26 March 2012

Never Let Me Go



Judul: Never Let Me Go
Penulis: Kazuo Ishiguro
Penerjemah: Gita Yuliani K.
Tebal: 358 hlm; 20 cm
Cetakan: 1, September 2011
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama





Hidup mereka harus mengikuti alur yang telah ditentukan. Tidak ada protes. Tidak ada pemberontakan. Karena mereka adalah klon, yang memang diciptakan untuk mati. Setelah meninggalkan masa remaja dan menyaksikan berbagai kematian klon lain, mereka harus melakukan donasi. Saat inilah satu demi satu organ vital dalam tubuh mereka diambil dan dipindahkan ke tubuh orang lain. Sementara organ tubuh mereka menghidupkan nonklon, mereka berjuang melawan maut. Donasi paling banyak dilakukan sampai tiga atau empat kali, karena setelah itu, si klon dipastikan akan mati.

Tidak jelas siapa yang mengatur kehidupan mereka. Mereka seolah-olah hidup di masa depan di bawah kendali tiran yang membuat mereka seperti kerbau dicocok hidung. Itulah sebabnya Never Let Me Go disebut-sebut sebagai novel distopia.

Novel yang bisa juga dikategorikan sebagai bildungsroman ini adalah novel keenam penulis warga negara Inggris kelahiran Jepang, Kazuo Ishiguro. Dikisahkan oleh Kathy H (semua klon nama belakangnya disingkat), perempuan 31 tahun yang hampir menyelesaikan tugasnya sebagai perawat, novel ini menggelontor tiga periode kehidupan tiga klon: Kathy, Ruth, dan Tommy. Mereka tumbuh remaja bersama di Hailsham. Kathy dekat dan peduli pada Tommy, anak laki-laki pemarah yang kerap dipermainkan teman-temannya. Hanya saja, sebelum mereka meninggalkan Hailsham, hubungan mereka tidak berkembang. Tommy pacaran dengan Ruth, teman Kathy.

Di Hailsham mereka dididik dan didorong untuk menghasilkan karya seni: lukisan, gambar, puisi, dan karya seni lainnya. Seorang perempuan yang dipanggil Madame secara rutin datang mengambil karya terbaik siswa Hailsham. Para siswa tidak tahu diboyong kemana. Mereka membayangkan Madame menempatkan karya mereka di sebuah tempat yang mereka sebut Galeri. Tommy adalah siswa yang tidak kreatif, tidak ada karyanya yang masuk Galeri. Ia mencoba menggambar binatang namun menjadi bahan tertawaan. Tommy yang pemarah berubah lebih tenang tatkala Lucy Wainright, salah satu guardian (guru) di Hailsham mengatakan padanya bahwa tidak apa-apa jika Tommy tidak kreatif. Itu bukanlah kesalahan Tommy.

Saat Kathy berumur lima belas tahun, Lucy mengungkap kenyatan yang ditutupi oleh kepala dan para guardian Hailsham. “Hidup kalian sudah ditetapkan. Kalian akan jadi orang dewasa, lalu sebelum kalian menjadi tua, bahkan sebelum separuh baya, kalian akan mulai mendonasikan organ-organ vital kalian. Untuk itulah kalian masing-masing diciptakan.” Lucy mengingatkan bahwa dalam waktu tidak lama lagi, mereka akan meninggalkan Hailsham dan mempersiapkan donasi pertama.

Tepat berusia 16 tahun, Kathy meninggalkan Hailsham. Bersama Ruth dan Tommy, ia ditempatkan di Cottage, tempat transit sebelum mereka menjadi perawat. Dari veteran -klon yang lebih dulu menempati Cottage-  mereka mendapat informasi jika sebagai siswa Hailsham, mereka bisa meminta penundaan donasi, tiga atau empat tahun.  Asal mereka memenuhi kualifikasi: benar-benar jatuh cinta, dan bisa membuktikan cinta mereka. Tommy jadi berpikir, jika ada pasangan datang menghadap Madame dan mengatakan saling cinta, Madame akan membuktikan cinta mereka berdasarkan karya-karya terbaik mereka yang masuk Galeri. Karena hasil karya mereka akan mengungkap jiwa mereka. Tidak ada karya Tommy yang masuk Galeri, sehingga ia pun berusaha menghasilkan karya untuk berjaga-jaga. Saat panggilan donasi keempat semakin dekat, Tommy dan Kathy memutuskan untuk bertemu Madame. 

