Judul : The History of Love (Sejarah Cinta)
Penulis : Nicole Krauss
Penerjemah : Tanti Lesmana
Cetakan: 1, November 2006
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
"Wanita yang pertama diciptakan mungkin Hawa, tapi gadisku yang pertama tetap Alma"
(Zvi Litvinoff, The History of Love)
Seorang pemuda bernama David menemukan buku berjudul The History of Love karya Zvi Litvinoff, seorang laki-laki yang melarikan diri dari Polandia ke Chili pada tahun 1941, di sebuah toko buku di Buenos Aires.
Bertahun-tahun
kemudian, Jacob Marcus, meminta Charlotte Singer untuk menerjemahkan
buku yang ditulis menggunakan bahasa Spanyol itu ke dalam bahasa
Inggris. Bagi Charlotte buku itu mempunyai nilai sejarah yang sangat
berarti.Suaminya telah memberikan kepadanya sebagai tanda cinta.
Setelah ayahnya meninggal, gadis bernama Alma, yang namanya diambil dari nama setiap gadis dalam buku The History of Love, melihat ibunya tidak bahagia. Setelah berbagai usaha untuk menjodohkan ibunya yang gagal, Alma berniat memecahkan misteri penulis buku serta gadis bernama Alma yang dipakai oleh si penulis. Ia menduga usaha yang ia lakukan dapat mengembalikan kebahagiaan ibunya.
Seorang pria tua bernama Leopold Gursky di tempat lain di kota New York
sedang menanti waktu kematiannya. Leo tidak memiliki keluarga lagi,
hanya seorang teman bernama Bruno. Leo tidak pernah menikah, hidup
terus dengan cinta masa remajanya yang terpangkas karena perang.
Sebelum perang, kekasihnya pergi ke Amerika meninggalkan tanah air
mereka dalam keadaan hamil. Setelah perang, Leo menyusul ke Amerika
hanya untuk mendapatkan kenyataan bahwa kekasihnya telah menikahi
lelaki lain. Leo merasa kehilangan segalanya. Keluarga. Kekasih. Dan
anak yang tidak pernah tahu jati diri ayah kandungnya.
Dalam pencarian Alma,
gadis itu menemukan bahwa sesungguhnya Jacob Marcus adalah nama tokoh
dalam novel berjudul "The Remedy" karya Isaac Moritz. Buku itu
berhasil mendapatkan penghargaan National Book Award pada tahun 1972.
Pencarian
Alma akhirnya mempertemukannya dengan Leo Gursky, atas inisiatif
adiknya, Emanuel Chaim atau Bird, yang merasa dirinya adalah salah satu
calon mesias.
Siapakah sebenarnya Leo Gursky? Siapa juga sosok di balik Jacob Marcus? Jawabannya tentu saja bisa ditemukan dalam novel mengharukan ini.
Di akhir novel, selain Alma
akhirnya bisa memahami perasaan seorang laki-laki tua yang menunggu
mati, pembaca juga dikejutkan dengan jati diri Bruno yang
sebenarnya (hal. 329).
Nicole Krauss bertutur menggunakan beberapa narator. Leo dan Alma
merupakan narator utama. Pada beberapa bagian Bird menjadi narator.
Sisanya diceritakan menggunakan perspektif orang ketiga, yaitu pada
waktu Krauss mengisahkan kehidupan penulis Zvi Litvinoff. Perhatikan
keberhasilan Krauss ketika dia menggunakan Leo, Alma atau Bird sebagai narator. Ketiga-tiganya menggunakan gaya mereka sendiri yang khas, kendati ditulis oleh pengarang yang sama.
Krauss kelahiran New York tahun 1974 yang novel perdananya, Man Walks Into a Room, dinominasikan untuk Los Angeles Times Book Award
berhasil memaparkan perjalanan hidup seorang pria Yahudi Polandia yang
sebatang kara; bagaimana pikiran dan perasaan pria itu terhadap
kehidupan pribadinya. Juga perjalanan seorang gadis menuju masa remaja
untuk memahami cinta. Semua dijalin apik, unik, jenaka, dan sangat
menyentuh.
Tidak bisa diabaikan adalah upaya penerjemah yang menurut saya berhasil menghasilkan karya terjemahan tanpa merusak gaya penulisnya.
The History of Love sama sekali bukanlah novel romantis. The History of Love
adalah sebuah kisah mengharukan, tetapi bukan kisah yang cengeng.
Sebuah novel tentang buku yang menyatukan para tokoh dalam jaring pesona
keindahan cinta dan kasih sayang.
0 comments:
Post a Comment