12 February 2012

Eclipse


Judul Buku : Eclipse
Penulis: Stephenie Meyer

Penerjemah: Monica Dwi Chresnayani

Tebal: 688 hlm; 13,5 X 20 cm 
Cetakan: 1, September 2008
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama




Dua Cinta



Konon, pada suatu malam di bulan Juni 2003, Stephenie Meyer bermimpi. Dalam mimpinya, seorang gadis bercakap-cakap dengan seorang pemuda berkilauan di padang rumput penuh sinar matahari. Mereka saling jatuh cinta dan sang pemuda yang adalah seorang vampir mendambakan darah si gadis. Benar tidaknya mimpi ini, hanya Stephenie Meyer yang tahu! Konon lagi, begitu kuatnya mimpi itu hingga mendorong Stephenie Meyer, yang belum pernah menulis, memutuskan untuk menjadi pengarang. Maka lahirlah Twilight yang kemudian menjadi judul perdana Twilight Saga. Novel pertama itu sukses dan dibuntuti sekuelnya, New Moon dan Eclipse (terakhir Breaking Dawn). Kabarnya, 3 judul pertama seri ini telah terjual lebih dari 5,3 juta kopi di Amerika saja.

Eclipse (Gerhana) diterbitkan Agustus 2007 dan dalam waktu 24 jam setelah diluncurkan, telah terjual 150 ribu kopi. Kisah dalam novel yang masuk dalam daftar bestseller New York Times ini berawal pada saat-saat terakhir Bella dan Edward sebagai siswa SMA Forks. Mereka akan segera lulus dan menjadi mahasiswa. Tetapi, meski diterima di universitas ternama, mereka memilih University of Alaska Southeast. Alaska menjadi tujuan mereka, karena sesuai perjanjian Bella dengan Edward, tidak lama lagi Bella akan menjadi vampir.  Negara bagian itu bisa menjadi lokasi yang tepat untuk ditinggali, jauh dari orangtua Bella dan udaranya cocok dengan tubuh vampir.

Pada saat yang sama serangkaian pembunuhan misterius terjadi di Seattle. Menurut Edward, pembunuhan-pembunuhan tersebut terjadi akibat perbuatan kaumnya. Ada indikasi eksistensi vampir yang baru lahir berkeliaran di Seattle. Seandainya terjadi di tempat lain yang jauh, peristiwa ini tidak akan menjadi persoalan bagi Edward dan keluarga Cullen. Tetapi Seattle tidak jauh dari Forks dan sudah bisa diperkirakan bencana sedang menuju Forks. Siapa lagi yang menjadi sasaran, kalau bukan Bella, si 'danger magnet'.

Sebagai tindakan berjaga-jaga, Edward mendorong Bella mengunjungi ibunya di Florida. Ternyata, ketika mereka pergi, Victoria muncul di Forks. Ia datang untuk membalas dendam atas kematian James (pada buku pertama). Vampir berambut jingga ini nyaris tertangkap jika tidak terjadi konflik antarab vampir dan werewolf (manusia serigala) yang sama-sama menyerang Victoria.

Kekhawatiran Edward menggeliat ketika mencium kehadiran vampir yang tidak dikenal di dalam kamar Bella. Bella perlu dilindungi. Tetapi perlu tenaga lebih untuk mengatasi para vampir baru itu. Keluarga Cullen membutuhkan bantuan dan tidak ada vampire yang sudi membantu. Tidak ada jalan lain, mereka mesti bekerja sama dengan manusia serigala. Pada saat itu, Bella telah kembali menjalin pertemanan dengan Jacob Black (Jake), yang dengan terus terang, menyatakan cintanya.

Maka, tak pelak lagi, pertarungan Keluarga Cullen dan manusia serigala melawan para vampir baru terjadi juga. Bella telah meminta agar Edward tidak terlibat dalam pertarungan tersebut. Meski demikian, Bella tidak bisa mencegah usaha keras Victoria dan vampir ciptaannya menerobos lokasi persembunyian.

Pembaca dengan mudah akan mengetahui akhir novel ini tanpa berpikir lama-lama, nasib Bella dan kisah cintanya yang nyaris bercabang. Memang ada bagian yang tak terduga, tetapi tidak memiliki efek yang membuat novel ini semakin bersinar. Seperti dua novel sebelumnya, Eclipse ditulis dengan alur yang gemulai. Aroma cinta remajanya kental sekali, manis dan cenderung membosankan. Tidak ada hal baru dalam gaya penulisan.

Mungkin yang menarik diikuti adalah beberapa cerita yang ditambahkan Meyer untuk menebalkan novel. Kisah hidup Rosalie dan Jasper serta kisah pejuang roh leluhur Suku Quileute seakan-akan menjadi pengusir kebosanan pada cerita kecemburuan Edward dan Jacob. 

Ada satu istilah yang diperkenalkan Meyer dalam novel ini, Imprint. Imprint adalah respons tanpa sadar atau di luar kemauan yang dialami werewolf ketika bertemu dengan belahan jiwanya. Sam dan Quil, teman-teman Jake telah mengalami hal itu, dan salah satunya meng-imprint seorang balita. Meskipun merasa mencintai Bella, dalam novel ini Jake belum mengalami peristiwa itu. Anda harus membaca Breaking Dawn untuk mengetahui siapa yang di-imprint Jake.

Untuk pembaca novel yang masih remaja, salah satu kelakuan Bella yang liar tentu saja tidak bisa dijadikan contoh berperilaku. Bella (masih 18 tahun) dan Edward sudah bersepakat jika Bella akan divampirkan setelah lulus SMA. Edward akan menggigitnya begitu mereka terikat pernikahan. Keputusan ini membuat Bella 'gatal', dan boleh dikata tersulut birahinya. Ia mendesak Edward untuk bercinta (baca: berhubungan seks) dengannya, sebagai kenangan terakhirnya sebagai manusia yang tidak abadi. Untunglah, Edward tidak termakan rayuannya dan bersikeras hal itu hanya boleh terjadi setelah mereka menikah. Menurut saya, ini menjadi bagian yang tidak penting dan tidak perlu ada dalam novel.

Konon, gambar sampul edisi bahasa Inggris yang menampakkan pita merah sobek menggambarkan pilihan, ketika Bella terbelah antara cintanya kepada Edward, sang vampir, dan Jake, si werewolf. Terkesan hebat maknanya, namun potensial membingungkan. Jadi, saya lebih suka gambar sampul edisi Indonesia.

Apa pun 'rasa' buku ketiga Twilight Saga ini, saya yakin, para pemujanya tidak akan melewatkan novel pamungkas tetralogi ini, Breaking Dawn. 

0 comments:

Post a Comment

Recommended Post Slide Out For Blogger
 

Blog Template by Blogger.com

Author: Jody Setiawan