Judul: Emmy and the Incredible Shrinking Rat
Pengarang: Lynne Jonnel (2007)
Penerjemah: Maria M. Lubis
Tebal: 341 halaman
Cetakan 1, Juni 2010
Penerbit: Atria
Emmaline Augusta Addison meyakini bahwa: "Tindakan paling jahat di dunia adalah mengabaikan seseorang," karena, "Itu membuat seseorang merasa bahwa dia tidak benar-benar ada" (hlm. 17). Di usia hampir 11 tahun, Emmy –begitu ia dipanggil, kecuali oleh pengasuhnya—telah menjadi korban kejahatan itu, di rumah dan sekolah.
Sebelum
tinggal di rumah tua besar di tepi Danau Grayson, Jim dan Kathy
Addison adalah orangtua yang baik dan sangat memedulikan putri mereka.
Namun, setelah secara mengejutkan menerima warisan dari William
Addison, mereka lebih suka menghabiskan waktu dengan bepergian dan
menghadiri berbagai pesta. Mereka sering tidak berada di rumah, dan
jika pulang, Emmy tidak bisa menghabiskan banyak waktu dengan mereka.
Jane
Barmy, pengasuh Emmy—kepada siapa kehidupan Emmy dipercayakan
orangtuanya—sangat ketat soal waktu. Tidak hanya waktu bersama
orangtuanya, juga waktu keseharian Emmy. Sehabis jam sekolah, Emmy mesti
mengikuti seabrek les—balet, bahasa Prancis, senam lantai, keramik,
dansa tap, teater kecil, tenis, dan menenun keranjang. Meskipun
kewalahan, Emmy menuruti jadwal yang disusun Barmy. Demi untuk menjadi
yang terbaik, karena di mata Barmy, Emmy tahu, dia belum
yang terbaik. Sayangnya, sudah bertekun menjadi yang terbaik, Emmy
tetap diabaikan. Di sekolah, tidak ada yang menyadari kehadirannya, guru
ataupun teman sekelas. Tidak mengherankan jika akhirnya ia merasa
kesepian. Sampai akhirnya, seekor tikus yang dikurung dalam kandang di kelas, menggigitnya.
Gigitan pertama membuat Emmy bisa mendengar si Tikus bicara. Sadarlah Emmy kalau tikus
bernama Ratson itu adalah tikus bawel yang arogan dan temperamental.
"Tidak ada yang menyukaimu, tidak ada yang membencimu, tidak ada juga
yang memedulikanmu. Kau adalah nol besar, jika kau bertanya kepadaku, "
kata Ratson (hlm. 5). Dan penyebab kemalangan Emmy, menurut Ratson,
karena Emmy 'terlalu baik' —tidak sama dengan citra diri yang Emmy
bangun. "Sedikit kejahatan bagus bagi jiwa seseorang. Aku sangat
merekomendasikannya." (hlm. 6).
Bagaimanapun hanya Ratson yang menyadari keberadaan Emmy dan mau bicara dengannya, jadi Emmy tidak sakit hati. Bahkan, ia terdorong
membebaskan Ratson yang merasa tidak adil dikurung. Begitu bebas,
tikus tidak tahu berterima kasih itu segera minggat, tidak mau
berlama-lama dengan Emmy. Anehnya, Emmy menemukan
Ratson berada di toko Tikus Antik, yang menjual dan menyewakan
binatang pengerat berbakat langka. Emmy baru menyadari kekeliruannya
saat Cheswick Vole, pemilik toko itu, memperlihatkan ketertarikan yang
besar. Apalagi kemudian, dalam kondisi memelas, Ratson muncul di
rumahnya mencari suaka. Tidak lama setelah kemunculan Ratson kembali,
Emmy mendapatkan gigitan kedua.
Kali
ini, tubuh Emmy menciut sebesar Ratson. Sebelumnya, Joe Benson, teman
sekelas yang pertama menyadari kehadiran Emmy, telah mendapatkan dua
kali gigitan. Bersekutu, Emmy, Joe, dan Ratson memutuskan mencari
jawaban penyebab kemalangan Emmy.
Di dalam pencarian, mereka bertemu Sissy yang adalah antidot Ratson; Tikus Sayang, si cantik berhati mulia; Brian, penjaga Tikus Antik yang baik hati; Mrs.
Bunjee, tupai tanah penuh kasih beranak dua, Buckram dan Chipster;
Maxwell Capybara, profesor binatang pengerat pengidap ratolepsy yang
tubuhnya juga menciut.
Mereka semua berpadu dalam novel yang diwarnai kisah Kota Binatang Pengerat, cetakan kaki chinchilla, pemainan bola cakar (pawball), karaskop, aroma celurut yang menyebabkan lupa; ekstrak gerbil yang melipattigakan usia, dan minyak berang-berang yang bisa mengendus kebohongan.
