12 December 2012

The Christmas Thief


Judul Buku: The Christmas Thief (Pencuri Pohon Natal)
Penulis: Mary Higgins Clark & Carol Higgins Clark (2004)
Penerjemah: Ade Dina Sigarlaki
Tebal: 248 hlm; 18 cm
Cetakan: 1, Desember 2005
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama

 





Pohon Natal Rockefeller Center adalah pohon Natal besar yang dipancang setiap tahun di Rockefeller Center -Manhattan, New York City- pada akhir November atau awal Desember. Kebanyakan menggunakan cemara Norway spruce setinggi 21 sampai 30 meter yang diambil dari berbagai tempat di Amerika Serikat. Cemara tertinggi yang pernah dijadikan pohon Natal dalam tradisi ini adalah cemara Norway spruce yang diambil di Killingworth, Connecticut. Cemara ini dipancangkan pada 11 November 1999. Untuk menyambut Natal 2012, dipilih cemara Norway spruce di Flanders, New Jersey, dan dipancangkan di Rockefeller Center pada 28 November 2012 lalu. 

Seperti yang disebutkan dalam Ucapan Terima Kasih, Mary Higgins Clark dan putrinya, Carol, mengembangkan The Christmas Thief (Pencuri Pohon Natal) berdasarkan ide editor mereka, Michael Korda. "Bagaimana kalau kalian menulis cerita tentang Pohon Natal Rockefeller Center yang dicuri?" (hlm. 5). Maka kisah pun dirancang dan karakter-karakter dihidupkan, juga cemara yang dicalonkan sebagai Pohon Natal Rockefeller Center. Untuk menetapkan cemara itu, mereka pergi ke Stowe, Vermont dan bertemu keluarga salah satu pendiri perkebunan Paine's Christmas Trees. Maka muncullah rupa cemara blue spruce (di halaman 28 disebut setinggi 25 meter, di sampul belakang 24 meter) berusia lima puluh tahun di hutan Stowe, Vermont.

Selain karena keindahan dan kemegahannya, cemara blue spruce itu dipilih karena pada saat ditanam di lahan yang terletak dekat properti milik keluarga Von Trapp (The Sound of Music). Maria Von Trapp kebetulan sedang berjalan-jalan di hutan dan difoto berdiri di samping pohon itu. Bagi Lemuel dan Viddy Pickens -pemilik pohon- cemara itu memiliki arti penting dalam hidup mereka. Cemara itu ditanam pada hari pernikahan mereka. Keduanya sangat menyayangi pohon itu, sempat tidak ingin melepasnya, tapi janji ketenaran membuat mereka merelakannya.

Pada hari yang direncanakan untuk menebang pohon itu, Opal Fogarty akan berada di Trapp Family Lodge yang berdekatan dengan lokasi tumbuhnya. Opal ikut dengan pasangan Alvirah dan Willy Meehan yang dikenalnya karena sama-sama pernah memenangkan lotre. Kalau pasangan itu bisa menjaga uang mereka, tidaklah demikian dengan Opal. Ia terjebak jerat penipu kelas kakap bernama Packy Noonan yang menawarinya menjadi investor perusahaan perkapalan fiktifnya lebih dari tiga belas tahun silam. Uangnya dijarah habis dan meskipun Packy sempat dijebloskan ke dalam penjara federal, uang Opal tidak pernah kembali.

Ketika cemara blue spruce milik keluarga Pickens akan ditebang untuk dikapalkan ke New York City, Packy dibebaskan dari penjara. Dengan segera ia melanggar pembebasan bersyaratnya dan bergegas pergi ke Stowe, Vermont, bersama kaki tangannya, si kembar imbesil, Benny dan Giuseppe "Jo-Jo" Como. Ia bermaksud mengambil berlian-berlian yang disembunyikannya di sana selama lebih dari tiga belas tahun, lalu minggat ke Brazil.

Di mana Packy menyembunyikan berlian-berlian yang dibelinya dengan uang hasil penipuan? Packy tampak pintar, tapi sekaligus juga bodoh. Karena ternyata, berlian-berlian itu dimasukkannya ke dalam sebuah termos logam dan disembunyikan di salah satu dahan cemara blue spruce yang akan menjadi Pohon Natal Rockefeller Center.

