Judul Buku: Kukila
Pengarang: M. Aan Mansyur
Editor: Siska Yuanita
Tebal:192 hlm; 20 cm
Cetakan: 1, September 2012
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Jika Anda membuka Kamus Besar Bahasa Indonesia, Anda akan menemukan arti kata Kukila yang dipakai dalam kesusastraan Melayu klasik. Kukila yang berarti burung rupanya begitu memikat bagi M. Aan Mansyur, sehingga menjadikan kata ini sebagai judul buku kumpulan ceritanya. Dan memang, ada empat perempuan bernama Kukila dalam buku ini.
Cerita pertama berjudul
Kukila (Rahasia Pohon Rahasia) mengisahkan tentang sebuah keluarga
disfungsional yang dibangun perempuan bernama Kukila dengan Rusdi, teman mantan
kekasih Kukila. Rusdi mandul sehingga tidak bisa memberikan anak pada Kukila.
Maka, Rudi bersepakat dengan Kukila untuk meminta Pilang, mantan kekasih Kukila, menggauli Kukila. Bukan hanya menghasilkan satu anak perempuan, Aurora, hubungan
di antara Kukila dan Pilang juga membuahkan dua anak lain, Nawa dan Janu. Kedua anak terakhir ini bukan lagi hasil
kesepakatan tapi perselingkuhan yang tidak berakhir. Suatu hari, Rusdi
memutuskan menceraikan Kukila dan meninggalkan keluarganya. Rusdi tidak bisa
lagi menahan dirinya menyaksikan kemesraan Kukila dan Pilang. Karena dalam
hatinya, ia menyimpan rahasia, yang tidak pernah diketahui Kukila dan Pilang. Bukan
cuma Kukila, Pilang, dan Rusdi yang menyimpan rahasia, tapi Aurora, Nawa, dam Janu pula. Cerita paling panjang dalam
kumpulan cerita ini menyertakan bagian yang pernah dimunculkan dalam kumpulan
cerpen Dari Datuk ke Sakura Emas
(April, 2011) dengan judul Di Tempatmu
Berbaring Sekarang.
Kukila yang kedua
muncul dalam cerita jenaka Setengah
Lusin Ciuman Pertama. Dalam cerita ini pengarang membongkar rahasia enam
ciuman yang pernah dirasakannya. Ada empat cewek dan dua cowok yang pernah
berciuman dengannya. Salah satu cewek itu, tentu saja, bernama Kukila.
Cerita Tiba-tiba Aku
Florentino Ariza menampilkan Kukila sebagai perempuan cantik, berprofesi
sebagai dokter, sudah menikah, tapi belum mempunyai anak karena suaminya mandul. Ketika Kukila sering menyaksikan seorang pemuda mandi
telanjang di sumur belakang rumah pada musim kemarau, ia memutuskan mendapatkan
anak darinya. Perasaan sang pemuda ketika Kukila berhasil merenggut
keperjakannya adalah seperti Florentino Ariza, lelaki dalam novel Love in the
Time of Cholera karya Gabriel Garcia Marquez, yang keperjakannya direnggut dengan mendadak dan cepat dalam
kegelapan sebuah kapal oleh seorang perempuan yang tidak dikenalnya. Setelah
keperjakaannya melayang, pemuda itu menemukan kenyataan pahit terkait apa
yang telah terjadi. Sebuah kehilangan dan rasa malu sebagai kompensasi kenikmatan
yang dirasakannya.
Kukila keempat muncul
dalam cerita Tiga Surat Cinta yang Belum Terkirim. Ia adalah salah satu dari
tiga orang yang seharusnya menerima surat cinta dari sang narator
bertahun-tahun sebelumnya. Ketiga orang itu bersinggungan hidupnya dengan
pernikahan. Pertama, adik laki-laki yang hendak menikah; kedua, kekasih yang
menikahi laki-laki pilihan orangtuanya, dan ketiga, ibu, yang pernikahannya
berakhir dengan minggatnya suaminya dan tidak pernah
kembali.
Ibu dalam cerita Tiga
Surat Cinta yang Belum Terkirim agaknya ibu yang sama dalam cerita Setia adalah
Pekerjaan yang Baik. Setelah setahun meninggalkan suaminya sebelum
menikmati malam pertama pada hari pernikahannya, ibu dalam cerita ini kembali dan mendapatkan suaminya
masih menunggu dengan setia. Setelah mereka punya tiga anak, suaminya yang
meninggalkannya dan tidak pernah kembali. Akankah ibu itu tetap setia kepada
suaminya sementara ada tiga pria yang ingin melamarnya?