Memasuki
situasi genting, Emmy mendapatkan gigitan ketiga. Mujurnya, setelah
gigitan kedua yang membuat tubuhnya menciut, Emmy sempat dinormalkan.
Celaka baginya kalau mendapatkan gigitan ketiga dan belum dinormalkan.
Emmy akan mengetahui efek gigitan ketiga ini, kala secara paripurna, ia
menyadari penyebab pengabaian dirinya, dan berjuang untuk
mematahkannya.
Emmy and the Incredible Shrinking Rat
(2007) adalah novel pertama Lynne Jonell, pengarang cewek Amerika asal
Minnesota—sebelumnya telah menerbitkan buku bergambar. Novel yang
memenangkan Minnesota Book Award ini merupakan buku pertama serial Emmy
Addison. Menyusul Emmy and the Incredible Shrinking Rat, Jonell telah menerbitkan Emmy and the Home for Troubled Girls (2008) dan sedang mempersiapkan penerbitan buku ketiga, Emmy and the Rats in the Belfry (2011).
Seperti
mayoritas fiksi anak-anak, novel ini memakai resep yang seolah sudah
kemestian, yaitu kebaikan yang akan selalu memperoleh sokongan demi
menaklukkan kejahatan. Meskipun demikian, Emmy and the Incredible Shrinking Rat
tidak terperangkap menjadi kisah stereotipikal yang gampang ditebak.
Jonell menampilkan dirinya sebagai pengarang dengan kecerdikan yang
mampu menyihir pembaca untuk tidak berhenti hingga novel ditamatkan. Ia
menggerakkan ceritanya dalam alur yang dikemas apik, dilengkapi
kejadian sarat humor dan kejutan yang dipersiapkan penuh perhitungan. Selera humor pengarang tidak hanya tampak dalam cerita, tetapi juga dalam dialog-dialognya. Percayalah, sebelum pembaca sempat bosan, novel kocak ini telah disudahi dengan pamungkas yang akan membuat pembaca bersorak.
Tidak
terbantahkan lagi kalau di antara berbagai karakter hewan yang ada,
Raston yang paling menarik. Tikus ini banyak memuntahkan kalimat yang
membuat Emmy tergelitik untuk berdebat. Salah satu bagian yang
menarik—tak disangsikan lagi merupakan kritik Jonell—adalah saat mereka
berdebat tentang 'yang biasa-biasa saja' setelah Ratson tidak mampu
memahami 'kebodohan' tupai dan bajing (hlm. 69-70).
Raston: Mungkin aku tidak dididik dengan benar. Mungkin Teacher's Tattle benar—sekolah-sekolah di Amerika seharusnya memberikan
lebih banyak lagi pelajaran bahasa. Bagaimana aku bisa menjadi
bintang, seekor tikus dengan pencapaian tinggi, jika aku tak pernah
mempelajari bahasa Tikus?"
Emmy: Tidak ada yang berharap kau lebih dari sekadar tikus biasa, sejauh yang kuketahui.
Raston: Dan apakah kau bertekad untuk hanya menjadi seorang anak perempuan yang biasa-biasa saja?
Emmy: Aku tak keberatan menjadi biasa-biasa saja.
Raston: Dan
itu, adalah suatu kekurangan lain dalam sistem sekolah di Amerika.
Ekspektasi yang rendah. Menghasilkan—dirimu sebagai contoh yang
baik—anak-anak yang membosankan, yang biasa-biasa saja. Oh, memalukan ….
Memang Emmy and the Incredible Shrinking Rat
lebih ditargetkan untuk pembaca anak-anak, namun amat penting dibaca
orangtua. Terkadang, orangtua menaruh ekspektasi menjulang pada
anak-anak untuk menjadi manusia unggulan dengan melibatkan mereka dalam
berbagai aktivitas. Para orangtua lupa jika anak-anak juga memiliki
keinginan menikmati masa anak-anak, yang hanya sekali terjadi. Kendati
motivasinya culas, Jane Barmy memaksa Emmy mengikuti segala macam les
sepulang sekolah. Sahabat Emmy, Joe Benson, dipaksa ayahnya untuk terus
berlatih sepakbola. Jeritan hati Joe dituangkannya dalam puisi
berjudul 'Untuk Ayah" (hlm. 91).
Aku selalu berlatih keras
Bahkan saat hujan deras
Juga setiap hari pada musim dingin
Bisakah Ayah membolehkan aku—hanya
bermain?
Tidak perlu diragukan lagi Emmy and the Incredible Shrinking Rat
(Emmy dan Tikus Penciut yang Menakjubkan) sungguh novel yang layak
disantap. Setiap gigitan, akan membuat Anda termehek-mehek. Sedaaap.
0 comments:
Post a Comment