20 June 2014

Come On Over





Judul Buku: Come On Over
Pengarang: Christian Simamora
Editor: Alit Tisna Palupi
Tebal: xiv + 436 hlm; 13 x 19 cm
Cetakan: 1, 2014
Penerbit; Twigora




Christian Simamora menulis serial #jboyfriend -kisah tentang cowok-cowok dengan nama berawalan J- sejak tahun 2010. Ia telah menerbitkan Pillow Talk (Jo), Good Fight (Jet), With You (Jere), All You Can Eat (Jandro), dan Guilty Pleasure (Julien). Come On Over dengan karakter cowok bernama Jermaine adalah novel keduabelasnya. Seperti serial #jboyfriend yang terbit sebelumnya, novel ini pun merupakan novel romantis. Tagline-nya cukup mengundang: Bagian tersulit dari mencintai seseorang adalah menunggu dia balas mencintaimu. 

Sebagai novel romantis, Come On Over tidak memberikan kisah yang baru. Memang, mana ada yang baru dalam novel bertema cinta? Saking banyaknya novel romantis yang ditulis, novel sejenis yang muncul berikutnya hanya merupakan repetisi. Generik dan berpeluang besar menjadi bacaan yang menjemukan. Namun sampai saat ini, novel genre romantis masih ditulis dan diterbitkan, dan laku di pasaran. 

Jermaine Morton, sudah pasti, adalah seorang laki-laki heteroseks yang tampan, bertubuh tinggi besar tanpa lemak dengan sex-appeal yang tinggi (begitulah prototipe jboyfriend-nya Christian Simamora), dan bertato. Karena darah Eropa yang diwariskan ayahnya, pengusaha blasteran Jawa-Prancis, disebutkan kalau Jermaine memiliki mata yang tidak dipunyai orang Indonesia asli (mata kanan berwarna hijau dan mata kiri berwarna biru). Setelah terungkapnya sebuah kasus dalam perusahaan ayahnya dan membuat Jermaine kecewa, ia meninggalkan posisi manajer keuangan di perusahaan ayahnya itu, meninggalkan rumah, dan membuka usaha sendiri, beerhouse yang dinamakan Cliché Guevara di daerah Kemang. Sebagai laki-laki normal, ia berpacaran dengan seorang perempuan, Liza Chandrakirana, dan berencana melepaskan masa lajangnya dengan gadis itu. 

Demi melamar Liz, Jermaine membeli cincin berlian dari Tiffany's yang dimasukkannya dalam kompartemen rahasia sebuah kotak musik berbentuk grand piano yang dibelinya di Crystal Clear -toko yang menjual berbagai jenis barang berbahan dasar kristal. Sayangnya, Liz menolak lamarannya, persis seperti Therese Malfatti menolak lamaran Beethoven, pengarang lagu Für Elise -lagu dalam kotak musik yang dibeli Jermaine. Gagal melamar Liz, Jermaine bermaksud mengembalikan kotak musik yang dibelinya ke Crystal Clear. Dan karena barang yang sudah dibeli tidak bisa dikembalikan lagi, Jermaine memberikan kotak musik itu kepada gadis penjaga toko. 

Si gadis penjaga toko yang tomboi, Kantata Maulida atau Tata, menerima kotak musik itu dan menebusnya dengan menraktir Jermaine ngopi di sebuah kafe. Itulah awalnya kisah cinta dalam Come On Over yang berkembang dari hubungan pertemanan. Setelah itu, Jermaine masih menunggu kepastian dari Liz hingga mereka akhirnya putus. 

 Bukan cuma Jermaine yang pernah patah hati. Sebelum menjadi karyawan Crsytal Clear yang adalah kepunyaan kakaknya -Adagio Felicia (Ada), Tata bekerja sebagai desainer di sebuah biro iklan. Ia berpacaran dengan teman sekantor yang kemudian berselingkuh. Patah hati, Tata memutuskan resign, berhenti indekos, dan tinggal dengan Ada yang juga pernah patah hati. Kendati pernah dikecewakan laki-laki, Ada (dan Tata) tidak menjadi anti laki-laki. Ada mencoba menjodohkan Tata dengan Noel, cowok terpelajar, baik, anggota paduan suara gereja. Tapi Tata tidak tertarik dan hanya menghendaki Noel sebagai teman. 

