Judul Buku : Hell Angel (Evil in the Byzantine Church)
Penulis : Steven Piziks
Judul Asli : Exorcist: The Beginning
Penerjemah : Dina Mardiana
Penyunting : Ali Yahya
Cetakan: 1, November 2006
Penerbit : Dastan Books
Judul Asli : Exorcist: The Beginning
Penerjemah : Dina Mardiana
Penyunting : Ali Yahya
Cetakan: 1, November 2006
Penerbit : Dastan Books
Sebenarnya "Hell Angel" yang diterjemahkan dari "Exorcist: The Beginning" mengusung tema horor yang populer dalam perfilman era 70-an bersamaan dengan suksesnya film "The Exorcist" pada tahun 1973. Tema yang dimaksud adalah tema horor menggunakan makhluk halus, bukan seperti yang berkembang saat ini yang menggunakan psikopat sebagai pencetus horor. Walaupun akan mengingatkan pada "The Exorcist" sama sekali novel ini (yang diadaptasi dari skenario film "Exorcist: The Beginning") tidak berkaitan dengan film yang dibintangi oleh Linda Blair tersebut. Oleh karena itu, judul "Hell Angel" yang digunakan Dastan Books lebih terasa pas, kendati dalam novel ini tetap terdapat adegan pengusiran setan. Dan jika disimak dengan baik-baik, sesungguhnya bukan adegan pengusiran setan yang menjadi inti novel ini.
Semua berawal dari penemuan sebuah gereja kuno di Derati, Turkana (Kenya),sebagai efek samping dari penambangan emas. Gereja kuno itu diduga berasal dari sekitar tahun 500 Masehi. Anehnya, misionaris Katolik diketahui tidak sampai di sana pada masa itu, apalagi sampai membangun gereja. Lebih lanjut ditemukan gereja itu sengaja dikubur setelah selesai dibangun.
Adalah Lankester Merrin, arkeolog lulusan Oxford sekaligus mantan pendeta Katolik (di Indonesia penggunaan pastor lebih lazim dari pendeta untuk kalangan Katolik) dibayar oleh seorang bernama Semelier untuk terlibat dalam proyek penggalian situs tersebut. Merrin menerima tawaran Semelier dan meninggalkan Kairo menuju Turkana. Di Turkana dia bertemu dengan berbagai karakter yang berhubungan dengan situs gereja kuno tersebut, antara lain Mayor Granville,pastor muda William Francis dan seorang dokter perempuan cantik bernama Sarah Novack. Salah satu di antara mereka mengetahui rahasia di balik penemuan situs tersebut. Satu yang lain memiliki rahasia masa lalu yang terkait dengan akibat yang disebabkan oleh situs tersebut. Merrin menemukan ternyata di bawah gereja terdapat ruang bawah tanah yang usianya lebih tua dari usia gereja tersebut.
Seiring dengan upaya pemecahan misteri yang melingkupi situs gereja kuno itu,kematian demi kematian aneh dan peristiwa kerasukan setan terjadi. Terungkap bahwa tempat itu memiliki legenda yang tidak diketahui semua orang. Legenda itu menceritakan bahwa setelah perang di surga, Lucifer, iblis jelmaan malaikat sesat, jatuh di bumi tepatnya di lokasi situs. Tatkala Vatikan mengutus 2 pastor yaitu Theron dan Iason untuk memimpin pencarian tempat Lucifer jatuh bersama pasukan tentara Bizantium, peristiwa yang tidak diharapkan justru terjadi. Oleh karena itu, gereja kuno tersebut dibangun hanya untuk dikuburkan.
Berbarengan dengan tersingkapnya misteri gereja itu, terkuak juga masa lalu Merrin yang menyebabkan dia meninggalkan tugasnya sebagai pastor, sekaligus berpaling dari gereja Katolik. Keping-keping masa lalu Merrin yang rancu menyatu membentuk alasan sebenarnya yaitu sesungguhnya bukan gereja yang telah menyakitkan hati Merrin. Tetapi Tuhan!
TUHAN TIDAK ADA DI SINI SEKARANG! Itulah sebenarnya masalah keimanan Merrin. Ketika dia membutuhkan Tuhan pada saat tergenting dalam karier pastoralnya, Tuhan seolah-olah bergeming. Kenyataan itu membuat iman Merrin terguncang.
Di penghujung novel, jelaslah bagi kita kalau perjalanan Merrin ke Derati adalah sebuah rencana jitu yang telah disusun, sebuah perjalanan untuk mencari imannya yang hilang. Tidak ada lagi kasus sebesar misteri yang terpendam di bawah gereja kuno itu yang sanggup membuat Merrin menemukan imannya kembali.
Di penghujung novel juga, ketika Merrin melakukan pengusiran iblis, dengan licik iblis memanfaatkan dosa-dosa dan rasa bersalahnya di masa lalu untuk memangkas kuncup-kuncup iman Merrin yang baru mulai tumbuh. Meski tesis kelicikan iblis ini sesuai dengan ajaran Kristen saat ini, tetapi teknik pengusiran yang dipakai Merrin terasa sangat menggelikan. Itulah sebabnya adegan pengusiran iblis menjadi berlarut-larut. Perhatikan betapa kacau balaunya Merrin menghadapi iblis yang saat itu menggunakan mediator yang tidak diduga oleh Merrin (dan pembaca sebelumnya).Jangan berani mencoba mengusir iblis jika Anda tidak siap seutuhnya!!
Steven Piziks bisa dikatakan sukses mengadaptasi skenario film yang disusun Alexi Hawley berdasarkan cerita William Wisher dan Caleb Carr ini ke dalam novel. Kita tidak akan menemukan pikiran atau perasaan mendalam para tokoh cerita dalam sebuah skenario (dan film), karena para aktorlah yang bertugas sebisa mungkin menerjemahkan pikiran dan perasaan tokoh yang diperankannya di layar film.Tetapi Piziks menggali semua itu dan berhasil membubuhinya ke dalam adonan cerita.
Alhasil, di tangan Piziks, terbangunlah sebuah novel horor dengan deskripsi teror yang cukup. Novel mengalir lancar mengantarkan horor tanpa bertele-tele,mencekam sekaligus mengejutkan.
Sekedar tambahan, malaikat-malaikat seperti Mikail, Gibrael (Jibril), Uriel, Rafael, memang dapat ditelusuri dalam Alkitab. Tetapi Lucifer? Sama sekali tidak ada referensi nama ini dalam Alkitab. Entah siapa yang menamakan malaikat sesat itu sebagai Lucifer.
Gagak dan lalat dalam novel ini merupakan simbol. Kalau gagak adalah simbol kematian, lalat adalah simbol pengaruh iblis sendiri. Iblis memang dikenal juga sebagai Beelzebul yang dapat diartikan sebagai 'raja lalat'.
Sebagai koreksi, pada halaman 441 dicatat bahwa vasodilator adalah "alat" untuk fungsi dilatasi pembuluh darah. Fungsinya benar, tetapi vasodilator sama sekali bukan alat. Vasodilator adalah "obat" yang digunakan untuk melebarkan (dilatasi) pembuluh darah.
0 comments:
Post a Comment