14 November 2012

Click


Judul Buku: Klik
Judul Asli: Click (2007)
Penerjemah: Jia Effendie
Tebal: 228 hlm; 13,5 x 20 cm
Cetakan: 1, September 2012
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama

 




George Keane atau Gee adalah jurnalis foto. Selama hampir lima puluh tahun, ia telah berkeliling dunia untuk memotret. Tidak ada subjek yang tidak menarik bagi Gee. Ia selalu pulang membawakan kisah-kisahnya, terutama bagi Maggie Keane Henschler, salah satu cucunya. Tidak heran ketika Gee meninggal dunia karena serangan jantung, Maggie merasa sangat terpukul. Jason Keane Henschler, kakak Maggie, bukannya tidak terpukul oleh kematian Gee, tapi pada saat yang sama ia sedang dilanda kekecewaan karena mengetahui dirinya bukan anak kandung keluarga Henschler.

Gee meninggalkan warisan bagi kedua cucunya. Untuk Maggie Gee memberikan sebuah kotak kayu berisi tujuh kotak di dalamnya, dan setiap kotak berisi sebuah kerang dengan sebuah pesan dari Gee: lemparkan kembali semuanya. Maggie berkesimpulan kalau Gee ingin ia mengembalikan ketujuh kerang itu ke tempat asalnya, yaitu tujuh benua versi Maggie: Afrika, Asia, Australia, Antartika, Amerika Utara, Amerika Selatan, dan Eropa. Untuk Jason, Gee mewariskan koleksi foto para pesohor dengan tanda tangan asli mereka. Selanjutnya, Jason juga mendapatkan sebuah kamera milik Gee. Sepertinya, pada umur enam belas tahun, Jason meninggalkan keluarga Henschler untuk mencari ayahnya di Tobago. Sementara Maggie, tetap bertekad mengembalikan ketujuh kerang itu ke tempat asalnya. Kelak, Maggie yang tidak pernah menikah, akan bekerja sebagai duta besar bagi Amerika, mungkin sebagai upaya untuk mendapatkan kesempatan menuntaskan permintaan Gee.

Click (Klik) adalah buku yang ditulis oleh sepuluh penulis yang tersebar di tiga benua, Amerika, Eropa, dan Australia. Mereka adalah penulis-penulis yang telah mencetak prestasi dalam karier kepenulisan mereka. Ide untuk menulis Click dilemparkan oleh Arthur Levine, wakil presiden Scholastic dan pemilik Arthur Levine Books. Ia mengajak sepuluh penulis untuk menghasilkan sebuah buku dengan target pembaca berusia muda, masing-masing menulis satu bagian. 
 
Linda Sue Park mendapat giliran pertama untuk membuka novel ini. Ia memperkenalkan keluarga Henschler dan Gee. Kabarnya, karakter George "Gee" Keane didasarkan pada tokoh yang pernah hidup, seorang pengelana seperti Gee bernama Dwight "D" Follet. Kemana Dwight pergi, ia selalu membuat kagum orang yang dijumpainya, terutama anak-anak muda. Linda memulai kisahnya dengan kematian Gee, kesedihan Maggie, kotak kayu berisi tujuh kotak, foto-foto para pesohor, dan sebuah kamera.

Eoin Colfer melanjutkan kisah mengenai keluarga Henschler dengan menampilkan perkembangan karakter Jason. Setelah mengetahui dirinya anak adopsi, Jason menjadi seorang pemberontak, bertekad mengumpulkan uang agar bisa menemui ayah kandungnya.  Sebelumnya, ia berniat menjual kamera Gee, tapi sepucuk surat dari kakeknya itu mengurungkannya. Kemudian, oleh Tim Wynne-Jones, Jason berkembang menjadi pemuda yang tertarik pada fotografi. Salah satu eksperimennya adalah serial kaca yang dibuatnya dengan Jasmine, seorang gadis cantik sebagai model. Setelah itu Jason akan menghilang, dan disinggung kembali oleh Margo Lanagan dalam kisahnya yang berseting masa depan.  

Nick Hornby menyorot kehidupan Maggie setelah diperkenalkan Linda Sue Park. Hornby menciptakan ketertarikan Maggie pada foto-foto kakeknya dan menemukan sesosok perempuan bernama Jacqueline Aliadiere. Ada yang unik dalam bagian yang ditulis Hornby ini. Ia memunculkan dua karakter George Keane, salah satunya tinggal di Amerika dan yang lain tinggal di Prancis. Gagasan dunia paralel ini akan menjadi landasan bagi Margo Lanagan untuk menulis bagiannya. 

