11 February 2012

Plain Truth



Judul Buku : Plain Truth
Penulis: Jodi Picoult
Penerjemah: Esti Ayu Budihabsari
Tebal : 528 hlm; 18 cm
Cetakan: 1, Maret 2007
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama





Pernah mendengar atau membaca tentang Orang Amish? Orang Amish adalah sebuah denominasi Kristen Anababtis yang kebanyakan terdapat di Amerika Serikat dan Ontario, Kanada. Mereka hidup memisahkan diri dari masyarakat umum karena alasan-alasan religius yang mereka yakini. Mereka tidak ikut militer, tidak mengunakan jaminan sosial, tidak menerima bantuan keuangan dari pemerintah, dan menghindari asuransi. 

Dalam percakapan sehari-hari mereka menggunakan dialek Jerman atau Pennsylvania Dutch yang mereka sebut sebagai Deitsch. Mereka terbagi ke dalam lusinan persekutuan terpisah yang terserak ke dalam distrik atau jemaat yang berdiri sendiri dan mempunyai kumpulan peraturan tidak tertulis sendiri yang disebut Ordnung. Orang Amish tidak mendirikan gereja sebagai tempat beribadah, tapi menggunakan rumah khusus yang kadang-kadang disebut House Amish. Mereka memiliki aturan-aturan tertentu dalam pembabtisan anak, perkawinan, dan pemakaman. Setelah kelas delapan, anak-anak Amish tidak diizinkan bersekolah lagi. Jika mereka memutuskan untuk melanjutkan sekolah, mereka akan diasingkan dari komunitas.

Amish Orde Lama masih memberlakukan peraturan-peraturan mengenai tata berpakaian, perilaku, dan pembatasan penggunaan mobil dan listrik atau teknologi modern lainnya. Sedangkan Amish Orde Baru dan Beachy Amish meski tetap menganggap diri Amish, mereka telah menggunakan mobil dan listrik. Amish Orde Lama memiliki komunitas di 21 negara bagian Amerika Serikat, dan salah satu populasi terbanyak berada di Pensylvania. 

Kehidupan Amish telah menjadi sumber berbagai karya, baik itu film, drama, musik, literatur anak, dan novel dewasa. 

Plain Truth (Kebenaran Sederhana) karya Jodi Picoult yang telah dibuat versi film televisinya (2004) adalah salah satu novel yang mengangkat kehidupan komunitas Amish sebagai sentral cerita. Novel ini telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia, diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama, dan dijadikan cerita bersambung di Harian Kompas, dengan judul Kebenaran Sederhana. Selain Plain Truth, Gramedia Pustaka Utama juga telah menerbitkan novel Picoult lain yang berjudul Salem Falls. Sampai saat ini penulis kelahiran Long Island tahun 1966 ini telah menulis 14 novel termasuk My Sister's Keeper, Vanishing Acts, The Tenth Circle, dan Nineteen Minutes.

Picoult membuka Plain Truth dengan kelahiran seorang bayi laki-laki yang kemudian ditemukan menjadi mayat di gudang milik keluarga petani dari komunitas Amish di Paradise, Lancaster County, Pennsylvania. Berdasarkan bukti yang ditemukan polisi, bayi itu diketahui mati karena dibunuh. Yang menjadi tersangka dalam pembunuhan bayi itu adalah Katie Fisher, perempuan Amish berusia 18 tahun yang telah melahirkan si bayi. Meski bukti sudah sangat jelas, Katie menolak jika ia pernah hamil, melahirkan, dan membunuh bayinya. Sekeras apa pun pertahanan ia buat, ia tetap harus berhadapan dengan pengadilan yang memosisikannya sebagai terdakwa.

Eleanor Hathaway atau Ellie, seorang pengacara Philadelphia, yang memiliki reputasi sebagai pembela sukses para pembunuh, pemerkosa, dan pedofilia berada di East Paradise ketika kasus Katie Fisher merebak. Karena ada hubungan keluarga lewat bibinya, Leda, Ellie memutuskan membela Katie. Sesuai perjanjian jaminan prasidang, Ellie menetap di tanah pertanian keluarga Fisher guna mengawasi Katie.

Keluarga Fisher ternyata memiliki sejumlah masalah. Anak tertua, Jacob, diasingkan dari komunitas Amish gara-gara bertekad melanjutkan kuliah. Anak bontot, Hannah, tewas tenggelam di bawah permukaan es. Katie, anak kedua, berpacaran dengan Samuel Stoltzfus, tapi hamil dengan lelaki lain. Sarah Fisher, ibu Katie, telah menjalani operasi pengangkatan rahim yang membuat ia tidak bisa memiliki anak lagi. 

Untuk membela Katie, Ellie mesti bekerja keras, yang sayangnya kurang didukung oleh Katie sendiri. Katie bahkan tidak dengan mudah mau berterus terang kepada Ellie. Ellie yang mesti mati-matian berupaya mencari jalan untuk membela Katie.

