Judul Buku : Madhouse
Judul Asli : Asylum
Penulis : Patrick McGrath
Penerjemah : Widati Utami
Penyunting : Marvel Neydi
Cetakan: 1, Januari 2007
Penerbit : Dastan Books
Sebuah Cinta Katastrofik
"Hubungan cinta katastrofik yang bercirikan pada obsesi seksual menjadi ketertarikanku secara profesional....."
(Dr.Peter Cleave dalam "Madhouse")
Pada musim panas tahun 1959, Stella mengikuti suaminya Max Raphael, seorang psikiater, yang bekerja sebagai wakil inspektur di sebuah rumah sakit jiwa di luar kota London.
Max
ingin merekonstruksi konservatori tua di halaman rumah. Seorang
pematung bernama Edgar Stark, pasien rumah sakit tersebutm, mendapat
tugas merestorasi konservatori. Edgar menjadi pasien rumah sakit
jiwa setelah membunuh dan memotong kepala serta tubuh Ruth, istri
sekaligus model patungnya. Penyebabnya tidak lain karena Edward seorang
paranoia berat yang terkungkung delusinya.
Adapun
Stella, walau sudah beranak satu tidak merasakan kebahagiaan
dalam rumah tangga dan perkawinannya. Hubungan Stella dengan Max telah
menjadi hambar. Begitu juga kehidupan seksual mereka. Pertemuan Stella
dengan Edgar yang notabene adalah seorang pria tampan menguak sisi
sensualitas Stella. Stella berselingkuh dengan Edgar. Perselingkuhan
tidak hanya terjadi di konservatori, tetapi berlanjut di kamar tidur
Stella dan Max. Edgar mencuri pakaian Max dan melarikan diri dari rumah
sakit.
Anehnya,
meski sudah tahu kondisi kejiwaan Edgar dan kecenderungannya melakukan
kekerasan, Stella tidak peduli. Bahkan, demi Edgar, perempuan cantik
ini meninggalkan keluarganya untuk hidup bersama dengan pria itu dalam
kondisi yang menyedihkan. Ketika Edgar benar-benar melakukan kekerasan
fisik, Stella mencoba meninggalkannya, tetapi tetap saja,ia kembali lagi kepada pria itu. Sikap Stella selanjutnya menunjukkan jika ia tidak bisa lepas dari Edgar. Ia benar-benar sudah menjelma menjadi
robot yang digerakkan oleh obsesinya terhadap Edgar.
* * *
Madhouse
jelas merupakan sebuah novel psikologis kental yang menyorot kondisi
kejiwaan para tokoh utamanya yang mungkin sulit dipahami nalar.
Tindakan Stella berselingkuh masih bisa dipahami, tetapi bagaimana
Stella berkembang menjadi pribadi dengan kecenderungan masokis yang
keras kepala sungguh sesuatu yang menggemaskan. Edgar adalah pribadi
sakit. Tapi ternyata Stella lebih sakit lagi. Kondisi kejiwaan Stella
sangat parah sehingga akhirnya dia mengambil tindakan yang mengejutkan
di akhir novel.
Semua
yang kita baca dituturkan oleh Peter Cleave selaku narator dalam novel
ini. McGrath melukiskan kemahiran Cleave menarasikan tragedi kehidupan
Stella. Apa yang Cleave ceritakan tentang Stella adalah penuturan
Stella dalam sesi-sesi terapi dengannya, sehingga Madhouse terbangun
antara pengalaman dan pengamatan Cleave serta cerita versi Stella. Oleh
karena itu pada bagian akhir (halaman 480) sedikit janggal ketika
Cleave menjelaskan tentang apa yang dilakukan Stella selesai pesta
dansa. Cleave toh tidak akan bertemu Stella lagi untuk sesi berikutnya
dan saat itu Cleave tidak sedang bersama Stella.
Perhatikan halaman 486:
"Aku belum
mengatakan padanya bahwa Stella ....... karena aku ingin mendengar
cerita dari versinya dulu. Masih ada banyak pertanyaan yang harus
dijawab."
Kalimat
ini mengingatkan pada film "The Usual Suspect" (1995) karya sineas
Bryan Singer. Dalam film ini hampir semua cerita dituturkan secara kilas
balik oleh Verbal Kint (Kevin Spacey) di depan penyelidik. Semua yang
dituturkan Verbal Kint ternyata kebohongan belaka. Artinya, semua yang
Stella katakan pada Cleave tentu saja sengaja diposisikan pengarang
untuk dapat dipertanyakan.Tetapi tentu saja belum tentu tidak
benar. Dan karena baru dicetuskan menjelang novel berakhir, kesadaran
itu memberi nilai lebih buat novel ini.
Pada
akhirnya, jelas bagi kita bahwa Madhouse adalah sebuah kisah
cinta.Tetapi bukan kisah cinta biasa, melainkan sebuah kisah cinta
katastrofik berintikan obsesi seksual yang berkesan absurd. Sebuah
kisah cinta melodramatis yang hanya bermuara pada lautan destruksi.
* * *
Sesungguhnya Madhouse
yang berjudul asli Asylum telah difilmkan oleh sutradara David
MacKenzie (II) dengan Natasha Richardson sebagai Stella, Marton Csokas
sebagai Edgar Stark, dan Ian McKellen sebagai Dr. Peter Cleave (2005). Alur film persis sama dengan novel, walau ending film dilukiskan lebih dramatis dan agak berbeda.
Sekalipun
demikian, novel ini tetap tidak dapat diabaikan. Novel dipaparkan
sedemikian rupa oleh penulisnya sehingga terasa sangat enak untuk
dinikmati bahkan oleh yang telah menyaksikan filmnya. Tentu saja dalam film
kita tidak akan menemukan keindahan verbalisasi seperti dalam novel ini
yang sesungguhnya merupakan kekuatan Patrick McGrath sebagai seorang
prosais brilian. McGrath menguntai novelnya dalam kalimat-kalimat indah
dengan aroma intelektual, dan karena dirangkai dengan sangat
terkendali novel membentuk aliran sungai kata-kata yang mengalir lancar
menuju lautan kegilaan tempat berakumulasinya obsesi, delusi, ilusi,
dan gairah ragawi.
0 comments:
Post a Comment