Judul Buku: My Princess
Pengarang:
Hyun-Kyung Sohn
Skenario: Young-sil Jang
Penerjemah: Dwita Rizki Nientyas
Tebal; 348 hlm; 20,5 cm
Cetakan: 1, Februari 2012
Penerbit: Qanita
“Menjadi seorang putri tidaklah seindah yang dibayangkan,” demikian kalimat yang disematkan di halaman pertama novel bertajuk My Princess, merupakan kutipan dari ucapan Putri Diana.
Lee Seol, seorang gadis Korea, tidak pernah berpikir untuk menjadi seorang putri. Ia memang pernah menjadi putri, tetapi hanya sekadar model untuk salah satu pekerjaan paruh waktunya Dalam waktu yang tidak lama setelah ia mengenal seorang diplomat muda bernama Hae Young, ia dibawa ke dalam istana yang dibangun oleh Park Dong Jae, pemilik grup Daehan, grup bisnis terbesar di Korea. Ia harus belajar bersikap seperti seorang putri karena ia berasal dari keturunan raja. Secara mengejutkan, Hae Young, si diplomat yang adalah cucu Dong Jae, ditugaskan untuk melatih Seol. Dari Hae Young, Seol bisa belajar betapa menjadi seorang putri benar-benar tidak seindah yang dibayangkan banyak orang. Ia tentu tidak menyangka sebelumnya, Hae Young yang sengaja menyodorkan diri untuk pekerjaan ini. Hae Young memang memiliki agenda sendiri.
Park Dong Jae bertekad hendak memulihkan sistem monarki dalam pemerintahan Korea Selatan. Ia mendapatkan dukungan dari presiden Korea yang mendapatkan jabatan atas sokongan Dong Jae. Tapi, tidak semua orang dalam lingkaran dalam Dong Jae bersepakat dengan gagasan Dong Jae. Jika Korea Selatan akhirnya menjadi kerajaan, kekayaan keluarga tidak akan lagi bisa diwariskan kepada Hae Young. Tunangannya, Oh Yoon Joo, mendukung Hae Young untuk mencegah penegakan kembali kerajaan Korea. Oh Yoon Joo adalah anak gadis dari Oh Ki Tae, kepala sekretaris sekaligus kepala pelayan pemilik Grup Daehan. Ia adalah mantan kekasih Nam Jung Woo, dosen yang dicintai Seol di Universitas Seorim.
Kehadiran Yoon Joo di istana kian menegaskan pada Seol bahwa menjadi putri memang bukanlah hal yang mudah. Memang dengan menjadi putri ia mendapatkan perawatan kecantikan, memiliki pakaian-pakaian bagus, tinggal di sebuah istana dan memiliki dayang-dayang. Tapi menjadi putri juga ia harus berhadapan dengan intrik-intrik yang tidak pernah ia duga sebelumnya. Pada satu titik, ia tidak bisa membuktikan bahwa ia benar-benar putri dari keturunan raja Korea. Ia tidak memiliki hyangnang, kantung merah peninggalan permaisuri Myung Sung. Akibatnya, ia harus didepak dari istana dan digantikan perempuan yang sejak kecil telah membencinya. Tapi pada titik yang sama juga, Hae Young menyadari, ia sudah jatuh cinta kepada Lee Seol.
Tidak seperti kebanyakan novel Indonesia yang dibuat berdasarkan skenario film, My Princess tidak mengutip mentah-mentah apa yang dijabarkan dalam skenario. Mengingat film ini merupakan serial yang terdiri dari 16 episode berdurasi panjang, tentu saja memerlukan lebih dari satu buku jika dialihwahanakan menjadi novel. Pengarang merangkai bagian-bagian penting untuk mengisi setiap bab. Ada adegan-adegan dalam versi film yang berjalan linear dikemasnya dalam alur kilas balik, ada juga bagian yang ia pangkas. Ia membubuhkan deskripsi yang tidak berlebihan, tidak bertele-tele, sehingga novel ini tidak sulit untuk diselesaikan dalam tempo singkat.
