12 February 2012

The Demon's Lexicon


Judul Buku: The Demon's Lexicon
Pengarang: Sarah Rees Brennan (2009)
Penerjemah: Rini Nurul Badriah
Tebal: 359 hlm; 14 x 20,5 cm
Cetakan: 1, April 2010
Penerbit: Ufuk Publishing House






Dari waktu ke waktu, muncul pengarang yang mengeksplorasi dunia sihir dalam karya fiksi. Sarah Rees Brennan, seorang pengarang Irlandia, menciptakan satu lagi dunia sihir untuk novel perdananya, The Demon's Lexicon. Dunia sihir Brennan membagi para penyihir Inggris dalam kelompok yang disebut Lingkaran. Meskipun sudah memiliki kekuatan, mendapatkan yang lebih dahsyat menjadi obsesi setiap penyihir. Untuk menuntaskan obsesi itu, mereka memanfaatkan para iblis. Di tempat asalnya, para iblis tergiur menikmati keberbedaan dunia ini, tetapi mereka tidak bisa masuk, kecuali dipanggil penyihir dengan membangun pentagram. Dengan cara ini, iblis dan penyihir membuat perjanjian mutualisme: penyihir mendapatkan sebagian kekuatan iblis, sedangkan iblis bisa memasuki dunia ini dan mendapatkan manusia yang ditumbalkan.

Sejak kecil, Nick Ryves dan keluarganya tidak bisa melepaskan diri dari  incaran penyihir. Menurut cerita Alan, kakaknya, mereka dikejar-kejar karena Olivia, ibu mereka yang tidak waras, menyembunyikan jimat yang dicari semua penyihir di Inggris. Olivia adalah penyihir yang melarikan diri dari Lingkaran Obsidian yang dipimpin Black Arthur. Dalam usaha menyelamatkan keluarganya, Daniel Ryves, ayah mereka, telah menjadi korban penyihir. Kematian Daniel membuat Nick membenci ibunya, dan menerima sikap yang setimpal dari ibunya.

Merasa keamanan hidup di Exeter telah dirampas, Alan yang bertindak sebagai kepala keluarga memboyong Nick dan Olivia ke London. Sebelum pergi, seorang gadis bernama Mae Crawford datang bersama Jamie, adiknya, untuk mencari pertolongan. Jamie telah mendapatkan tanda iblis di tubuhnya. Tanda tingkat tiga yang mengukuhkan kepastian kematian Jamie. Ia ditumbalkan penyihir kepada iblis. Berbarengan dengan kedatangan anak-anak keluarga berantakan itu, Alan mendapatkan tanda tingkat pertama. Tanda-tanda iblis tersebut bisa dihapus di Pasar Goblin yang diselenggarakan di bawah pimpinan seorang perempuan bernama Merris Cromwell.

Pasar Goblin yang menyimpan banyak rahasia memang dirancang untuk memberikan pertolongan bagi korban penyihir yang masih hidup. Di sana iblis tertentu dipanggil dengan tarian dalam pentagram untuk menghapus tanda yang sudah diterakan. Sebelumnya, kendali diri si penari dilemahkan terlebih dahulu dengan memakan buah fever. Ritual memanggil iblis itu disebut eksorsisme yang bermakna memberi nama kepada iblis dan memerintahnya (bukan mengusir iblis). Nick memutuskan untuk menari demi menolong, terutama, kakaknya. Ia memanggil iblis bernama Anzu yang menerangkan bahwa tanda di tubuh Alan dan Jamie berasal dari Lingkaran Obsidian (belakangan diketahui Anzu bekerja untuk Lingkaran tersebut). Alan menerima saran Anzu untuk memindahkan satu tanda di tubuh Jamie padanya. Tanda-tanda iblis itu tidak bisa dihapus kecuali dengan darah penyihir yang baru dibunuh.

