23 March 2012

Kejora

 
Judul Buku: Kejora
Pengarang: Nunik Utami
Tebal: 206 hlm (21 cerpen)
Cetakan: 1, 2012
Penerbit: Elex Media Komputindo







Kejora disebut juga bintang timur atau bintang fajar, karena terbit di timur saat dini hari. Sebenarnya kejora bukanlah bintang, tapi salah satu planet dalam sistem tata surya. Kejora adalah Venus yang merupakan lambang dari wanita. Koleksi cerpen berjudul Kejora ini terdiri dari 21 cerita pendek yang berkisah tentang wanita. Ada satu cerpen, Sedan Biru, yang ceritanya tidak berpusat pada wanita, tapi nasib malang yang menimpa anak muda di dalamnya, gara-gara seorang wanita.

Para kejora dalam cerpen-cerpen Nunik Utami ini tidak selalu memancarkan kilauannya. Sebagian besar wanita yang ditampilkan di sini adalah wanita-wanita yang tidak bahagia. Mereka adalah Luna (Episode Tentang Luna), Ning (Pernikahan Itu…), Febri (Valentine Untuk Semua Kekasih), Gionara (Gionara), Rukmini (Rukmini), Putri (Menantu Ibu), Tere (Venezia Café) Emak (Dari Atas Gerbong), dan Ranti (Gadis Pasar). Ketidakbahagiaan mereka disebabkan karena pernikahan tidak direstui orang tua, menolak lamaran, ditinggal mati kekasih, dicampakkan kekasih, diabaikan suami, menikah dengan pria rapuh, menjadi wanita simpanan, dan kemiskinan.

Wanita yang dipanggil Val (Selingkuh Itu Indah?) sebenarnya bukanlah wanita yang bahagia, tapi ia berani memperjuangkan kebahagiaan, meskipun dengan cara tidak patut. Demikian pula wanita yang dipanggil Sher (Riang Riana) yang iri pada keriangan teman kantornya. Vani (Pesta Pernikahan Arya) juga tidak bahagia, tapi masih mampu menghadapi ketidakbahagiaannya. Oma Henkie (Ayunan Oma Henkie) sebenarnya tidak bahagia, ditinggalkan suami untuk perempuan lain, dan tidak memiliki keturunan. Tapi Oma Henkie mendapatkan kebahagiaan dari anak-anak yang tinggal dan datang di perkebunannya. Wanita yang dipanggil Vin (Akhir Sebuah Kompetisi) merasakan ketidakbahagiaan secara temporer, saat ia kalah dalam kompetensi tidak jujur untuk menjadi store manager.

Wanita yang awalnya tidak bahagia tapi kemudian merasa bahagia adalah Maya (Cinta Kartini) dan wanita yang dipanggil Nad (Matahariku). Maya menjadi tulang punggung keluarga begitu suaminya terkena program pensiun dini. Di tengah kelelahannya bekerja, ia menemukan suaminya menjadi mudah marah dan sering keluar malam. Sedangkan Nad menjadi tulang punggung Randy, kekasihnya, seorang penulis lagu gagal. Repot menghadapi keparasitan Randy, ia tak menyadari cinta seorang pria yang lebih bisa diandalkan. Mbok Mirah, si Mak’e (Mak’e) bisa dimasukkan dalam kategori ini. Ia tidak bahagia karena pernah melepaskan anaknya untuk menjadi anak orang lain.

Riana (Riang Riana) adalah wanita paling berkilau dalam koleksi cerpen ini. Orang menyangka wanita cantik periang ini banyak uang dan hidup bahagia. Hanya sebelum mereka mengunjungi rumahnya dan menemukan pilihan hidupnya. Adinda (Hasrat Adinda) memancarkan kilaunya lewat keteguhan hatinya. Wanita yang dipanggil Ndi (Chatting) juga wanita yang bahagia, tetap ceria walaupun belum punya pacar.

Satu-satunya karakter wanita yang tidak menimbulkan simpati adalah Yeni (Sedan Biru). Ia adalah seorang wanita egois yang tega memanipulasi seorang pria sampai modar. 

Nunik Utami
Sebagian besar cerpen dalam Kejora diceritakan menggunakan perspektif orang pertama. Pada beberapa cerpen ini, narator menjadi bagian cerita tapi bukan ‘pemeran utama’. Hal ini dapat dilihat dalam cerpen Episode Tentang Luna, Mak’e, Sang Idola, Pesta Pernikahan Arya, Gionara, dan Ayunan Oma Henkie. Narator orang pertama sekaligus ‘pemeran utama’ cerita dapat dilihat dalam cerpen Akhir Sebuah Kompetisi, Chatting, Pernikahan Itu…, Selingkuh Itu Indah?, Valentine Untuk Semua Kekasih, Matahariku, Hasrat Adinda, Menantu Ibu, Dari Atap Gerbong, dan Gadis Pasar. Riang Riana memanfaatkan narator orang pertama, tapi baik narator dan Riana merupakan ‘pemeran utama’. Cinta Kartini, Venezia Café, Rukmini, dan Sedan Biru adalah cerpen-cerpen yang menggunakan perspektif orang ketiga.

Hampir semua cerpen dalam Kejora memiliki akhir yang mengejutkan. Hanya saja semua kejutan tidak memberikan gedoran yang sama. Banyak cerita dengan akhir yang sudah bisa ditebak. Tapi Dari Atap Gerbong dan Gadis Pasar berakhir dengan kejutan yang menggetarkan hati.

Saya memilih Dari Atap Gerbong, Gadis Pasar, Sedan Biru, dan Valentine Untuk Semua Kekasih sebagai cerpen-cerpen yang meninggalkan kesan mendalam sekaligus yang terbaik dalam koleksi ini. Dan dari keempat cerpen ini, saya memilih Dari Atap Gerbong sebagai nomor satu.

Ada satu hal yang perlu diperhatikan oleh pengarang ketika menciptakan karakter khususnya dalam hal memberi nama. Pilihan yang digunakan banyak penulis adalah memberi nama yang jelas bagi karakter atau tidak sama sekali. Kalau Nunik Utami memilih pilihan kedua, dan itu yang tampak dalam cerpen-cerpennya ini, seharusnya ia memberi tahu nama lengkap Ndi (Chatting), Tan (Mak’e), Vin (Akhir Sebuah Kompetisi), Sher (Riang Riana), Nad (Matahariku) dan Val (Selingkuh Itu Indah?).

Sebuah cerita pendek adalah karya yang menuntut kecermatan penulis. Seharusnya penulis berhati-hati agar jangan sampai melakukan kesalahan. Nunik Utami terpeleset dalam cerpen pertama, Episode Tentang Luna. Ia mengatakan bahwa keluarga Reni tinggal di sebuah apartemen lantai empat belas (hlm. 5). Tapi ia juga menyebutkan bahwa ada pohon jambu di belakang kamar Luna. Kalau ingin ke pohon itu, otomatis harus lewat kamar Luna (hlm. 3). Pohon jambu seperti apa yang ditanam di belakang sebuah kamar di lantai empat belas sebuah apartemen?

1 comments:

nunik utami said... Reply Comment

Wahh, saya baru baca ini. Terima kasih atas ulasannya, ya. Senang banget dengan kritik dan sarannya. Ini bisa memacu saya untuk lebih baik dalam berkarya :D

Post a Comment

Recommended Post Slide Out For Blogger
 

Blog Template by Blogger.com

Author: Jody Setiawan