Sudah bisa diperkirakan apa yang akan terjadi selanjutnya. Mengetahui pohon itu akan ditebang, Packy langsung bertindak cepat. Bersama si kembar imbesil, ia menebang dan membawa lari pohon itu. Ketika keesokan harinya pasutri Pickens mendapatkan pohon kesayangan mereka tersisa tunggulnya saja, seluruh dunia pun heboh. Selama sejarah Pohon Natal Rockefeller Center, belum pernah terjadi peristiwa seperti ini. Segera saja situasi memanas karena Lem Pickens menuduh Wayne Covel, musuh abadinya, sebagai pencuri pohonnya.

Setelah mencuri pohon Natal itu, Packy dan kedua begundalnya dibuat terperanjat. Dahan di mana Packy menyembunyikan termos berisi berlian itu telah dipotong dan semua berlian kecintaan Packy raib tak berbekas. Siapa yang telah mendahului Packy mengambil harta kekayaan yang telah membuatnya tabah menjalani hukuman penjara lebih dari selusin tahun itu? Mau tak mau Packy harus berusaha merampas kembali berlian-berliannya. Karena jika tidak, rencana menikmati kehidupan bebas dan mewah di Brazil tidak akan pernah terwujud.

Sementara itu Opal Fogarty menghilang tanpa jejak dan teman-temannya kebingungan mencarinya. Alvirah pun sadar, seperti firasat yang dirasakannya, Opal terlibat dalam masalah.

The Christmas Thief adalah salah satu novel bertema Natal paling menyenangkan yang pernah saya baca. Di dalamnya kita akan menjumpai keriangan liburan, kejahatan yang tidak pernah sukses, kesedihan dan kegembiraan hidup, kebetulan-kebetulan yang menakjubkan, dan berbagai karakter unik dan aneh. Jalan ceritanya bisa ditebak dengan gampang sampai ke bagian pamungkas, tapi ketegangan yang dihadirkan tetap terasa. Cara kedua penulis menertawakan kebodohan manusia menggelitik dan membuat karakter yang mereka ciptakan terasa sangat hidup dalam imajinasi kita.

Packy adalah penjahat yang sebagaimana galibnya dalam sebuah novel semacam ini tidak akan pernah bisa dimenangkan. Tapi tetap harus diakui, sekalipun merupakan karakter antagonis, Packylah yang membuat The Christmas Thief menjadi novel yang menantang dibaca sampai tamat. Dan, harap dicatat, dirinyalah yang dijadikan judul novel. Sorotan lampu paling terang di panggung kisah ini menyentuh wajah tirus dengan hidung betetnya. Kedua penulis berhasil membentuknya sebagai sosok licik dan pintar-pintar bodoh yang kerap memanfaatkan nama mendiang ibu yang diabaikannya.

"Hal paling pahit yang harus ditelan Packy adalah bahwa ia tidak tahu blue spruce tumbuh dari atas. Ia tak perlu memotong pohon itu. Termosnya berada di ketinggian sama seperti ketika ia mengikatnya di sana. Kalau saja ia tahu, dia dan si kembar hanya harus pergi ke bagian belakang pohon dan memotong dahan yang menyimpan termos." (hlm. 241). Packy yang malang!

The Christmas Thief menjadi salah satu dari beberapa novel bertema Natal hasil kolaborasi Mary dan Carol Higgins Clark. Sebelumnya, mereka menulis bersama novel Deck the Halls (2000) dan He Sees You When You're Sleeping (2001). Setelah The Christmas Thief (2004), mereka juga terlibat dalam proyek bersama novel lain, yaitu Santa Cruise (2006) dan Dashing Through the Snow (2008). 



 Mary dan Carol Higgins Clark


 Rockefeller Center Christmas Tree 2012



*Novel ini dibaca dalam rangka menyambut Natal 2012.


0 comments:

Post a Comment

Recommended Post Slide Out For Blogger
 

Blog Template by Blogger.com

Author: Jody Setiawan