12 February 2012

The Phantom of the Opera




Judul Buku: The Phantom of the Opera
Penulis: Gaston Leroux
Penerjemah: Istiani Prayuni
Tebal:485 hlm 

Cetakan: 1, Februari 2010
Penerbit: Serambi




Di antara banyak karya Gaston Leroux  (1868-1927), The Phantom of the Opera merupakan hasil karyanya yang paling abadi. Novel yang berjudul asli Le Fantôme de l'Opéra ini pertama kali terbit sebagai cerita bersambung di  koran Le Gaulois (akhir September 1909 hingga awal Januari 1910) kemudian diterbitkan pertama kali sebagai buku tahun 1911. Sejumlah film dan pementasan telah diadaptasi dari novel ini, termasuk drama musikal oleh Andrew Lloyd Webber yang pada tahun 2004 difilmkan oleh sutradara Joel Schumacher dengan bintang-bintang seperti Gerard Butler, Patrick Wilson, dan Emily Rossum. 

Gaston Leroux mengemas novelnya dalam bentuk laporan investigasi kasus yang dalam hal ini terjadi 30 tahun sebelumnya. Pemicu investigasi ini adalah diculiknya Christine Daae, menghilangnya Viscount Raoul de Chagny, dan kematian kakak Raoul, Count Philippe, yang jenazahnya ditemukan di tepi telaga, di bawah Gedung Opera Paris. Para saksi menegaskan bahwa musibah tersebut berkorelasi dengan kehadiran hantu Opera yang pernah tertangkap penglihatan mereka.

Setelah meneliti berbagai sumber, dari arsip hingga saksi yang masih hidup, Gaston Leroux (G. L.), sang wartawan-sejarawan, menyimpulkan bahwa peristiwa menghebohkan warga Paris itu berporos pada kehidupan percintaan Christine Daade, yang adalah penyanyi di Gedung Opera Paris. Secara mendadak, Christine didapuk sebagai pengganti penyanyi utama yang berhalangan dan memberikan penampilan menakjubkan bagi para pengunjung dengan suaranya yang indah. 

Bagi Christine, penampilan itu menjadi bukti bahwa janji mendiang ayahnya, seorang pemain biola asal Swedia,  mengenai kehadiran Malaikat Musik dalam hidupnya telah menjadi kenyataan. Bagi Raoul, penampilan itu menjadi penyulut cinta masa kanak-kanaknya yang tumbuh di sebuah tempat bernama Perros-Guirec. 

Namun ternyata, yang disangka Christine sebagai Malaikat Musik, bukanlah malaikat, melainkan sosok yang dikenal sebagai hantu  Gedung Opera Paris. Sosok yang sebetulnya terdiri dari darah dan daging serta memiliki sejarah hidup yang sesungguhnya tidak bisa dilepaskan dari keberadaan Gedung Opera Paris itu sendiri. Sialnya, pemilik nama Erik itu, jatuh cinta pada Christine dengan cinta yang obsesif. Raoul tentu saja tidak mau melepaskan kekasihnya. Rencana pelarian bersama Christine pun ditetapkan. Namun, tanpa mereka sangka, rencana ini menggiring mereka pada pilihan sulit: cinta mereka atau nyawa banyak orang yang tidak bersalah. Hanya Christine yang bisa memutuskan.

Kendati berseting masa lampau, ternyata The Phantom of the Opera yang nyaris semua isi ceritanya terjadi dalam Gedung Opera Paris, masih bisa memberikan dampak yang menggigit. Sedikit berbeda dengan versi musikal Andrew Lloyd Webber, Gaston Leroux, mengayun pembaca dengan kisah cinta manis antara Christine dan Raoul serta misteri menggedor di balik topeng sang hantu opera. Sebagai pengarang kisah detektif misteri, Gaston tentu saja tidak lupa untuk membubuhkan kejutan yang baru bisa terbaca menjelang novel berakhir. Yang ia sajikan akan menuntaskan pertanyaan yang mungkin timbul di benak pembaca sedari awal dan harus diakui, menjadikan novel ini bersinar. 

Penuturan menggunakan bentuk laporan investigasi menjadi salah satu keistimewaan novel ini. Pengarang menggunakan berbagai perspektif karakter, namun terus melibatkan diri di dalamnya sebagai perangkai berbagai keping puzzle untuk menjawab misteri yang ada. Alhasil, walaupun banyak bagian-bagian yang mesti dibaca dengan sabar –seperti dialog-dialog (penting) yang dirangkai panjang, novel dibangun secara unik dan untuk ukuran dekade pertama tahun 1900-an, sungguh brilian. Sebuah bentuk penulisan yang tidak hanya lebih mudah namun juga sangat dikuasai pengarang yang pernah menekuni dunia jurnalisme.Meskipun fiktif, rupanya ide penulisan novel ini lahir dari pekerjaan sang pengarang ketika menjadi wartawan. Gaston Leroux yang namanya disejajarkan dengan Sir Arthur Conan Doyle dan Edgar Allan Poe dalam dunia fiksi detektif, pernah melakukan investigasi dan menulis tentang Gedung Opera Paris (sekarang Gedung Paris Ballet) yang pada ruang bawah tanahnya terdapat sel untuk para tahanan pada masa pemerintahan Commune. Tidak heran dalam novel ini ia menelisik hingga ke ruang bawah tanah Gedung Opera Paris dan menciptakan tempat tinggal bagi sang Hantu Opera sambil menyusupkan sang karakter ke dalam sejarah pembangunan gedung yang dirancang oleh Charles Garnier. 

Inilah sebuah sajian fiksi klasik yang tidak boleh dilewatkan oleh para pembaca yang belum pernah menikmatinya habis. Sebab, novel ini telah membuktikan bahwa kendati banyak buku berderet lahir di belakang namanya, ia tetap memiliki pesona tersendiri.  Mau bukti? Begitu banyak karya, contohnya pementasan dan film, yang dibuat berdasarkan novel ini

0 comments:

Post a Comment

Recommended Post Slide Out For Blogger
 

Blog Template by Blogger.com

Author: Jody Setiawan