12 April 2012

Nyonya Besar


Judul Buku: Nyonya Besar
Penulis: Threes Emir
Tebal: 272 hlm; 13,5 x 20 cm
Cetakan: 1, Januari 2012
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama

 
 




Nyonya besar adalah nyonya kaya atau istri orang berada (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Nyonya Besar menjadi judul kumpulan kisah para nyonya besar Ibu Kota yang ditulis Threes Emir berdasarkan kisah nyata. Selain kaya menurut definisi di atas, badan besar, ego besar, hati besar, sarat empati, dan penuh simpati pada sesama, mendukung para perempuan dalam buku ini untuk menjadi nyonya besar.

Ita (Nyonya Besar 1) yang kaya dan berperawakan besar, penuh simpati pada orang lain. Merasa telah diberkati, Ita ingin memberkati orang lain. Ita mirip dengan Valencia (Nyonya Besar 3), yang berbuat baik kepada sopir pribadinya. Isti (Nyonya Besar 8) membagi-bagikan ratusan nasi bungkus kepada orang-orang susah. Ia menolak ketika ketulusan hatinya hendak diperdagangkan dalam dunia politik. Sedangkan Mirna (Nyonya Besar 20), penyantun yayasan panti jompo dan yayasan pendidikan anak-anak keluarga miskin, mau belajar dari orang-orang tak berpunya dan mengkaji kembali gaya hidupnya yang mewah.

Arlin (Nyonya Besar 18), janda kaya nan cantik menikahi seorang pria yang kecanduan narkoba. Kebesaran hati Arlin membuatnya menerima ulah suaminya tanpa membuat keributan. Wita (Nyonya Besar 5), seorang dosen, menikahi laki-laki yang tidak bisa diharapkan. Sambil menerima kondisi suaminya, Wita mensyukuri kasih Tuhan yang luar biasa. Novita yang cantik (Nyonya Besar 6) bersuamikan laki-laki tidak menarik. Ia tidak menduga sebelumnya, penampilan suaminya yang mengecewakan akan menyelamatkannya dari godaan. Parni (Nyonya Besar 10) harus menerima suaminya yang menyukai dangdut, meskipun ia hanya berminat pada musik-musik mancanegara, terutama musik klasik.

Kinanti (Nyonya Besar 17) memiliki hati besar. Walaupun suaminya berselingkuh, ia menghadapi dengan sabar. Ia berniat menangani suami dan kekasih suaminya, dengan caranya sendiri. Asih (Nyonya Besar 24) merasa bosan di rumah karena tidak kunjung hamil. Sementara ia bergelut mencari kesibukan, suaminya bergelut meniduri perempuan lain. Suami Kinanti dan Asih setali tiga uang dengan suami Wiwin (Nyonya Besar 21). Suami Wiwin tidak hanya berselingkuh dengan sahabat putrinya, tapi juga berniat mencelakakan Wiwin.

Pratiwi (Nyonya Besar 13) seorang ibu yang peka terhadap kehidupan anak-anaknya mendapati putri bungsunya menjadi simpanan pejabat. Tidak ada hal lain yang akan ia lakukan, kecuali memulangkan anaknya, dan tetap merahasiakan aib yang terjadi. Tabita (Nyonya Besar 12) diajak putranya tinggal di Amsterdam. Ia menolak, karena merasa lebih cocok tinggal di Jakarta yang kumuh. Sedangkan Ulfah (Nyonya Besar 14) telah delapan tahun menikah, belum dikaruniai anak. Kejengkelannya kepada teman arisan hampir terbayar, sebelum sesuatu mencegahnya. Tante Norma (Nyonya Besar 12) diceraikan suaminya dan harus bekerja keras membiayai keluarga. Ia menikah lagi, dan karena hidup membuatnya tidak perlu membanting tulang, ia berkeinginan memuluskan wajahnya. Sedangkan Marni (Nyonya Besar 2) hidup mewah tapi masih mampu mengontrol gaya hidup mewahnya.

