12 February 2012

Good Omens


Judul Buku: Good Omens
Pengarang: Neil Gaiman & Terry Pratchett (1990)
Penerjemah: Lulu Wijaya
Tebal: 520 hlm; 13,5 x 20 cm
Cetakan 1, April 2010
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama




"Dan Anjing Buas akan datang, dan Kedua Kuasa akan memandang dengan Sia-Sia, karena ia Turut ke mana pun Tuannya Pergi. Ke Mana Mereka Tak Bisa Ikut, dan dia akan menamainya, sesuai dengan Sifatnya, dan Neraka pun akan lari darinya" adalah ramalan nomor 1111 dari buku ramalan seorang penyihir perempuan bernama Agnes Nutter.




Buku ramalannya yang berisi lebih dari 4000 ramalan, terbit pertama kali September 1655, tidak laku, menghilang dari pasaran, dan tertinggal satu di dunia ini, yaitu di tangan salah satu keturunannya, Anathema Device. Ramalan yang akurat di atas berhubungan dengan kedatangan Antikristus di dunia yang akan menyebabkan terjadinya Armageddon saat mana akan terjadi peperangan besar, Pertempuran Terakhir antara Surga dan Neraka selama 3 ronde. Salah satunya akan mengalami kejatuhan dan akan tamat riwayatnya.

Antikristus memang tidak datang dalam wujud orang dewasa. Ia datang ke bumi sebagai bayi lelaki berambut emas. Telah dirancang, dalam biara yang dikelola para biarawati pemuja setan Ordo Celoteh, bayi antikristus akan ditukarkan dengan seorang bayi berdarah Amerika.

Crowley, salah satu anak buah Iblis, mantan malaikat pendosa yang dalam wujud ular membuat kedua manusia pertama diusir dari Eden, ditugaskan untuk membawa bayi Antikristus ke biara di Tadfield. Ia tidak sadar telah terjadi kesalahan pertukaran bayi hingga 11 tahun kemudian. Anjing buas utusan iblis yang akan menemani Antikristus tidak datang ke sebuah rumah di London. Anjing neraka ini pergi ke luar kota, ke dataran Oxfordshire, ke tempat tinggal Adam Young.

Hukuman segera membayangi Crowley. Ia tidak tahu di mana harus menemukan Antikristus. Petunjuknya ia peroleh dari satu-satunya buku ramalan Agnes Nutter yang tertinggal di dunia, yang ditemukannya di toko buku langka sahabatnya, Aziraphale.

Aziraphale adalah malaikat Tuhan. Ia berada di bumi sejak bertugas menjaga gerbang timur Eden sambil mengacungkan pedang berapi. Setelah melaksanakan tugas di Eden dan memberikan pedang yang ia pegang kepada sepasang manusia yang telanjur mengenyam buah terlarang, Aziraphale bermukim di bumi dalam wujud manusia dan menjalin pertemanan dengan setan yang menggodai manusia ciptaan Tuhan –yang dalam wujud ular bernama Crawly. Aziraphale mengetahui tempat tinggal Antikristus setelah membaca buku ramalan Agnes Nutter milik Anathema Device yang secara kebetulan jatuh ke tangannya.

Seperti leluhurnya, Anathema Device yang vivacious adalah seorang penyihir. Ia bekerja sebagai praktisi paranormal yang pindah ke Tadfield mengikuti tuntunan ramalan Agnes Nutter. Sayangnya, ia tidak menemukan kejahatan di tempat bercuaca indah tersebut. Ia justru merasakan adanya sebentuk kasih di tempat itu. Sebelum penyelidikannya tuntas, buku The Nice and Accurate Prophecis of Agnes Nutter miliknya hilang. Namun demikian, hal itu tidak merintangi terwujudnya ramalan sang nenek moyang. Sesuai ramalan pula, dari keturunan pemburu penyihir yang membakar Agnes Nutter hidup-hidup –hingga meledak, akan datang pemburu penyihir masa kini. Newton Pulsifer, keturunan pemburu penyihir Jangan-Berzinah Pulsifer datang sebelum Armageddon dan ramalan itu telah menjanjikan jika mereka, "akan bersama, sampai Akhir yang akan datang".

Tidak hanya Crowley, Aziraphale, dan Anathema yang tahu di mana Armageddon akan dimulai. Ada juga para pengendara kuda hari kiamat yang disebutkan dalam Wahyu 6: 2-8. Mereka adalah Perang, Kelaparan, Polusi, dan Kematian. Mereka akan membantu Antikristus untuk menyulut Armageddon.

Setelah enam ribu tahun berada di bumi, baik Crowley maupun Aziraphale telah berubah, mereka menyukai manusia dan gaya hidup mereka di bumi. Sayangnya sebuah rencana besar telah dirancang sejak sebelum ada segala zaman. Sebuah rencana yang secara tidak sadar telah ditopang oleh manusia pertama ciptaan Tuhan. Untuk mencegah terwujudnya rencana tersebut, di tengah kesiapsiagaan bala tentara Surga dan Neraka menunggu komando perang, tersisa satu jalan:  Antikristus harus dilenyapkan!