Secara keseluruhan novel ini ditulis dalam alur kilas balik. Setelah dibuka dengan cerita kembalinya Lee Seol ke istana, pengarang mengajak kita mengikuti apa yang terjadi sebelumnya. Meskipun akhir novel tidak sama persis dengan versi film, novel ini tetap ditutup dengan cerita yang membahagiakan. Satu pertanyaan yang masih tersisa: apakah Kerajaan Korea bisa dihidupkan kembali dan Lee Seol benar-benar menjadi putri?
My Princess ditulis menggunakan formula dongeng, seorang gadis biasa-biasa mendadak menjadi putri raja dan menemukan cinta dalam diri pemuda tampan yang akan menjadi pasangan hidupnya. Formula yang masih akan terus memikat, terutama bagi gadis-gadis yang hidup dalam buaian fantasi masa kanak-kanak bertaburan pangeran dan putri yang memiliki keelokan paras tiada bandingannya.
Bagi pengarangnya sendiri, novel ini adalah novel yang bercerita tentang tiga macam cinta. Cinta pertama adalah cinta Seol dan saudarinya kepada orangtua angkat mereka. Cinta kedua adalah cinta Hae Young kepada kakek dan ayahnya. Cinta ketiga adalah cinta Hae Young dan Seol yang tidak terhindarkan. Khusus untuk cinta yang ketiga, mereka membutuhkan keberanian, keberanian untuk menyatakan cinta. Dalam hal ini, Seollah yang paling berani. Dan seolah hendak menegaskan bahwa cinta adalah warna dominan dari novel ini, pengarang menutup novel ini dengan satu kata: “Cinta”.
Skenario: Young-sil Jang
Penerjemah: Dwita Rizki Nientyas
Tebal; 348 hlm; 20,5 cm
Cetakan: 1, Februari 2012
Penerbit: Qanita
“Menjadi seorang putri tidaklah seindah yang dibayangkan,” demikian kalimat yang disematkan di halaman pertama novel bertajuk My Princess, merupakan kutipan dari ucapan Putri Diana.
Lee Seol, seorang gadis Korea, tidak pernah berpikir untuk menjadi seorang putri. Ia memang pernah menjadi putri, tetapi hanya sekadar model untuk salah satu pekerjaan paruh waktunya Dalam waktu yang tidak lama setelah ia mengenal seorang diplomat muda bernama Hae Young, ia dibawa ke dalam istana yang dibangun oleh Park Dong Jae, pemilik grup Daehan, grup bisnis terbesar di Korea. Ia harus belajar bersikap seperti seorang putri karena ia berasal dari keturunan raja. Secara mengejutkan, Hae Young, si diplomat yang adalah cucu Dong Jae, ditugaskan untuk melatih Seol. Dari Hae Young, Seol bisa belajar betapa menjadi seorang putri benar-benar tidak seindah yang dibayangkan banyak orang. Ia tentu tidak menyangka sebelumnya, Hae Young yang sengaja menyodorkan diri untuk pekerjaan ini. Hae Young memang memiliki agenda sendiri.
Park Dong Jae bertekad hendak memulihkan sistem monarki dalam pemerintahan Korea Selatan. Ia mendapatkan dukungan dari presiden Korea yang mendapatkan jabatan atas sokongan Dong Jae. Tapi, tidak semua orang dalam lingkaran dalam Dong Jae bersepakat dengan gagasan Dong Jae. Jika Korea Selatan akhirnya menjadi kerajaan, kekayaan keluarga tidak akan lagi bisa diwariskan kepada Hae Young. Tunangannya, Oh Yoon Joo, mendukung Hae Young untuk mencegah penegakan kembali kerajaan Korea. Oh Yoon Joo adalah anak gadis dari Oh Ki Tae, kepala sekretaris sekaligus kepala pelayan pemilik Grup Daehan. Ia adalah mantan kekasih Nam Jung Woo, dosen yang dicintai Seol di Universitas Seorim.
