Judul Buku: Maria (Mary)
Penulis: Vladimir Nabokov
Penerjemah: Santi Hendrawati
Tebal: 208 halaman; 13 x 20,5 cm
Cetakan: 1, Maret 2009
Penerbit: Serambi Ilmu Semesta
Bunga Musim Semi Berdaun Lima
Mashen'ka adalah novel perdana Vladimir Nabokov (1899-1977), pengarang berdarah Rusia yang terkenal dengan novel kontroversial Lolita. Novel ini pertama kali terbit di Berlin dalam bahasa Rusia pada tahun 1926, tempat Nabokov tinggal bersama keluarganya setelah meninggalkan Rusia dan sempat menetap di London. Pada tahun 1970, bersama Michael Glenny, Nabokov menerjemahkan karya yang diterbitkannya menggunakan pseudonim V. Sirin ini ke dalam bahasa Inggris, dengan judul Mary. Edisi Indonesia novel ini diterbitkan penerbit Serambi Maret 2009 dengan judul Maria.
Berseting tahun 1924 di Berlin, sesungguhnya Maria
mengisahkan kehidupan tujuh emigran Rusia yang mendiami sebuah
pondokan kotor yang terletak di dekat rel kereta api. Lydia Nikolaevna
Dorn, janda seorang pebisnis asal Jerman yang adalah pemilik pondokan.
Anton Sergeyevitch Podtyagin, penyair tua asal Rusia yang mengidap
sakit jantung dan ingin pindah ke Paris. Klara, seorang perempuan
montok yang diam-diam mencintai salah satu penghuni pondokan. Aleksey
Ivanovich Alfyorov, seorang lelaki yang meninggalkan istrinya di Rusia
setelah 1 tahun menikah dan tidak lagi mencintai negara asalnya.
Sepasang penari pria: Alec Gornotsvetov dan Kolin, dan Leb Glebovich
yang dipanggil Ganin.
Nama
terakhir, Ganin, yang dikisahkan baru 3 bulan menghuni pondokan,
menjadi karakter yang paling banyak disorot Nabokov. Karenanya,
bukannya memberi judul yang menggambarkan pondokan kumuh dan para
penghuni yang disebut sebagai 'tujuh orang Rusia yang kehilangan jiwa',
Nabokov memakai nama seorang perempuan yang mengusik minggu terakhir
Ganin di pondokan sebagai judul.
Setelah
lima tahun meninggalkan Rusia, dan tinggal di Berlin selama satu
tahun, Ganin memutuskan benar-benar meninggalkan Jerman. Sebelumnya, ia
pernah beberapa kali ingin pindah, namun selalu berubah pikiran dan
menunda kepergian. Namun, kali ini, pondokan
yang tidak nyaman ini, tidak bisa menahannya lagi. Apalagi setelah satu
hari minggu, Ganin terperangkap dalam lift yang macet bersama penghuni
lainnya, Aleksey Ivanovich Alfyorov. Lelaki yang baru menghuni
pondokan ini mengatakan jika istrinya akan datang dari Rusia. Mereka
akan bertemu kembali setelah empat tahun berpisah. Istrinya akan tiba
di pondokan, Sabtu mendatang. Dan, istri Alfyorov itu bernama MARIA.
Spontan,
nama ini mengusik Ganin. Sebab, sembilan tahun lalu, ketika dirawat
karena sakit tifus di sebuah pedesaan di Provinsi St Petersburgh, Rusia
, ia mengenal perempuan cantik bernama sama, Maria. Percintaan mereka
tidak berjalan dengan mulus karena Ganin harus ikut bertempur di Crimea
setelah Revolusi Bolshevik, 1917-1919. Setelah dikeluarkan dari
unitnya, Ganin meninggalkan Rusia, hingga akhirnya tiba di Berlin.
Selama di rantau, 'ia hidup tanpa memikirkan Maria' (hlm. 116) sampai
Alfyorov menyebutkan nama yang sama. Ia segera kehilangan hasrat,
menjadi pemurung insomnia yang tidak menyenangkan. Apalagi setelah
mengetahui Maria istri Alfyorov adalah Maria yang sama dengan yang
ditinggalkannya di Rusia.
Nostalgia
cinta pertama yang penuh gairah itu seketika menimbulkan gagasan di
benak Ganin. Ia pun memastikan benar-benar meninggalkan pondokan pada
hari yang sama dengan kedatangan Maria. Dan berencana membawa Maria untuk kabur dan hidup bersamanya.
Akankah
rencana Ganin ini terwujud? Saat ini ia sedang menganggur, uang yang
tersisa hanya cukup untuk ongkos keluar dari Berlin. Selain itu, selama
3 bulan tinggal di pondokan, ia menjalin cinta dengan Lyudmilla
Borisovna.
Meski
menjadi judul novel, Maria tidak pernah hadir dalam waktu seminggu
yang dijadikan latar novel. Perempuan yang disebut Alfyorov sebagai
bunga musim semi berdaun lima ini hanya muncul dalam kenangan Ganin
saja. Namun harus diakui, kendati
hanya berasal dari masa lalu, Maria seolah-olah menjadi ruh dalam
novel ini, menggerakkan si pemeran utama, Ganin. Membuat Ganin bisa
menegaskan jalan hidup yang dipilihnya kendati tak urung pikirannya
sempat teracuni. Kabarnya, karakter Maria ini didasarkan pada mantan kekasih Nabokov, Lyussa. Lima dari surat cinta Lyussa dikutip dalam novel ini.
Selain
kisah cinta, novel ini juga memuat kisah emigran Rusia di Berlin
akibat berkecamuknya revolusi di Rusia yang diwakili semua penghuni
pondokan Frau Dorn. Di antara mereka ada yang masih mencintai Rusia
meski merasa terluka oleh kondisi negara itu, namun ada juga yang lebih
merasa bangga menjadi warga negara lain ketimbang warga Rusia,
sekalipun masih bernama Rusia. Podtyagin, meski jauh dari tanah
kelahirannya dan bermaksud tinggal di Paris, tetap mencintai Rusia.
Sebaliknya, Alfyorov, kabur dari Rusia dan tidak pernah merasa bangga
dengan negara asalnya itu. Nabokov, boleh dibilang, berhasil memotret
situasi kehidupan warga sebangsanya di perantauan.
Setelah
menuntaskan kuliahnya di Cambridge, Inggris, tahun 1922, Nabokov
mengikuti keluarganya ke Berlin. Di sana, ia berhasil menyelesaikan 8
novel yang ditulis dalam bahasa Rusia, termasuk Maria, yang ditulisnya
setelah ia menikahi Vera Evseyevna Slonim tahun 1925. Semua tempat yang dilalui Ganin dalam hidupnya pernah bersinggungan dengan hidup Nabokov sendiri.
Novel yang telah difilmkan tahun 1987 dengan judul Maschenka ini memang tidak langsung melambungkan nama Nabokov, dan masih kalah indah dibanding Lolita
(1955). Namun, sayang dilewatkan, terutama oleh pembaca karya-karya
Nabokov sesudahnya. Setidaknya, dengan membaca novel ini, pembaca bisa
mengetahui bagaimana perjalanan kepenulisannya dimulai; bisa melihat
bagaimana tradisinya memberi kejutan di akhir novel diawali.
0 comments:
Post a Comment