19 March 2012

God-shaped Hole



Judul Buku: God-shaped Hole (Kekasih Idaman)
Pengarang: Tiffanie DeBartolo
Penerjemah: Tanti Lesmana
Tebal: 448 hlm, 20 cm

Cetakan: 1, Februari 2012
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama





God-shaped Hole adalah sebuah novel tentang pencarian manusia untuk mengisi kekosongan dalam jiwa. Kekosongan jiwa perlu diisi agar seseorang bisa menjalani kehidupan dengan bahagia. Kekosongan dalam jiwa diibaratkan dalam bentuk lubang besar, tempat Tuhan seharusnya berada. Lubang besar berbentuk-Tuhan itu diisi dengan berbagai cara dalam sebuah pencarian manusia yang tiada henti-hentinya. Proses pencarian tersebut akhirnya menempatkan apa saja dalam lubang besar itu. Minuman keras, seks, anak-anak, makanan, uang, musik, atau heroin.

Beatrice Jordan dan Jacob Grace, kedua karakter sentral dalam novel sedang berada dalam proses mengisi lubang besar berbentuk-Tuhan milik mereka. Beatrice yang dipanggil Trixie oleh Jacob adalah seorang perancang perhiasan dengan riwayat kegagalan cinta. Semua lelaki yang dianggapnya bisa mengisi lubang besar berbentuk-Tuhan-nya pergi meninggalkannya. Ketika bertemu Jacob, Trixie berumur dua puluh tujuh tahun, tapi merasa seperti berumur 65 tahun. Kondisi ini membuatnya muak, kalah dan menderita seorang diri di Los Angeles. Sedangkan Jacob seorang pengarang yang bekerja di The Weekly. Sama seperti Trixie, Jacob juga sudah merasa bosan dengan Los Angeles dan berniat meninggalkan kota ini suatu hari nanti. Dihubungkan dengan lubang besar berbentuk-Tuhan, mereka memiliki persamaan kekosongan. Sama-sama kehilangan figur ayah. Bedanya, Trixie menanggapi kekosongan itu dengan kemarahan, sementara Jacob dengan kesedihan.

Trixie sedang berada dalam masa paling membosankan dalam hidupnya ketika merespons iklan Jacob di LA Weekly. Iklan Jacob berbunyi: “Kalau niatmu tulus aku sedang mencari teman untuk menghadapi akhir dunia.” Begitu mereka berkenalan, mereka segera mengadakan serangkaian kencan yang diwarnai dengan hubungan seks yang berakhir dengan hidup bersama. Tapi hidup bersama bukanlah akhir dari hubungan cinta mereka. Mereka tidak menjadi adem ayem saja karena hubungan mereka ditingkahi juga dengan pertengkaran, yang salah satunya bahkan nyaris membuat hubungan mereka kandas. Mereka memutuskan akan meninggalkan Los Angeles setelah Jacob bisa menjual novelnya. Di dalam proses menanti momen itu, Trixie dibayang-bayangi mimpi buruk, di mana di dalam mimpinya ia melihat Jacob terjebak dalam pusaran air. Mimpi-mimpinya itu seolah-olah melengkapi apa yang diramalkan seorang peramal pada waktu ia berusia 12 tahun. Bahwa cinta sejatinya akan meninggalkannya karena mati muda. Lagi pula, seumur hidupnya, Trixie tidak mampu menepis ketakutan-ketakutannya, terutama ketakutan akan kematian.

Pertanyaan yang akan muncul dalam benak kita sebelum novel berakhir adalah: apakah ramalan dan mimpi-mimpi Trixie akan bersekongkol untuk mewujudkan ketakutannya akan kematian? Ataukah bersama Jacob ia bisa meninggalkan Los Angeles dan hidup bahagia di Memphis? Tiffanie DeBartolo akan menjawab kedua pertanyaan ini dengan tuntas. 

Tiffanie DeBartolo
Sebagai novel cinta, God-shaped Hole adalah sebuah novel yang layak dibaca. Menggunakan narator orang pertama, Tiffanie berhasil menggelontor kisah dalam novel dengan bahasa yang lancar dan plot yang bergerak cepat. Mungkin karena sebelumnya telah menulis tiga skenario film, dan salah satunya ia sutradarai (Dream for an Insomniac, 1996), Tiffanie telah menempa dirinya untuk bisa dengan pintar menghindari cerita dari kecenderungan berlarat-larat dan tetap berhasil mengikat konsentrasi pembaca sekalipun ia sedang menyampaikan bagian cerita yang sebenarnya biasa saja. Manakala novelnya berakhir, Tiffanie dengan sukses akan menciptakan lubang besar berbentuk Tuhan dalam jiwa pembacanya. 

Edisi Indonesia diterjemahkan dengan baik sehingga pembaca tidak akan menemukan kesalahan-kesalahan penerjemahan yang tidak perlu. Kisah dalam novel tetap terasa menggigit dan mengalir lancar. Hanya saja, judul terjemahannya tidak menarik. Kekasih Idaman sesungguhnya bukanlah judul yang bisa merepresentasi apa yang disampaikan Tiffanie DeBartolo dalam novel. Memang Jacob merupakan kekasih idaman Tiffanie, tapi novel ini tidak hanya sekadar mengangsurkan romansa picisan kepada pembaca. Kekosongan dalam jiwa sejoli karakter utamanya tidak melulu disebabkan karena mereka membutuhkan kekasih idaman. Kekosongan terbesar justru disebabkan oleh hilangnya figur ayah yang patut dijadikan teladan dalam hidup mereka. Dan kekosongan semacam inilah yang menentukan keberlangsungan hubungan cinta Trixie dan Jacob.

Setelah menjadi pengarang skenario film dan sutradara, Tiffanie DeBartolo menjajal dunia baru, menjadi novelis. Novel keduanya, How to Kill a Rock Star (2005), telah terbit menyusul God-shaped Hole. Perempuan yang juga berkiprah dalam industri musik indie ini merambah juga ke dalam penciptaan novel grafis. Akibat dari membaca God-shaped Hole, mungkin adalah, keinginan untuk membaca novel-novel Tiffanie selanjutnya.

Akhirnya, saya ingin mengutip dua kalimat dari novel ini, dialog antara Trixie dan Jacob, ketika Trixie mengatakan ia mencintai Jacob, setelah mereka berhasil melewati konflik terbesar dalam hubungan cinta mereka. 


“Apa kau mencintaiku sedikit, atau lebih dari sedikit?” tanya Jacob. 
“Lebih dari sedikit,” jawab Trixie.
(hlm. 349).
 

0 comments:

Post a Comment

Recommended Post Slide Out For Blogger
 

Blog Template by Blogger.com

Author: Jody Setiawan