06 July 2013

Mahogany Hills


Judul Buku: Mahogany Hills
Pengarang: Tia Widiana
Tebal: 344 hlm; 20 cm
Cetakan: 1, Mei 2013
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama



Aku rela kalau kau membenciku seumur hidup. Setidaknya, izinkan aku mencintaimu seumur hidupku. (hlm. 330).





Tiga hari setelah menikah, Jagad Arya Arnawarma membawa Paras Ayunda Bakhtiar, istrinya, ke Mahogany Hills -tanah dengan rumah putih dua lantai berdinding kayu di daerah perdesaan di kaki Gunung Halimun, Sukabumi. Jagad memang sedang menyelesaikan proyek pembangunan resor di Sukabumi. Tapi sebenarnya ia membawa Paras ke sana bukan karena ingin didampingi sang istri sampai proyeknya selesai. 

Mereka menikah karena perjodohan. Jagad baru mengenal Paras seminggu sebelumnya yaitu saat mereka bertunangan. Paras baru kembali dari London, meninggalkan program doktorat yang diikutinya untuk menikah dengannya. Jagad berharap, dengan menetap di daerah perdesaan terpencil, Paras akan merasa bosan dan tidak bertahan. Jagad pun sudah bersiap menjadi laki-laki brengsek yang akan menyulitkan kehidupan Paras  sampai perempuan itu menyerah dan mengajukan cerai. 

Mengapa Jagad menikahi Paras dengan tujuan bercerai? Keputusannya ini berhubungan dengan Nadia, cinta pertamanya sekaligus sahabat semasa kuliah. Saking mencintai Nadia, ketika perempuan itu dicampakkan calon suaminya dan datang kepadanya, Jagad ingin menikahinya. Sayangnya, Nadia datang beberapa minggu sebelum pernikahan Jagad, dan Jagad tidak bisa membatalkan pernikahannya. Pembatalan pernikahan akan membuat kedua Jagad dan Paras dipermalukan. Jalan keluar satu-satunya adalah tetap menikahi Paris dan membuatnya menderita.

Jagad kecele. Meskipun berusaha menciptakan situasi tidak menyenangkan dengan sikapnya yang sinis, ketus, dan mudah marah, Paras tidak membencinya. Paras tetap melayaninya kebutuhannya dengan baik sebagai istri, kecuali dalam hal berhubungan intim. Sikap Paras diam-diam membuat Jagad kagum, tapi tetap saja, tidak bisa mematahkan tekadnya untuk bercerai.

Paras tidak mengetahui penyebab  sikap suaminya yang abusif, hingga suatu malam, Nadia muncul di Mahogany Hills. Jagad memperkenalkannya sebagai perempuan yang seharusnya ia nikahi. Tentu saja perasaan Paras terluka. Apalagi Jagad menuduh Paras telah menghancurkan hidupnya. Hanya sedikit harapan akan terjadinya perubahan dalam diri Jagad yang membuat Paras tidak meninggalkan Mahogany Hills.

Tapi, bagaimanapun, sikap Jagad yang abusif akan menetaskan keraguan mengenai kelanggengan pernikahan mereka. Apakah Paras akan terus bersabar menghadapi sikap Jagad dan bertahan dalam pernikahan yang tidak sehat? Ataukah Jagad akan menyadari jika Paras adalah perempuan yang benar-benar layak untuk mendampingi hidupnya? Jawaban dari kedua pertanyaan itu akan mulai terungkap semenjak kemunculan Adrian -mantan kekasih Paras- di Mahogany Hills. Kedatangannya memicu serangkaian kejadian yang akan menguji ketahanan Paras dan kebrengsekan Jagad.

Mahogany Hills karya Tia Widiana adalah pemenang pertama Lomba Penulisan Novel Amore 2012 yang diselenggarakan oleh Gramedia Pustaka Utama. Setelah membaca novel ini, mau tidak mau saya mesti setuju dengan keputusan juri. Dari berbagai aspek, Mahogany Hills memang layak menjadi juara, sekalipun tema yang diangkatnya bukan lagi sesuatu yang baru.

