Judul
Buku: Come On Over
Pengarang:
Christian Simamora
Editor:
Alit Tisna Palupi
Tebal:
xiv + 436 hlm; 13 x 19 cm
Cetakan:
1, 2014
Penerbit;
Twigora
Christian
Simamora menulis serial #jboyfriend -kisah tentang cowok-cowok dengan nama
berawalan J- sejak tahun 2010. Ia telah menerbitkan Pillow Talk (Jo), Good Fight
(Jet), With You (Jere), All You Can Eat (Jandro), dan Guilty Pleasure (Julien). Come
On Over dengan karakter cowok bernama Jermaine adalah novel
keduabelasnya. Seperti serial #jboyfriend yang terbit sebelumnya, novel ini pun
merupakan novel romantis. Tagline-nya
cukup mengundang: Bagian tersulit dari
mencintai seseorang adalah menunggu dia balas mencintaimu.
Sebagai
novel romantis, Come On Over tidak memberikan kisah yang baru. Memang, mana ada
yang baru dalam novel bertema cinta? Saking banyaknya novel romantis yang
ditulis, novel sejenis yang muncul berikutnya hanya merupakan repetisi. Generik
dan berpeluang besar menjadi bacaan yang menjemukan. Namun sampai saat ini,
novel genre romantis masih ditulis dan diterbitkan, dan laku di pasaran.
Jermaine
Morton, sudah pasti, adalah seorang laki-laki heteroseks yang tampan, bertubuh tinggi
besar tanpa lemak dengan sex-appeal
yang tinggi (begitulah prototipe jboyfriend-nya Christian Simamora), dan
bertato. Karena darah Eropa yang diwariskan ayahnya, pengusaha blasteran
Jawa-Prancis, disebutkan kalau Jermaine memiliki mata yang tidak dipunyai orang
Indonesia asli (mata kanan berwarna hijau dan mata kiri berwarna biru). Setelah
terungkapnya sebuah kasus dalam perusahaan ayahnya dan membuat Jermaine kecewa,
ia meninggalkan posisi manajer keuangan di perusahaan ayahnya itu, meninggalkan
rumah, dan membuka usaha sendiri, beerhouse
yang dinamakan Cliché Guevara di daerah Kemang. Sebagai laki-laki normal, ia
berpacaran dengan seorang perempuan, Liza Chandrakirana, dan berencana
melepaskan masa lajangnya dengan gadis itu.
Demi
melamar Liz, Jermaine membeli cincin berlian dari Tiffany's yang dimasukkannya
dalam kompartemen rahasia sebuah kotak musik berbentuk grand piano yang dibelinya di Crystal Clear -toko yang menjual
berbagai jenis barang berbahan dasar kristal. Sayangnya, Liz menolak lamarannya,
persis seperti Therese Malfatti menolak lamaran Beethoven, pengarang lagu Für Elise -lagu dalam kotak musik yang
dibeli Jermaine. Gagal melamar Liz, Jermaine bermaksud mengembalikan kotak
musik yang dibelinya ke Crystal Clear. Dan karena barang yang sudah dibeli
tidak bisa dikembalikan lagi, Jermaine memberikan kotak musik itu kepada gadis
penjaga toko.
Si
gadis penjaga toko yang tomboi, Kantata Maulida atau Tata, menerima kotak musik
itu dan menebusnya dengan menraktir Jermaine ngopi di sebuah kafe. Itulah
awalnya kisah cinta dalam Come On Over yang berkembang dari
hubungan pertemanan. Setelah itu, Jermaine masih menunggu kepastian dari Liz
hingga mereka akhirnya putus.
Bukan
cuma Jermaine yang pernah patah hati. Sebelum menjadi karyawan Crsytal Clear
yang adalah kepunyaan kakaknya -Adagio Felicia (Ada), Tata bekerja sebagai
desainer di sebuah biro iklan. Ia berpacaran dengan teman sekantor yang
kemudian berselingkuh. Patah hati, Tata memutuskan resign, berhenti indekos, dan tinggal dengan Ada yang juga pernah
patah hati. Kendati pernah dikecewakan laki-laki, Ada (dan Tata) tidak menjadi
anti laki-laki. Ada mencoba menjodohkan Tata dengan Noel, cowok terpelajar,
baik, anggota paduan suara gereja. Tapi Tata tidak tertarik dan hanya menghendaki
Noel sebagai teman.