Ada juga perempuan lain yang belum (atau tidak) berkeluarga yang dinobatkan sebagai Nyonya Besar. Ranti (Nyonya Besar 4) selalu melakukan hal-hal besar dalam hidupnya, termasuk membesarkan tubuhnya. Ully (Nyonya Besar 19) tidak berhenti berdagang sekalipun sudah bekerja di sebuah perusahaan, dan menimbulkan iri hati rekan kerja. Winda (Nyonya Besar 25) yang memiliki hati besar, belum menikah pada usia 37 tahun, dicurigai sebagai lesbian dan simpanan suami orang. Sedangkan Kirana (Nyonya Besar 15) adalah pewaris sebuah bisnis percetakan besar yang sangat pelit.

Tidak semua Nyonya Besar di sini sikapnya bisa diteladani. Sheila (Nyonya Besar 9) tidak jahat, tapi egonya yang raksasa menjadikannya gila hormat dan haus publikasi. Nana (Nyonya Besar 11) juga tidak jahat, ia hanya terlalu nekat dan oportunis. Kirana (Nyonya Besar 15) sangat menjengkelkan karena sifat pelitnya yang keterlaluan. Suli (Nyonya Besar 16) sangat sulit mendapatkan simpati. Setelah membuat pernikahannya yang penuh kepalsuan kandas, ia bersiap mengamblaskan pernikahan anaknya, yang juga penuh kepalsuan. 

Penulis sempat kebingungan saat menyandingkan dua perempuan dalam satu cerita. Siapakah yang berhak mendapatkan predikat Nyonya Besar? Kirana yang super pelit atau Mia, si janda cerai yang menjadi sekretarisnya (Nyonya Besar 15)? Ully, yang membanting tulang dan sukses mengumpulkan uang atau Ibu Manajer Umum yang kata-katanya menghasilkan tas impiannya (Nyonya Besar 19)?

Dalam kesusastraan Melayu Klasik, nyonya besar berarti perempuan yang berlagak seperti orang kaya (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Winny (Nyonya Besar 23) adalah Nyonya Besar yang dimaksud. Sebagai seorang follower yang luar biasa, Winny tidak ingin ketinggalan gaya yang sedang ngetrend. Ia akan menghalalkan segala cara untuk menciptakan citra palsu Nyonya Besar dalam dirinya.

Meskipun mengangkat kehidupan kaum perempuan metropolis, cukup mengejutkan buku ini dimasukkan dalam kelompok metropop. Mungkin, sementara pembaca metropop akan kecewa setelah membeli dan membaca buku ini. Bukan saja karena buku ini dikemas sebagai koleksi cerpen -genre yang tidak lazim untuk metropop, juga karena cerita dalam buku ini tidak terduga dan melenceng dari tradisi metropop. Mendengar kata metropop, pembaca yang pernah membaca buku dari kelompok ini akan segera membayangkan salah satu dari hal-hal ini: novel, makhluk cantik dan tampan nan modern, cinta berbelit, atau bahkan seks ekstramarital.

Senyatanya, koleksi Threes Emir ini sangatlah berguna. Kisah-kisah yang ada inspiratif dan mendorong pembaca, khususnya para Nyonya Besar, untuk mawas diri. Sebab mungkin, mereka akan melihat diri mereka berada di antara 25 Nyonya Besar di sini, dengan nama berbeda. Mereka mungkin akan suka, atau mungkin juga tidak, tapi mereka harus belajar. Bahwa menjadi Nyonya Besar yang baik tidak gampang. Nyonya Besar yang baik tidak sekadar karena kaya atau bersuami kaya (dan berperawakan besar), melainkan juga karena diri mereka menyimpan hati yang besar, mampu mengendalikan ego, sarat empati, dan penuh simpati pada orang lain.  

Hidup, Nyonya Besar!

0 comments:

Post a Comment

Recommended Post Slide Out For Blogger
 

Blog Template by Blogger.com

Author: Jody Setiawan