Seiring  dengan kemendesakan memperoleh darah penyihir, Nick dan Alan menerima informasi bahwa Lingkaran Obsidian sudah berada di London. Tidak ada jalan lain kecuali menghadapi Black Arthur dan para penyihir Lingkaran Obsidian lainnya. Paling tidak mereka harus membunuh dua di antaranya untuk mengobati Alan dan Jamie. Pada puncak usaha mereka, salah satu anak keluarga Ryves akan mengetahui kebenaran yang sekian lama disimpan darinya. Kebenaran itu, tersembunyi di balik kegelapan masa lalu: sebuah eksperimen meraih kekuatan yang diteguhkan dalam perjanjian dengan iblis.

Saya tidak punya ekspetasi yang tinggi saat memutuskan membaca novel Sarah Rees Brennan ini (bukan Sarah Ress Brennan seperti tercantum di sampul). Dalam pikiran saya, The Demon's Lexicon pasti hanya sebuah kisah fantasi prosaik, repetisi kisah lama dalam dunia sihir yang dimutakhirkan. Sempat terpikir bahwa pengarang adalah epigon yang menciptakan protagonis berpenampilan memukau dalam novel seperti Twilight Saga. Bermuatan cerita tidak cukup hebat, tetapi punya karakter jagoan dengan ketampanan yang menggemparkan (terutama, di kalangan gadis remaja). Namun, setelah membaca dan enggan melepaskan sebelum tamat, saya menyadari keunggulan tersendiri yang dimiliki novel ini.

Pertama, novel ini dirancang dengan penuh perhitungan. Pengarang memilih alur yang tidak cukup berpilin namun tetap memiliki kekuatan untuk memunculkan pertanyaan dan mendesakkan ketegangan. Cerita mengalir lancar tanpa lanturan menuju muara penuh kejutan yang amat mendebarkan.

Kedua, meskipun berlatar dunia sihir yang tidak nyata, kepetahan bertutur sang pengarang membuat pembaca gampang memvisualisasikan ceritanya. Alhasil, novel ini terasa hidup dan tidak asing.

Ketiga, pengarang memiliki ketangguhan menciptakan karakter tanpa melebihi takaran dalam mendeskripsikan penampilan mereka. Terutama untuk karakter dua bersaudara Ryves. Nick, pemuda16 tahun pengidap disleksia, senang bermain pedang digambarkan sebagai pribadi temperamental dan suka memandang rendah orang lain. Awalnya nyaris menyebalkan, tetapi di tempat yang tepat, kita akan menyadari latar belakang tabiatnya.  Informasi tampilan fisik mencakup tubuh besar dan wajah menarik dengan mata hitam pekat tidak sekadar diimbuhkan untuk menyatakan ketakjuban pengarang pada prototipe sejenis. Alan dihadirkan sebagai perencana dengan ketenangan yang menyembunyikan rasa takut. Diminta mendiang Daniel untuk mengayomi Olivia dan Nick, alih-alih merasa terbeban, Alan mengemban dengan kasih sayang. Pembaca akan menyadari kuatnya perwatakan Alan yang diciptakan pengarang jika tiba di penghujung novel.

Membaca edisi Indonesia terbitan Ufuk Press, tentu saja tidak bisa dilupakan usaha penerjemah yang mampu menghadirkan karya terjemahan yang tetap enak dibaca, sejak awal hingga akhir.

Sarah Rees Brennan, mantan pustakawati kelahiran 21 September 1983, telah menandatangani kesepakatan dengan Simon & Schuster yang menerbitkan The Demon's Lexicon untuk menulis tiga buku. The Demon's Lexicon akan menjadi buku pertama dari trilogi. Buku kedua, The Demon's Covenant terbit 2010, dan buku ketiga dijadwalkan terbit 2011.

0 comments:

Post a Comment

Recommended Post Slide Out For Blogger
 

Blog Template by Blogger.com

Author: Jody Setiawan