Margo Lanaganlah yang memindahkan kisah Maggie yang hendak menuntaskan permintaan Gee ke masa depan. Maggie pergi ke Australia, ke sebuah tempat bernama High Vincetia dan bertemu dengan Afela, narator bagian yang ditulisnya. Di sini, Maggie akan memutuskan akhir dari perjalanannya. Sepuluh tahun kemudian, Gregory Maguire memunculkan Maggie dengan nama aslinya, Margaret Keane Henschler, yang untuk pertama kalinya mengunjungi sebuah kota bernama Nutu. Ia datang ke kota itu dalam rangka pembukaan sebuah museum Seni Modern. Nutu adalah New York Two, New York yang lama telah hilang setelah apa yang Maguire sebut sebagai "Peristiwa itu". Kemungkinan besar yang ia maksud adalah pemanasan global yang menyebabkan banjir seperti yang disampaikan Margo Lanagan dalam kisahnya. 

Selain kisah Maggie dan Jason, Click juga berkisah tentang beberapa orang yang ditemui Gee dalam perjalanannya. David Almond menciptakan karakter Annie Lumsden yang tidak mengenal ayah kandungnya dan hidup dalam dongeng-dongeng ibunya di Pantai Stupor. Deborah Ellis menghidupkan Lew, pemuda tujuh belas tahun dari penjara Rusia. Roddy Doyle membawa Gee ke Dublin, Irlandia, untuk berkenalan dengan Vincent atau Vinnie dan neneknya yang bisa meramalkan masa depan. Ruth Ozeki meluncurkan kisah berseting pasca Perang Dunia II, saat Gee berada di Jepang dan bertemu Taro, pemuda Jepang yang menjadi korban perang dan adiknya yang bernama Jiro.

Setelah dimulai Linda Sue Park, penulis berikutnya melanjutkan dengan kisah masing-masing yang gagasannya muncul setelah membaca tulisan penulis sebelumnya. Agaknya, para penulis diberikan kebebasan untuk mengembangkan kisahnya dan kurangnya kontrol sehingga ada bagian yang terasa tidak berkembang. Apalagi setiap penulis hanya menulis satu bagian. Kisah-kisah tentang orang yang dijumpai Gee dalam perjalanannya memang merupakan kisah-kisah yang menarik. Tapi  kita kehilangan kisah Maggie dan Jason dalam perjalanan mereka menuju kedewasaan, hingga Jason menikah, dan Maggie keliling dunia sebagai duta besar. 

Tantangan terbesar dihadapi oleh Gregory Maguire yang menutup dan menyimpulkan semua kisah yang ditulis sembilan penulis sebelumnya. Bukan hanya karena dia harus memperjelas, misalnya, apa yang terjadi pada Maggie dan Jason yang tidak diekspos penulis sebelumnya, tapi juga karena perpindahan seting waktu ke masa depan yang dilakukan Margo Lanagan. Untunglah ia berhasil menyajikan penutup yang bisa sedikit menjawab keingintahuan pembaca, walaupun belum cukup lengkap. 

Karena setiap bagian ditulis oleh penulis yang berbeda, maka kita akan membaca berbagai kisah yang ditulis menurut gaya masing-masing penulis. Meskipun demikian, semua kisah tetap terhubung, membentuk satu kesatuan sebagaimana sebuah novel dan bukan kumpulan cerita. Bukan pekerjaan yang mudah melanjutkan kisah yang ditulis penulis lain, bahkan kemudian, menamatkannya. Karena itu, kita bisa menoleransi kekurangan yang ada.

Pada bagian akhir Click, kita akan mendapatkan informasi mengenai Amnesti Internasional. Organisasi yang didirikan pada tahun 1961 di Inggris oleh
Peter Benenson ini bertujuan melindungi orang-orang yang tidak mendapatkan keadilan, kesamaan hak, kebebasan, dan kebenaran. Rupanya, keuntungan penjualan Click menjadi sumbangan para penulis bagi organisasi ini. 





Dari kiri: Arthur Levine, Gregory Maguire, Linda Sue Park, Tim Wynne-Jones, dan David Almond di ALA 2007 Annual Conference, Washington, D.C.


Belakang, dari kiri: Roddy Doyle, Eoin Colfer, Margo Lanagan, dan Tim Wynne-Jones.

Depan, dari kiri: Arthur Levine, Linda Sue Park, Deborah Ellis, dan Colin Farrel (dari Amnesty International) 

The Borders Reading and Discussion Panel, 22 Oktober 2007.




0 comments:

Post a Comment

Recommended Post Slide Out For Blogger
 

Blog Template by Blogger.com

Author: Jody Setiawan