12 February 2012

New Moon


Judul : New Moon
Penulis: Stephenie Meyer
Penerjemah: Monica Dwi Chresnayani
Penyunting: Rosi L. Simamora
Tebal: 600 hlm; 13,5 x 20 cm
Cetakan: I, Juni 2008
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama



"Darahmu Menyanyi Untukku ...."



Setelah mengenal Edward, tanggal 13 September menjadi hal menggundahkan bagi Isabella Marie Swan. Setiap tanggal itu, Bella akan bertambah usia, sedangkan Edward, si manusia abadi, tidak beranjak dari usianya, 17 tahun. Pada ulang tahun ke-18, Bella menyadari dia menjadi lebih tua dari Edward. Karenanya, Bella tidak ingin merayakan ulang tahunnya. Hanya satu yang ia inginkan, Edward mengabulkan keinginannya, mengubahnya menjadi vampir.

Tetapi, oleh bujukan Edward, Bella mau merayakan ulang tahunnya di rumah keluarga Edward, Keluarga Cullen. Seolah-olah hendak memperkuat citra Bella sebagai 'danger magnet' (magnet yang menarik bahaya), sebuah insiden terjadi membuat Bella terluka. Seketika naluri asli keluarga Cullen bagai dirangsang. Selama ini, mereka telah bertahan hidup dengan melakukan 'diet' darah manusia. Melihat darah Bella menetes, mereka nyaris kalap. Jasper yang paling terangsang dan beringas membuat Edward  harus mati-matian menyelamatkan Bella.

Insiden itu membuat Bella memahami kenapa Edward tidak mau mengabulkan keinginannya menjadi vampir. Seperti Carlisle, ayah angkat Edward, Edward ternyata percaya adanya Tuhan dan neraka. Edward percaya ada kehidupan setelah kematian. Dia juga percaya dia tidak akan mengalaminya. Sebagai vampir, Edward adalah makhluk terkutuk. Surga hanyalah impian yang tidak akan pernah menjadi nyata. Hingga, saking cintanya pada Bella, Edward tidak ingin membuat hidup Bella menjadi terkutuk seperti dirinya.

Insiden itu juga berujung pada kehancuran hati Bella. Keluarga Cullen, juga Edward, memutuskan meninggalkan Forks dan pindah ke Los Angeles. Padahal, di mana lagi tempat terbaik bagi keluarga Cullen untuk hidup dengan sedikit lebih wajar? Forks, kota dengan curah hujan tertinggi di dunia adalah satu-satunya tempat terbaik bagi keluarga vampir ini. Kondisi basah kota ini membuat mereka bisa berada di luar rumah tanpa takut rahasia mereka terbongkar. Maka, setelah kepergian Edward, Bella melihat kegelapan menyelimuti hidupnya. Baginya, telah tiba fase bulan baru (new moon) yang berarti hidup dalam kegelapan. 

Empat bulan hidup dalam depresi bagaikan zombi, Bella melihat, ternyata, waktu terus bergulir tidak mengacuhkan kemeranaannya. Kendati sudah punya pekerjaan, pekerjaan itu tidak bisa menangggulangi kesedihannya. Edward tidak mungkin akan kembali. Hanya suara indah selembut beledunya yang mendatangi Bella ketika secara magnetis Bella berhubungan dengan bahaya. 

Charlie Swan, ayah Bella, tidak dapat menerima berantakannya hidup Bella. Dia bermaksud mengirim putrinya ke Jacksonville (Florida), untuk tinggal dengan mantan istrinya dan suaminya. Tetapi, Bella tidak ingin meninggalkan Forks. Sekalipun setiap malam, di Forks, tidur Bella dikuasai mimpi buruk. 