Setelah
putus dengan Liz, hubungan pertemanan di antara Jermaine dan Tata semakin menguat.
Tanpa disadari Jermaine, dengan membiarkan Tata masuk dalam lingkaran
pertemanannya dan terbiasa di Cliché Guevara, ia telah membuka peluang
tumbuhnya cinta. Momen perayaan anniversary
Cliché Guevara memperjelas cinta di antara mereka.
Tapi,
cinta tidak pernah semudah itu. Buktinya, Jermaine terjebak dalam kebimbangan.
Dan hanya satu yang bisa membuat Jermaine bimbang menjalin hubungan cinta
dengan perempuan lain: Liza Chandrakirana. Apa yang dikatakan Lukas, temannya,
akan membantu Jermaine mengambil keputusan terbaik dalam hidupnya (hlm. 408):
Terkadang, hal yang
teramat disesali adalah kehilangan kesempatan merasakan cinta yang didambakan
hanya karena kita terlalu takut untuk mengambil risiko.
Come
On Over
masih ditulis dengan gaya berkisah yang sama dengan serial #jboyfriend yang
terbit sebelumnya (saya sudah membaca Pillow
Talk, All You Can Eat, dan Guilty
Pleasure). Sangat khas Christian Simamora: sarat dengan humor dalam nuansa
budaya populer yang kental. Penulisannya meriah, ceplas-ceplos, ceriwis, genit,
dan nyaris setiap halamannya berisikan hal-hal yang berpotensi membuat kita
terbahak-bahak (atau minimal, tersenyum lebar). Alhasil, kisah yang generik
menjadi terasa menyegarkan dan tidak membosankan dibaca. Setelah membaca All You Can Eat, saya tidak lagi merasa
heran dengan gaya berkisah Christian, termasuk kegemarannya mencampur aduk
bahasa dan penggunaan kata-kata aneh yang terkadang perlu dibaca dua kali baru
bisa dipahami.
Dari
segi karakterisasi, Christian cukup cemerlang. Bukan cuma dua karakter utamanya
yang berhasil dikemas dengan kuat dan meyakinkan, tapi juga karakter pelengkap
lainnya. Efeknya, hampir semua karakter dalam novel ini tidak gampang
dilupakan. Sebut saja Alto, sahabat Tata, yang dikenal sebagai Channel whore.
Ada, kakak perempuan Tata, yang mencoba menjodohkan Tata dengan Noel tapi malah
dia yang jatuh cinta pada Noel. Noel yang tampak kaku di mata Tata namun
menarik di mata Ada. Dan tentu saja Liz yang terbelah antara cintanya pada
Jermaine dan kepatuhannya pada orangtua.
Tidak
ada yang istimewa dengan plot. Kisah utama bergulir dalam plot lempeng yang
tidak mengandung kejutan berarti. Sejak kisah dalam novel ini dibuka, kita sudah
bisa menebak konflik apa yang akan muncul dan arah penyelesaiannya. Konflik
yang terbilang klise muncul cukup terlambat dan tidak terlalu lama sudah
dituntaskan. Terasa terburu-buru, tapi apa mau dikata, novel ini sudah cukup
tebal dan harus bisa ditutup sebelum arahnya menjadi tidak jelas dan
berlarat-larat.
Memang
tidak terlalu penting. Tapi entah kenapa, nama Jermaine berubah menjadi
"Daniel" di halaman 390.
Come
On Over -seperti
kisah #jboyfriend lainnya- bermuatan kalimat-kalimat vulgar dan adegan erotis.
Oleh sebab itu, seperti label yang disematkan penerbit, novel ini hanya cocok
dibaca oleh pembaca dewasa.
0 comments:
Post a Comment