Beberapa cerita yang
ada dalam kumpulan cerita ini pernah diterbitkan sebelumnya. Kebun Kelapa di
Kepalaku yang pernah terbit dalam antologi Setapak Salirang (Insist Press, 2006)
merupakan curahan hati seorang pemuda kepada kekasihnya mengenai permasalahan
rambut yang dialaminya, ibunya yang selalu memaksanya memotong rambut, Tante
Maryam yang selalu memotong rambutnya walaupun hasil pekerjaannya selalu jelek.
Hampir di akhir curahan hatinya, ia mengungkap rahasia yang disimpan ibunya
bertalian dengan potong-memotong rambut yang dialaminya. Perahu Kertas dengan
Huruf-huruf Kanji yang pernah terbit di buku Kupu-kupu dalam Kotak Kaca (Ininnawa,
2005) berkisah tentang pembuktian cinta seorang pemuda kepada gadis yang
dicintainya. Menjelang berakhirnya pembuktian cintanya, ia diperhadapkan
dengan perasaan kecewa yang mendalam. Celana Dalam Rahasia Terbuat dari Besi
dan Sehari Setelah Istrinya Dimakamkan telah dimunculkan dalam antologi Perkara Mengirim Senja (Serambi, 2012) sebagai bagian dari cerita bertajuk Selepas
membaca Sebuah Pertanyaan Untuk Cinta, Alina menulis Dua Cerita Pendek Sambil
Membayangkan Lelaki Bajingan yang Baru Meninggalkannya. Kedua cerita ini
mengisahkan tentang perempuan yang mengecundangi suami mereka. Cerita penuh
gairah berjudul Hujan. Deras Sekali. yang mengetengahkan perselingkuhan di antara tiga
perempuan dan empat lelaki ini diterbitkan dalam antologi lain, Perempuan yang Melukis Wajah (Gramedia Pustaka Utama, 2012).
Erwin dalam cerita Membunuh Mini menggauli Mini, hingga hamil. Tapi ia tidak berniat menikahi Mini lantaran perbedaan status, ia seorang direktur dan Mini hanya seorang pembantu. Akhirnya ia memutuskan untuk membunuh Mini. Sehabis bercinta dengan Mini untuk terakhir kalinya, ia pun menjalankan rencananya, tanpa mengetahui, ada pihak yang berniat merusak rencananya itu.
Aku Selalu Bangun Pagi
dikisahkan dari perspektif seorang pemuda pemilik perpustakaan dan toko buku,
kemungkinan pengarang sendiri. Setiap pagi, seorang gadis cantik berkunjung dan
setiap kali bertemu, gadis itu akan menyapanya: Baru bangun, kan? Lama-kelamaan
sapaan gadis itu menjengkelkan pemuda itu, karena memang ia selalu bangun lebih
pagi, bahkan mungkin, lebih pagi dari gadis itu. Hingga suatu hari, kemarahannya
meledak, dan terlambat menyadari, cinta sebenarnya sudah menghampiri
kehidupannya.
Ide yang cukup menarik
dihadirkan pengarang dalam cerita Lebaran Kali Ini Aku Pulang yang
dipersembahkan kepada Umar Kayam, pengarang yang pernah menulis kisah-kisah
tentang Lebaran (diterbitkan pada 2002 dengan judul Lebaran di Karet, di
Karet...), salah satunya berjudul Lebaran Ini, Saya
Harus Pulang. Dikisahkan dari perspektif orang pertama, naratornya mengisahkan
kepulangannya ke kampung halaman setelah tidak pernah pulang selama 20 tahun.
Ia datang untuk menziarahi makan kedua orangtuanya, tapi sebelumnya ia
menyaksikan kampungnya ternyata telah banyak mengalami perubahan, termasuk
degradasi moral. Dan yang terutama, ternyata di sana tidak dikenal lagi bulan
Ramadhan dan Lebaran. Diam-diam ia telah menyiapkan sebuah rencana. Nah, apakah
rencana sang narator bagi kampungnya?
