hanya memiliki memori yang pendek mengenai Kris. Setahun setelah kepergian Kris, Greta -ibu Galila, memutuskan untuk menghilangkan nama belakang Galila yang merupakan warisan ayahnya. Mengapa Greta memutuskan bahwa semua yang berhubungan dengan Kris merupakan aib yang perlu ditepis? Galila adalah kisah mengenaskan tentang kesalahan orangtua yang menyebabkan seorang anak kehilangan masa kanak-kanaknya yang indah.

Setelah Resep Rahasia Tante Meilan, Jessica kembali menampilkan kisah berlatar belakang kerusuhan Mei 1998 dalam Semangkuk Salad dan Setumpuk Kenangan Saat Jam Makan Siang. Setelah lima belas tahun momentum reformasi, Arla, perempuan keturunan Tionghoa, bertemu kembali dengan Rasyid, kekasihnya. Sangat mengejutkan, karena Rasyid adalah salah satu mahasiswa yang dinyatakan hilang dalam kerusuhan. Rasyid yang pernah bercita-cita menjadi musisi telah berkecimpung dalam dunia politik dan mengincar kursi presiden. Arla, tentu saja, telah berubah juga. Ia telah meninggalkan kuliahnya dan menikahi laki-laki pilihan orangtuanya. Tapi menghadapi perubahan Rasyid, ternyata menimbulkan kekecewaan dalam diri Arla. Semangkuk Salad dan Setumpuk Kenangan Saat Jam Makan Siang -juga merupakan cerpen terbaik dalam kumpulan cerpen ini- adalah kisah tentang masa lalu yang telah hilang dan masa depan yang tidak diharapkan. Ironis dan menggugat. Dalam kalimat yang tak terucapkan Arla menyatakan, "Kesetiaan dan cita-cita kita ternyata hanya sedalam saku celana. Adakah yang lebih menyedihkan dari hal itu?" (hlm. 143) 

Pelajaran Patah Hati adalah serial patah hati yang menimpa Edna Marpaung, seorang perempuan berdarah Batak yang meragukan eksistensi Tuhan dalam hidupnya. Ada empat pelajaran patah hati yang didapatkan Edna selama hidupnya. Tiga dari empat pelajaran itu disebabkan oleh laki-laki dan satu dari ketiga pelajaran itu menyebabkan akhir hidup Edna yang tragis. 

Dari mana manusia belajar mengenai patah hati? Ibuku pernah berteori bahwa jauh dari Tuhanlah yang membuat manusia patah hati oleh berbagai kesulitan-kesulitan hidup. Sudah sejak lama memang ibuku berusaha membuat aku percaya pada Tuhan. Tidak beragama itu lebih hina daripada orang yang tidak memiliki pekerjaan, katanya. Karena dari ketidakpercayaanlah segala kesusahan bermulai (hlm. 145). Saya kira, inilah penyebab serial patah hati dalam hidup Edna Marpaung.

Segitiga, cerpen penutup kumpulan cerpen ini, berkisah tentang berakhirnya sebuah pernikahan dengan acara membagi-bagi segala sesuatu yang pernah dikumpulkan selama pernikahan. Secara bergantian, Banyu dan Pene, mengisahkan apa yang terjadi dalam kehidupan cinta dan pernikahan mereka serta keputusan untuk mengakhirinya dengan damai. Satu-satunya yang tidak bisa mereka boyong ke dalam kehidupan pasca perceraian adalah Otis. Siapa Otis? Tidak ada penjelasan langsung dari Jessica, tapi saya menduga Otis adalah seekor anjing. Apa yang akan terjadi pada Otis setelah Banyu dan Pene meninggalkannya di rumah mungil mereka? Tema yang generik menciptakan keharuan ketika Jessica memberikan kesempatan kepada Otis untuk menyampaikan perasaannya. "Aku pun memahami cinta. Cinta itu membebaskan dan aku baru saja melakukannya," kata Otis (hlm. 176). 

Meskipun bisa dikhatamkan karena penulisannya yang cukup sederhana, tidak semua cerpen dalam kumpulan cerita Skenario Remang-Remang meninggalkan impresi yang dalam. Beberapa di antaranya, yang berkisah tentang cinta terpendam, agak membosankan dibaca. Sebenarnya, tema seperti ini bisa disiasati agar lebih enak dibaca dengan menggunakan untaian diksi yang cantik, tapi Jessica Huwae masih belum cukup mumpuni dalam pemilihan diksi. 

Selain itu, masih terdapat cukup banyak kesalahan cetak yang mengganggu pembacaan. Padahal buku ini kumpulan cerpen dan bukan novel -yang kesalahan cetaknya lebih bisa ditolerir. Buku ini juga sudah melewati tahap penyuntingan dan proofreading


0 comments:

Post a Comment

Recommended Post Slide Out For Blogger
 

Blog Template by Blogger.com

Author: Jody Setiawan