Dari pekerjaan memperbaiki sepeda-sepeda motor rongsokan karatan yang diperoleh Bella hingga latihan menungganginya, Bella menjadi akrab dengan Jacob Black yang berusia 16 tahun. Bagaikan obat, Jacob membuat episode bulan baru dalam hidup Bella mulai bergeser. Dia membuat Bella tertawa. Dia ada manakala Bella membutuhkannya. Sayang, walaupun Jacob mulai tampak terpikat olehnya, Bella tetap tidak bisa melupakan Edward. Bella masih mencintai Edward. 

Suatu hari Jacob menghilang, tidak ingin bertemu Bella. Dan pada saat bersamaan, di Forks, beredar kabar munculnya binatang hitam raksasa yang diduga sebagai beruang. Kemunculan binatang ini disusul dengan menghilangnya beberapa orang. Secara mengejutkan, Bella mengetahui apa yang sedang terjadi. Apa yang terjadi pada sahabatnya sebagai bagian dari suku Quileute dan siapa yang menjadi penyebab hilangnya orang-orang di Forks. Kemudian, tidak dapat dihindarkan lagi, hidupnya kembali bersinggungan dengan hidup Edward dan dunia vampir yang memang tidak dapat ia lupakan. 

New Moon (Dua Cinta) adalah sekuel Twilight dan buku kedua dari Twilight Saga karya Stephenie Meyer, pendiri The Young Authors Foundation (penerbit majalah bulanan TeenInk). Terbit pertama kali pada September 2006, New Moon sempat mencapai posisi nomor satu di daftar bestseller New York Times. Judul New Moon atau Bulan Baru mengacu pada fase tergelap dalam siklus bulan (new moon-full moon-new moon) yang merefleksikan fase tergelap dalam kehidupan Bella setelah ditinggal pergi Edward.

Dari segi penulisan, New Moon memiliki gaya penulisan yang persis sama dengan Twilight. Alurnya lambat, terlalu gemulai, persis seperti air sungai yang mengalir lambat, begitu lama mencapai jeram. Ketika tiba pada jeram yang diharapkan, efeknya tidak cukup menghenyak. Mungkin, karena isi utama novel ini adalah drama romantis remaja, oleh penulis, ketegangan tidak dijadikan bagian yang menonjol. Padahal, ada peluang yang cukup potensial untuk lebih menggedor perasaan pembaca. 

Bagi yang belum pernah merasakan pedihnya ditinggalkan seorang kekasih atau orang yang disayangi memang akan kurang bisa memahami perasaan Bella. Karenanya, bisa saja menganggap kesedihan Bella yang berlarut merupakan sesuatu yang berlebihan dan menjemukan. Tetapi jika pembaca pernah mengalami hal yang sama dengan Bella, akan lebih mudah untuk membaca kisah sedih Bella, akan lebih tergerak untuk menggerogoti plot yang bergerak lambat, akan lebih enteng menyelesaikan keseluruhan buku. Meskipun harus diakui, gaya beralur lambat yang terus-menerus diterapkan dalam novel serial akan membahayakan nasib novel-novel selanjutnya.

Untuk mengatasi kekosongan karakter remaja lelaki yang menarik setelah Edward pupus di bagian-bagian awal novel, Stephenie Meyer memutuskan mengangkat Jacob Black, karakter yang hanya mendapatkan porsi penceritaan yang kecil dalam buku terdahulu, Twilight. Hanya, karena tidak ada perasaan yang setara di antara keduanya, kisah Bella dan Jacob tidak cukup kuat membuat pembaca penasaran. Dengan absennya Edward dari halaman-halaman buku, tegangan seksual masa remaja yang sangat kentara dalam Twilight, seolah-olah bersembunyi bersama kepergian Edward. 