Setelah putus dengan Liz, hubungan pertemanan di antara Jermaine dan Tata semakin menguat. Tanpa disadari Jermaine, dengan membiarkan Tata masuk dalam lingkaran pertemanannya dan terbiasa di Cliché Guevara, ia telah membuka peluang tumbuhnya cinta. Momen perayaan anniversary Cliché Guevara memperjelas cinta di antara mereka. 

Tapi, cinta tidak pernah semudah itu. Buktinya, Jermaine terjebak dalam kebimbangan. Dan hanya satu yang bisa membuat Jermaine bimbang menjalin hubungan cinta dengan perempuan lain: Liza Chandrakirana. Apa yang dikatakan Lukas, temannya, akan membantu Jermaine mengambil keputusan terbaik dalam hidupnya (hlm. 408): 

Terkadang, hal yang teramat disesali adalah kehilangan kesempatan merasakan cinta yang didambakan hanya karena kita terlalu takut untuk mengambil risiko. 

Come On Over masih ditulis dengan gaya berkisah yang sama dengan serial #jboyfriend yang terbit sebelumnya (saya sudah membaca Pillow Talk, All You Can Eat, dan Guilty Pleasure). Sangat khas Christian Simamora: sarat dengan humor dalam nuansa budaya populer yang kental. Penulisannya meriah, ceplas-ceplos, ceriwis, genit, dan nyaris setiap halamannya berisikan hal-hal yang berpotensi membuat kita terbahak-bahak (atau minimal, tersenyum lebar). Alhasil, kisah yang generik menjadi terasa menyegarkan dan tidak membosankan dibaca. Setelah membaca All You Can Eat, saya tidak lagi merasa heran dengan gaya berkisah Christian, termasuk kegemarannya mencampur aduk bahasa dan penggunaan kata-kata aneh yang terkadang perlu dibaca dua kali baru bisa dipahami. 

Dari segi karakterisasi, Christian cukup cemerlang. Bukan cuma dua karakter utamanya yang berhasil dikemas dengan kuat dan meyakinkan, tapi juga karakter pelengkap lainnya. Efeknya, hampir semua karakter dalam novel ini tidak gampang dilupakan. Sebut saja Alto, sahabat Tata, yang dikenal sebagai Channel whore. Ada, kakak perempuan Tata, yang mencoba menjodohkan Tata dengan Noel tapi malah dia yang jatuh cinta pada Noel. Noel yang tampak kaku di mata Tata namun menarik di mata Ada. Dan tentu saja Liz yang terbelah antara cintanya pada Jermaine dan kepatuhannya pada orangtua. 

Tidak ada yang istimewa dengan plot. Kisah utama bergulir dalam plot lempeng yang tidak mengandung kejutan berarti. Sejak kisah dalam novel ini dibuka, kita sudah bisa menebak konflik apa yang akan muncul dan arah penyelesaiannya. Konflik yang terbilang klise muncul cukup terlambat dan tidak terlalu lama sudah dituntaskan. Terasa terburu-buru, tapi apa mau dikata, novel ini sudah cukup tebal dan harus bisa ditutup sebelum arahnya menjadi tidak jelas dan berlarat-larat. 

Memang tidak terlalu penting. Tapi entah kenapa, nama Jermaine berubah menjadi "Daniel" di halaman 390. 

Come On Over -seperti kisah #jboyfriend lainnya- bermuatan kalimat-kalimat vulgar dan adegan erotis. Oleh sebab itu, seperti label yang disematkan penerbit, novel ini hanya cocok dibaca oleh pembaca dewasa.
 

0 comments:

Post a Comment

Recommended Post Slide Out For Blogger
 

Blog Template by Blogger.com

Author: Jody Setiawan