Kazuo Ishiguro
Never Let Me Go yang diceritakan pada penghujung 1990-an berkisah tentang manusia-manusia hasil kloning tanpa berteriak-teriak menantang teknologi totipotensi ini. Ishiguro bukanlah pendukung teknologi kloning, untuk kepentingan apapun. Hal ini terungkap dari akhir yang ia pilih untuk novel ini. Semua tempat yang menghasilkan klon manusia mengalami kebangkrutan, ditutup, dan terlilit utang. Bahkan setelah ditutup, puing-puing Hailsham pun tidak bisa dideteksi lagi. Hailsham, Glenmorgan House, dan Saunders Trust hancur mengikuti skandal yang dipicu James Morningdale: menawarkan kepada orang-orang kemungkinan mempunyai anak-anak kualitas superior. 

Dibagi ke dalam tiga bagian, masing-masing bagian adalah periode kehidupan Kathy dan dua temannya. Bagian pertama adalah periode anak-anak hingga remaja, bagian kedua periode memasuki usia dewasa, dan bagian ketiga periode donasi. Awalnya, novel ini terasa tidak mudah diikuti. Kathy, si narator, membuka ceritanya langsung mengetengahkan tentang donor dan donasi karena terkait dengan pekerjaannya sebagai perawat. Kita tidak tahu apa maksudnya karena tidak ada penjelasan langsung. Rupanya pengarang mau kita terus membaca dan menemukan sendiri. Saat kita memahami kemauan pengarang, kita akan lebih mudah membaca novel ini. 

Sampai saat ini, untuk kepentingan apa pun, kloning manusia belum bisa diterima semua kalangan. Sebagian menentang kloning manusia, menganggap kloning manusia bertentangan dengan ajaran agama karena merupakan reproduksi aseksual dimana tidak ada persetubuhan pria dan wanita. Sebagian menentang karena kloning manusia hanyalah semacam cara manusia untuk berlagak Tuhan. Tapi toh ada pihak yang telah menghasilkan klon manusia. Pada 26 Desember 2002, sebuah perusahaan bioteknologi di Bahama bernama Clonaid, menghasilkan klon manusia pertama di dunia, dan diberi nama Eve (Hawa, perempuan pertama, yang kalau dipikir-pikir, diciptakan Tuhan dengan cara kloning menggunakan tulang rusuk Adam).  

Kloning dalam Never Let Me Go terkesan lebih menakutkan. Klon manusia diciptakan tidak untuk hidup seperti manusia biasa, melainkan dijadikan donor organ bagi orang sakit. Tidak ada yang mulia di dalamnya. Karena klon di sini berwujud manusia juga. Yang bisa berpikir, bersaing, dan jatuh cinta. Makanya, saya  merindukan adanya karakter seperti Justin Timberlake dalam film In Time. Seseorang yang memberontak karena tidak mau alur hidupnya diatur.   

Never Let Me Go telah mendapatkan penghargaan seperti Arthur C. Clarke Award, ALA Alex Award, dan National Book Critics Circle Award. Majalah Time mendapuk novel ini sebagai novel terbaik 2005 sekaligus masuk dalam Time 100 Best English-language Novels from 1923 to 2005. Pada tahun 2010 diadaptasi ke dalam film berjudul sama oleh sutradara Mark Romanek. Carey Mulligan berperan sebagai Kathy, Keira Knightley sebagai Ruth, dan Andrew Garfield sebagai Tommy.



 

0 comments:

Post a Comment

Recommended Post Slide Out For Blogger
 

Blog Template by Blogger.com

Author: Jody Setiawan