Lima
Pertanyaan Perihal Bakso adalah tanya jawab seputar bakso pada
sebuah reuni antara seorang pemuda dengan mantan kekasihnya. Kelima pertanyaan
yang dilontarkan mantan kekasih itu akan mengungkapkan perjalanan cinta dan
kehidupan keduanya hingga saat reuni tersebut.
Ketinggalan
Pesawat dan Cinta
(Kami) seperti Sepasang Anjing dan Kucing adalah dua cerita yang sangat
sederhana. Cerita pertama hanya mengisahkan satu peristiwa yang terjadi di
Bandara Internasional Sultan Hasanuddin. Naratornya hendak pergi ke Jakarta
untuk menjumpai seseorang dan ketinggalan pesawat. Cerita kedua, yang dijadikan
penutup kumpulan cerita ini adalah kisah cinta antara sang narator, seorang
pecinta kucing dan Nanti, kekasihnya yang mencintai anjing. "Kelak, jika
ada yang bertanya kenapa kita berpisah, tapi semoga tidak berpisah, katakan
saja kita seperti anjing dan kucing, " kata Nanti. Apakah mereka bisa
mempertahankan hubungan dan melawan perumpamaan anjing dan kucing dalam
hubungan mereka?
Membaca cerita-cerita realis
dalam kumpulan cerita Kukila ini adalah pengalaman baca yang menyenangkan. Kisah-kisah
yang diusungnya umumnya sederhana, terkadang terkesan sepele, dan tampaknya,
sering dipulung dari kehidupan pribadinya. Tapi kesederhanaan yang ada selalu
berpeluang menghadirkan kisah yang meninggalkan kesan mendalam. Cerita-ceritanya pun acap menghadirkan akhir yang mengejutkan. Sementara
membaca, kita akan bertanya-tanya, dengan sedikit gelisah, apa yang akan dibeberkan
pengarang pada bagian akhir atau pada kalimat pamungkas?
Cara pengarang menyajikan
kisah-kisah dalam kumpulan cerita yang paling banyak menggunakan perspektif
orang pertama ini cukup kreatif. Pengarang tidak selalu menggunakan
susunan yang biasa kita jumpai dalam karya fiksi. Beberapa cerita disajikan
dengan cara membagi-baginya ke dalam tiap bagian yang diberi nomor seperti pada
cerita Kukila (Rahasia Pohon Rahasia), Setengah Lusin Ciuman Pertama, Lima
Pertanyaan Perihal Bakso, Lebaran Kali Ini Aku Pulang, dan Setia adalah
Pekerjaan yang Baik. Cerita yang disebut terakhir - ditulis di Twitter - setiap
bagiannya cukup singkat, paling panjang berisikan tiga kalimat.
Kukila (Rahasia Pohon
Rahasia) merupakan cerita yang membutuhkan kejelian pembaca untuk mengurainya. Cerita
yang ditulis dengan kalimat-kalimat bernada puitis ini merupakan gabungan dari
isi surat, curahan hati, dan penceritaan dari perspektif orang ketiga. Rahasia
setiap tokoh akan dikelupas dan menginformasikan kepada kita, betapa rumitnya
kehidupan ini, dan itulah sebabnya, tidak selalu bisa berjalan sesuai dengan
yang kita inginkan.
Sebenarnya, gagasan
inilah yang menjadi warna dominan cerita-cerita dalam Kukila, kumpulan cerita
karya M. Aan Mansyur.
Tentang Pengarang:
M. Aan Mansyur
dilahirkan di Bone, Sulawesi Selatan, 14 Januari 1982. Sehari-hari, ia bekerja
sebagai relawan di Kafe Baca Biblioholic -mungkin dijadikan seting cerita Aku
Selalu Bangun Lebih Pagi- dan komunitas Ininnawa di Makassar. Bukunya yang
sudah terbit adalah Hujan Rintih-Rintih (2005), Perempuan Rumah Kenangan
(2007), Aku Hendak Pindah Rumah (2008), Cinta yang Marah (2009), dan
Tokoh-tokoh yang Melawan Kita Dalam Satu Cerita (2012).
3 comments:
salah satu wishlistku nih, baru beberapa kali baca tulisannya hurufkecil dan itu pun cerpen semua, selebihnya twit2 dia :)
aku malah belum pernah baca twit2nya, tapi aku suka cerpen2 dan puisinya.
Very nicce blog you have here
Post a Comment