Selain Forks, dalam New Moon, Stephenie Meyer juga menggunakan seting Italia, tepatnya Volterra, sebuah kota di Tuscany (Pisa), untuk menuntaskan konflik novel. Oleh Stephenie Meyer, Volterra dijadikan tempat kediaman Volturi, keluarga bangsawan vampir yang telah menguasai kota selama 3000 tahun sejak zaman Etruria. Menggunakan sebuah bangunan kuno yang indah, kelompok vampir ini memancing para turis untuk menemui ajal. Di sinilah Edward datang setelah mendengar kabar meninggalnya Bella karena bunuh diri. Bak Romeo, Edward memutuskan hendak menghabisi dirinya karena tidak bisa terus eksis bila Bella dijemput ajal. Di sini juga Bella mengetahui bahwa dengan aroma seperti yang ia miliki, darahnya menyanyi untuk Edward, la tua catante. 

Sebagaimana Twilight, New Moon juga termasuk YA Books (yang di Indonesia masuk kategori buku remaja) yang menawarkan cinta remaja kepada pembacanya. Jadi, menurut saya, untuk bisa menikmati novel ini, pembaca harus benar-benar memosisikannya sebagai novel cinta remaja sehingga tidak mengharapkan sesuatu yang tidak bisa ditawarkan  novel ini. Terbukti, saya hanya memerlukan 2 hari untuk melahap habis isi novel ini. 

Setelah membaca Twilight, rasanya tidak lengkap jika tidak membaca seri ke-2 ini. Tidak ada pembaca yang telah menikmati Twilight, tidak rindu mengetahui perkembangan yang terjadi pada cinta Bella dan Edward. Saat ini untuk edisi asli (bahasa Inggris), telah terbit hingga buku ke-4, dan masih belum ditamatkan. Kesuksesan buku serial terkadang bisa membuat penulisnya tidak rela segera menyudahinya. Bukan sekedar karena buku serial bisa terus membengkakkan pundi-pundi uangnya, tetapi juga kerap penulisnya merasa sayang untuk meninggalkan tokoh-tokoh rekaannya. 

Jadi tugas Stephenie Meyer, jika masih akan melanjutkan Twilight Saga, untuk memperhitungkan sebaik-baiknya bagaimana melanjutkan ceritanya agar tidak memangkas minat pembaca.  Tidak mustahil, lama kelamaan, pembaca akan jemu membacanya jika ceritanya begitu-begitu saja. 

Twilight Saga memang memiliki pengikat untuk semua judul yaitu kisah cinta Bella dan Edward yang belum ketahuan akhirnya. Tetapi, Twilight Saga bukanlah serial fantasi seperti Harry Potter yang setiap judulnya menyediakan kisah memikat dengan konflik-konflik yang diracik baik dan penuh perhitungan. 

Pertanyaan banyak tak tercegah memenuhi benak saya. Sampai kapan Stephenie Meyer akan menyerah dan memberikan ketegasan pada konflik cinta yang ada dalam serialnya ini? Sampai kapan Edward akan bertahan untuk tidak menancapkan giginya di tubuh Bella? Atau, jika Bella akhirnya menyayangkan hidupnya sebagai manusia, kapan Bella akhirnya memahami dengan cerdas perasaan dan pikiran Edward? Jika untuk itu Stephenie Meyer membutuhkan jalan yang panjang (dalam arti jumlah buku yang lebih banyak), sampai kapan juga para pembaca akan bertahan untuk terus membacanya? 

Dibandingkan dengan sampul Twilight edisi Indonesia, saya lebih suka dengan sampul buku kedua terbitan Gramedia ini. Komposisi warna dan makna yang disiratkan sampul ini cukup mewakili isi novel. Demikian juga bila dibandingkan dengan sampul asli berupa sekuntum bunga putih semburat merah darah yang entah apa hubungannya dengan isi novel.

Bagaimanakah nasib cinta Bella dan Edward? Bagaimana pula dendam atas kehilangan James yang belum bisa dituntaskan Victoria, sang kekasih, kepada Edward dan Bella? Tak sabar rasanya membaca seri ketiga novel ini, Eclipse.

0 comments:

Post a Comment

Recommended Post Slide Out For Blogger
 

Blog Template by Blogger.com

Author: Jody Setiawan