Good Omens (Pertanda-pertanda Baik) adalah novel kolaborasi dua pengarang terkenal, Neil Gaiman dan Terry Pratchett. Seusai membaca, kita akan mendapat kesan bahwa novel ini masih akan memiliki sekuel. Namun dalam Kata Pembuka sejoli pengarang ini telah menegaskan bahwa mereka tidak akan bekerja sama lagi. Jadi, pembaca harus puas sampai di sini, dan memang, tanpa sekuel pun, novel ini telah selesai. Dan diselesaikan dengan cukup memuaskan.

Gaiman dan Pratchett mengemas novel fantasi dewasa ini dengan semangat humoris blakblakan yang mewarnai sekujur novel. Begitu mulai memahami kehendak pengarang, pembaca kemungkinan besar akan kaget dengan ide yang dipilih mereka, ide yang mereka caplok dari Kitab Suci. Bayangkan, kedua tokoh utama yang menjalin pertemanan adalah malaikat Tuhan dan setan. Pertemanan mereka dimulai ketika dalam wujud ular Crowley menjebak manusia dan Aziraphale mencegah mereka memetik lagi pohon kehidupan di Eden dengan pedang yang menyala-nyala. Mereka tetap bertualang di bumi: Crowley doyan tidur dan mengemudikan Bentley hitam tahun 1926-nya sedangkan Aziraphale yang suka mengoleksi buku langka membuka toko buku tanpa berniat menjual isinya. Sepasang makhluk supernatural ini merasa sayang ketika Armageddon segera tiba dan mereka harus meninggalkan kenikmatan dunia. Benar jika Surga menang, hidup akan menjadi lebih baik. "Tapi tidak semenarik sekarang," kata Crowley. "Kau tidak mungkin puas hanya dengan harpa, seperti aku tidak mungkin puas hanya memegang garpu besar."(hlm. 65).

Tidak cukup kaget dengan identitas Crowley dan Aziraphale, pembaca akan bertambah kaget dengan ucapan-ucapan para tokoh yang menggugat "kebijakan" Tuhan –yang dianggap sebagai karakter biasa. Sebagai contoh:

1. Ketika manusia diusir dari Eden, Crowley yang dalam wujud ular berkomentar, "Jujur saja, menurutku reaksinya agak berlebihan. Bagaimanapun, itu kan pelanggaran pertama. Aku tidak mengerti, apa salahnya mengetahui perbedaan antara yang baik dan yang jahat." (nya yang dimaksud adalah Tuhan, hlm. 11).
2. Menanggapi tujuan diciptakannya bumi, kebaikan dan kejahatan, Adam, sang Antikris, berkata, "Aku tidak mengerti, apa hebatnya menciptakan manusia, lalu marah-marah hanya karena mereka bertingkah seperti manusia." (472).
3. "Orang yang bisa membangun semesta dalam enam hari tidak mungkin membiarkan urusan kecil seperti itu terjadi. Kecuali kalau mereka memang menginginkan itu terjadi, tentu saja," kata Crowley saat mempertanyakan pemberontakan yang disebut Aziraphale menyebabkan adanya Surga dan Neraka. "Kenapa membuat manusia penuh rasa ingin tahu, lalu menaruh buah terlarang di tempat yang bisa mereka lihat dengan jari neon raksasa berkedip-kedip dengan tulisan 'INI DIA'?"  (hlm. 505)

Good Omens adalah novel yang berani, provokatif, dan imajinatif. Juga menjadi novel humoris karena kandungannya sangat berpotensi menggelitik saraf tawa. Seolah tidak cukup, para pengarang menambahkan catatan kaki. Sayangnya tidak semua berhasil. Pada beberapa tempat bukannya menambah kejenakaan malah menjadi garing alias membosankan dibaca saking lewat dosis. Untunglah secara total, dalam kesegaran dan keunikannya, novel ini enak diselami dan tidak mengecewakan.

Menutup tulisan ini saya ingin mengutip rangkaian kalimat favorit dalam novel, seperti yang dituturkan Aziraphale:  

"Kejahatan selalu mengandung benih kehancurannya sendiri. Kejahatan itu pada akhirnya negatif, dan karenanya mencakup kejatuhannya sendiri, meski pada saat-saat kemenangan tampak sudah dekat sekalipun. Tak peduli berapa pun megahnya, berapa baik perencanaannya, tak peduli bagaimana sebuah rencana jahat mungkin tampak tak bisa gagal, keberdosaan yang sudah melekat di dalamnya, sesuai definisinya sendiri, akan terpental mengenai para pelakunya. Meskipun pada saat dilaksanakan kejahatan itu mungkin tampak berhasil, akhirnya kejahatan itu akan menghancurkan dirinya sendiri. Ia akan terpuruk di karang dosa dan tenggelam, kepala duluan, dan akhirnya lenyap tak berbekas di samudra kebinasaan." (hlm. 129-130). 

0 comments:

Post a Comment

Recommended Post Slide Out For Blogger
 

Blog Template by Blogger.com

Author: Jody Setiawan