Judul Buku: Hello Goodbye
Penulis; Ayuwidya
Berdasarkan skenario: Titien Wattimena
Tebal: 160 hlm; 20,5 cm
Cetakan: 1, Juni 2012
Penerbit: Qanita
Dengan menjadi diplomat, Indah berharap bisa bekerja di sebuah kota besar di luar negeri. Tapi ternyata, ditempatkan di Korea, bukannya bekerja di KBRI Seoul, ia malah terjebak di Kantor Urusan Konsuler RI di Busan, kota kedua terbesar di Korea Selatan. Tingkat kesibukan yang rendah membuat ia lebih sering bertugas mengantar ibu-ibu pejabat Indonesia yang datang ke Busan untuk berbelanja. Akibatnya, sudah hampir setahun Indah terperangkap kebosanan yang membuatnya mengalihkan perhatian ke dunia boneka ciptaannya.
Hidup Indah seolah-olah akan tetap berkisar pada warna abu-abu dan hitam -seperti busana sehari-hari yang dikenakannya- hingga ia bertemu seorang laki-laki Indonesia, yang sama sepertinya, terperangkap kebosanan di Busan.
Abi (Abimanyu) adalah pelaut yang terkena serangan jantung saat kapal tempat ia bekerja melintas di Pelabuhan Busan. Ia diturunkan di Busan untuk mendapatkan perawatan, dan sebagai WNI, ia menjadi tanggung jawab Konjen Busan. Indah ditugaskan untuk mengurus laki-laki itu.
Abi yang telah meninggalkan rumah dan menjadi ABK selama sebelas tahun bukanlah pasien yang mudah diurus. Indah sebal dengan sikapnya yang kasar dan pemarah. Tapi karena harus mengorek infomasi mengenai latar belakang dan keluarganya, Indah terpaksa berusaha mendekati Abi.
Seiring dengan pendekatan yang dilakukannya, Indah mulai merasakan perubahan yang berarti dalam hidupnya. Mendadak hidupnya tidak sekadar hitam atau abu-abu. Perubahan ini mendapatkan tantangan besar ketika waktu kian bergulir dan Abi harus meninggalkan Busan untuk kembali ke Indonesia.
"Dari awal, kita memang cuma punya satu pilihan setelah semua ini selesai. Berpisah," kata Abi.
"Jangan pernah marah karena perpisahan. Memaki perpisahan sama saja mengutuk pertemuan," kata Indah.
Hidup adalah rangkaian persimpangan, tempat manusia bertemu dan berpisah. Apakah perjumpaan di Busan hanya akan menjadi satu-satunya persimpangan dalam hidup mereka? Atau akan ada lagi persimpangan berikutnya? Jawabannya ada di bagian epilog novel romantis bertajuk Hello Goodbye.
Sebuah persimpangan, sebuah momen pertemuan dua anak manusia, sejatinya harus mendatangkan perubahan yang signifikan dalam hidup mereka.
Setelah meninggalkan keluarga dan bekerja sebagai pelaut, tempat di mana ia dibesarkan bukan lagi rumah bagi Abi. Kapal, di mana ia bekerja, itulah rumah baginya. Pertemuannya dengan Indah membawanya kembali ke rumah yang sejati, tempat ia memulai hidup dan dirindukan oleh keluarga.
Sebaliknya, pertemuannya dengan Abi membuat Indah memahami hidup yang sedang dijalaninya, mengetahui titik awal hidupnya yang sebenarnya dimulai.
"Kini aku yakin di mana titik awal itu. Di sini. Di tempat pertama kali aku melihat dia. Mungkin sekaligus tempat terakhir kali aku bisa melihatnya. Jadi, bagaimana aku harus menyapanya saat aku berdiri di titik akhir sekaligus titik awal ini? Hello? Goodbye? Karena dia, dua kata yang tak pernah bersanding dalam dimensi waktu yang sama menyatu. Hello Goodbye..." (hlm. 8).
Hello Goodbye adalah novel yang ditulis berdasarkan skenario film layar lebar berjudul sama karya Titien Wattimena. Ayuwidya yang pernah mengerjakan novelisasi film Mestakung (Qanita, 2011) dipercayakan untuk menulis novel ini. Hasilnya lumayan enak dibaca kendati terasa kurangnya pengembangan yang disebabkan kesetiaan pada skenario.
Menggunakan Indah sebagai narator orang pertama sebenarnya penulis berpeluang mengungkap lebih dalam latar belakang kehidupan Indah yang berkisar abu-abu dan hitam itu. Sayangnya, peluang ini tidak dimanfaatkan dengan baik, sehingga Indah sang narator hampir tidak memiliki masa lalu untuk dikisahkan (kecuali info soal tujuan hidup terkait IPK yang tinggi dan bekerja di KBRI). Demikian pula latar belakang kehidupan Abi yang jelas-jelas masih butuh digali agar sikapnya yang memilih kapal sebagai rumah ketimbang tempat ia dibesarkan bisa lebih meyakinkan. Pengembangan karakter yang lebih intens akan meningkatkan konflik dan interaksi di antara kedua karakter ini.
Sesungguhnya, kisah dalam Hello Goodbye bisa terjadi di mana saja. Artinya tidak mesti berlatar Korea untuk menghadirkan romansa semacam ini. Tapi segala sesuatu tentang Korea memang sedang banyak diminati di Indonesia saat ini. Kondisi inilah yang mendorong lahirnya kisah Indah dan Abi.
Film Hello Goodybye, karya penyutradaraan Titien Wattimena, yang mendapuk Atiqah Hasiholan sebagai Indah dan Rio Dewanto sebagai Abi ini akan beredar pada November 2012.
0 comments:
Post a Comment