Saat akhirnya Katie mengakui kehamilannya, ia membantah jika telah menghabisi nyawa anaknya. Ellie pun menetapkan dasar pembelaan untuk Katie, bahwa seorang perempuan Amish tak akan dan tak bisa melakukan pembunuhan. Dasar pembelaan yang kemudian dimentahkan oleh Katie sendiri. Padahal situasi pengadilan yang mereka hadapi kurang menguntungkan, mengingat para juri tidak ada yang berasal dari komunitas Amish. Hal ini bukan dikarenakan mereka tidak terpilih, tapi tidak ada warga Amish yang memanfaatkan pengadilan untuk mencari keadilan dan kebenaran. 

Konflik dalam novel ini berangkat dari pola kehidupan komunitas Amish bersama keyakinan yang mereka pegang yaitu menyandarkan perilaku pada hal-hal tertentu dari kitab suci secara literal. Mereka membangun kebenaran sendiri dan tak hendak mereka kompromikan dengan masyarakat luar yang mereka sebut sebagai orang Inggris. Mereka memiliki reputasi, bahwa mereka tidak bisa membunuh, mengutamakan kepentingan komunitas dari kepentingan pribadi, dan menjadi orang-orang yang hidup dalam kedamaian. Pendek kata, orang Amish tidak akan pernah sama dengan orang di luar mereka. Inilah yang hadir sebagai daya tarik utama novel Plain Truth.

Kebenarannya adalah orang Amish tetap manusia, dan inilah yang diungkapkan oleh Picoult dalam novelnya yang ketujuh ini. Mungkin sudah menjadi gayanya, ia mengarahkan cerita dalam plot yang mengalir tenang, cenderung lamban, meski tetap lancar. Ia mengemas kisahnya dalam bagian-bagian yang tidak terlalu panjang kendati novelnya terkemas dalam satu keutuhan yang panjang. Ia adalah pencerita yang mahir, pembaca akan digiring untuk terus membaca apa yang dibeberkannya sambil menyelam ke dalam jiwa para karakter yang diciptakannya. Penggambaran karakter oleh perempuan bertubuh subur ini memang terbilang sangat menarik. Pembaca akan dibawa memahami mereka sekaligus dengan permasalahan yang mereka alami sehingga karakter-karakter itu seolah keluar dari cerita dan hidup. Yang paling mengesankan, oleh Picoult, pembaca yang bahkan tidak mengenal orang Amish dan kebiasaan-kebiasaan mereka akan merasa dekat dengan mereka. Dapat dikatakan penerima penghargaan New England Book Award untuk karya fiksi tahun 2003 ini berhasil mengulik ke dalam jiwa orang Amish dan menghadirkan kepada pembaca dengan gemilang. 

Untuk membeberkan kisahnya, Picoult menggunakan 2 perspektif penceritaan, yaitu dengan perspektif orang ketiga, dan perspektif orang pertama melalui karakter Ellie. Sayangnya, penggunaan 2 perspektif ini sepertinya hanya untuk memberi nuansa berbeda pada teknik penceritaan. Tidak tertangkap kontribusi yang signifikan terhadap jalinan cerita. Artinya dengan mengganti perspektif orang ketiga dengan orang pertama menggunakan Ellie sebagai narator cerita tidak menjadi lebih istimewa.

Dilihat dari tema dan karakterisasi, kita harus mengakui jika novel ini adalah sebuah karya menarik. Temanya mengugah dengan karakterisasi yang diformat secara menawan. Bagian yang paling menarik dari keseluruhan novel, tidak dapat diungkiri, adalah proses pengadilan untuk memutuskan apakah Katie bersalah atau tidak. Konfrontasi antara pembela dan penuntut disajikan secara menarik untuk diikuti. Picoult menuturkan kejadian-kejadian selama persidangan secara mengesankan dengan dialog-dialog yang menyenangkan. Pembaca akan terdorong untuk menduga-duga hasil akhir persidangan. 

Sayangnya, setelah berlembar-lembar halaman dilewati dengan adegan-adegan pengadilan yang mengasyikkan, pengadilan tersebut ditutup dengan pamungkas yang hadir sebagai antiklimaks. Adegan akhir yang berhubungan dengan pengadilan, jalan tengah untuk mengakhiri kasus yang tidak dengan segera diputuskan oleh para juri, sungguh mementahkan kematangan yang telah terbangun sebelumnya. 

Secara pribadi, saya akan merasa lebih terkesan jika adegan pengungkapan yang disajikan di bab terakhir dihadirkan di hadapan pengadilan. Mungkin akan mengejutkan bagi komunitas Amish terutama Arthur, sang kepala keluarga Fisher, tapi akan terasa lebih dramatis karena menohok telak ke jantung reputasi orang Amish. Bagaimanapun, sesaleh apa pun tampaknya mereka, mereka tetap manusia.

Tapi  bagian akhir yang disodorkan Picoult akan sedikit membayar daya tarik yang pupus di bab sebelumnya. 

Tambahan kisah kehidupan Ellie di luar pengadilan dan bagaimana perempuan ini memutuskan siapa lelaki yang akan menjadi ayah dari anak-anaknya memberikan kontribusi yang cukup menarik ke dalam plot utama novel.

Setelah membaca buku Picoult ini, kemungkinan besar, pembaca yang tertarik dengan kefasihannya bertutur, tidak akan melewatkan karya-karyanya yang lain.

0 comments:

Post a Comment

Recommended Post Slide Out For Blogger
 

Blog Template by Blogger.com

Author: Jody Setiawan