Kelebihan utama yang dimiliki novel ini adalah pilihan Tia untuk menulis dalam bahasa Indonesia yang baik dan tidak berlepotan bahasa asing. Saya mengapresiasi setinggi-tingginya pilihan Tia. Rangkaian kalimatnya sama sekali tidak sederhana seperti pendapat juri, karena sungguh tidak mudah menghasilkan kalimat-kalimat anggun yang memukau dan membuat pembaca tetap bertahan membaca sampai tamat. Tia mengindikasikan kepiawaian yang jarang dimiliki oleh penulis novel-novel populer Indonesia masa kini.  Penulisannya yang indah membuat dengan mudah kita berpindah halaman selama membaca.

Kemampuan berbahasa Indonesia yang luwes bukanlah satu-satunya kelebihan Tia. Ia pun mampu membangun karakterisasi kedua tokoh utama dengan cemerlang yang membuat kita bersimpati dengan kelemahan dan kekuatan mereka. Pada awalnya, Jagad mungkin akan membuat kita dongkol karena kebrengsekan sikapnya. Tapi kita bisa memahami penyebabnya dan membuat kita kasihan kepadanya. Seorang laki-laki yang kurang pengalaman dalam bercinta, sekali jatuh cinta, bertekad memperjuangkannya meskipun harus menyakiti perempuan yang memujanya. Tanpa ia sadari, sesungguhnya ia sedang berada dalam proses mengenali cinta sejatinya. Coba simak pengakuannya berikut ini:

Setelah menikah denganmu, cinta jadi tidak terlalu rumit. Denganmu, cinta menjadi sangat sederhana. Cinta adalah memberi, menerima, dan memaafkan. (hlm. 329).

Meski berpendidikan tinggi, perjodohan bukanlah sesuatu yang tidak bisa Paras terima. Ia berkaca pada pengalaman beberapa temannya yang menikah karena dijodohkan dan sukses dengan pernikahan mereka. Itulah sebabnya, ia mau menikahi Jagad, apalagi dalam pikirannya, Jagad berpotensi meningkatkan kesuksesan pernikahannya. Kita akan bersimpati pada usaha Paras menjadikan dirinya istri yang bisa diandalkan. Tanpa pembantu, ia memasakkan makanan yang enak buat suaminya dan mengurus Mahogany Hills sehingga nyaman dihuni. Ia selalu bersikap manis dan ramah menghadapi Jagad. Kita juga akan bersimpati pada keputusan yang diambilnya untuk mengakhiri kondisi tidak sehat yang berpotensi menjadikan dirinya perempuan masokis. 

Konflik dalam pernikahan Jagad dan Paras dibentang dalam plot yang mengalir lancar mengandung kejutan-kejutan kecil. Kejutan-kejutan itu akan semakin mempertebal pemahaman kita pada karakter Jagad dan Paras sekaligus menambah keelokan kisah dalam novel ini. Saya suka cara Tia yang tidak terburu-buru menuntaskan konflik tanpa membuat kisahnya berlarat-larat. Karena bagaimanapun juga, proses penuntasan konflik ini berpengaruh sangat signifikan pada perkembangan karakter Jagad. Dan perkembangan karakter Jagad akan menentukan arah pernikahan Jagad dan Paras selanjutnya. 

Sebetulnya, bagian epilog tidaklah terlalu penting. Artinya, tanpa epilog, sebenarnya semua pertanyaan yang muncul selama membaca novel ini sudah terjawab. Tapi ternyata penambahan bagian epilog ini akan menyempurnakan semua kisah dalam Mahogany Hills.

Kalau diminta memberikan bintang, maka saya berikan lima bintang kepada Tia Widiana dan Mahogany Hills-nya.
 

0 comments:

Post a Comment

Recommended Post Slide Out For Blogger
 

Blog Template by Blogger.com

Author: Jody Setiawan