Kehadiran Yoon Joo di istana kian menegaskan pada Seol bahwa menjadi putri memang bukanlah hal yang mudah. Memang dengan menjadi putri ia mendapatkan perawatan kecantikan, memiliki pakaian-pakaian bagus, tinggal di sebuah istana dan memiliki dayang-dayang. Tapi menjadi putri juga ia harus berhadapan dengan intrik-intrik yang tidak pernah ia duga sebelumnya. Pada satu titik, ia tidak bisa membuktikan bahwa ia benar-benar putri dari keturunan raja Korea. Ia tidak memiliki hyangnang, kantung merah peninggalan permaisuri Myung Sung. Akibatnya, ia harus didepak dari istana dan digantikan perempuan yang sejak kecil telah membencinya. Tapi pada titik yang sama juga, Hae Young menyadari, ia sudah jatuh cinta kepada Lee Seol.
Novel
My Princess ditulis berdasarkan skenario
serial drama romantis yang disiarkan MBC pada 2011 dengan Song Seung Hun sebagai Park Hae Young
dan Kim Tae Hee sebagai Lee Seol. Hyun-Kyung Sohn, seorang novelis Korea yang
sebelumnya telah melakukan novelisasi beberapa drama serial Korea, dipilih
untuk mengerjakan novel berdasarkan skenario karya Young-sil Jang. Penulisan dikebut sebelum serial ini selesai ditayangkan di Korea Selatan. Sebelumnya,
Sohn telah menovelkan skenario serial drama karya Young-sil Jang, Lovers In Prague (dua buku).
Tidak seperti kebanyakan novel Indonesia yang dibuat berdasarkan skenario film, My Princess tidak mengutip mentah-mentah apa yang dijabarkan dalam skenario. Mengingat film ini merupakan serial yang terdiri dari 16 episode berdurasi panjang, tentu saja memerlukan lebih dari satu buku jika dialihwahanakan menjadi novel. Pengarang merangkai bagian-bagian penting untuk mengisi setiap bab. Ada adegan-adegan dalam versi film yang berjalan linear dikemasnya dalam alur kilas balik, ada juga bagian yang ia pangkas. Ia membubuhkan deskripsi yang tidak berlebihan, tidak bertele-tele, sehingga novel ini tidak sulit untuk diselesaikan dalam tempo singkat.
Secara keseluruhan novel ini ditulis dalam alur kilas balik. Setelah dibuka dengan cerita kembalinya Lee Seol ke istana, pengarang mengajak kita mengikuti apa yang terjadi sebelumnya. Meskipun akhir novel tidak sama persis dengan versi film, novel ini tetap ditutup dengan cerita yang membahagiakan. Satu pertanyaan yang masih tersisa: apakah Kerajaan Korea bisa dihidupkan kembali dan Lee Seol benar-benar menjadi putri?
My Princess ditulis menggunakan formula dongeng, seorang gadis biasa-biasa mendadak menjadi putri raja dan menemukan cinta dalam diri pemuda tampan yang akan menjadi pasangan hidupnya. Formula yang masih akan terus memikat, terutama bagi gadis-gadis yang hidup dalam buaian fantasi masa kanak-kanak bertaburan pangeran dan putri yang memiliki keelokan paras tiada bandingannya.
Bagi pengarangnya sendiri, novel ini adalah novel yang bercerita tentang tiga macam cinta. Cinta pertama adalah cinta Seol dan saudarinya kepada orangtua angkat mereka. Cinta kedua adalah cinta Hae Young kepada kakek dan ayahnya. Cinta ketiga adalah cinta Hae Young dan Seol yang tidak terhindarkan. Khusus untuk cinta yang ketiga, mereka membutuhkan keberanian, keberanian untuk menyatakan cinta. Dalam hal ini, Seollah yang paling berani. Dan seolah hendak menegaskan bahwa cinta adalah warna dominan dari novel ini, pengarang menutup novel ini dengan satu kata: “Cinta”.
Lee Seol (Kim Ta Hee) |
Song Seung Hun (Hae Young) |
Bonus Poster |
0 comments:
Post a Comment