12 February 2012

The Ghost


Judul buku : The Ghost
Pengarang: Robert Harris (2007)
Tebal: 320 hlm; 25 x 23 cm
Cetakan: 1, November 2008
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama





"Dari segala kelebihan menjadi penulis bayangan, salah satunya pastilah kesempatan bagi Anda untuk bertemu orang-orang yang menarik," demikian kutip Robert Harris, penulis The Ghost -Sang Penulis Bayangan, pada awal novelnya. Kalimat tersebut merupakan nukilan dari buku Ghostwriting (2004) karya Andrew Crofts.

Adam Lang, mantan Perdana Menteri Inggris, pastilah tergolong dalam 'orang-orang yang menarik'. Tidak semua orang bisa mendapatkan kesempatan bertemu dia. Tetapi lelaki yang menjadi narator The Ghost, si Aku yang hingga novel selesai tidak pernah disebutkan namanya, dengan gampang memperoleh kesempatan langka ini. Si Aku adalah seorang penulis bayangan atau ghost writer dan direkrut untuk membantu Lang menuliskan memoarnya.

Sang narator adalah pilihan kedua. Awalnya penulisan memoar Lang dilakukan oleh Michael McAra, ajudan politik Lang sewaktu masih menjadi perdana menteri. McAra telah melakukan serangkaian riset yang ia jabarkan dalam memoar sepanjang enam belas bab. Sayangnya, sebelum selesai, McAra ditemukan tewas di pantai Martha's Vineyard. Jadilah pekerjaan ini dialihkan kepada si Aku yang berpengalaman menulis memoar para selebritas.

Meninggalkan London, si Aku pergi ke Martha's Vineyard. Ia akan melanjutkan pekerjaan McAra bersama-sama dengan Lang di rumah tetirah milik Martin Rhinehart, pemilik penerbitan yang hendak menerbitkan memoar Lang. Kenyataannya si Aku tidak pernah membaca memoar politik sebagaimana keyakinannya bahwa tidak ada orang yang membaca genre ini. Ia menerima tawaran karena diiming-imingi imbalan 250 ribu dolar untuk pekerjaan yang ditargetkan beres dalam 1 bulan.

Setelah membaca manuskrip yang disusun McAra, si Aku menyimpulkan jika tulisan ini akan menjadi proyek paling gagal dalam sejarah penerbitan. Tidak pelak lagi, dirinya sebagai pekerja lungsuran akan menjadi kambing hitam. Manuskrip McAra nyaris tidak pernah menyinggung tentang Ruth, istri Lang yang dikenal karena kemandirian dan kepintarannya. Ia juga tidak menemukan hal ikhwal Operasi Tempest yang tengah menjadi berita hangat berbagai media massa dunia.

Ada sinyalemen bahwa lima tahun lampau Lang telah mendukung Operasi Tempest, yaitu misi penculikan empat warga negara Inggris yang menjadi tersangka teroris al-Qaeda. Mereka diringkus pasukan elit Inggris, Special Air Service (SAS) di Peshawar Pakistan dan atas perintah Lang diserahkan kepada CIA. Setelah pengalami penyiksaan, salah satunya tewas dan tiga lainnya dipenjara di Guantanamo. Operasi ini tergolong ilegal di bawah hukum Inggris dan Internasional.

Kasus Lang kian mendidih manakala Richard Rycart -mantan menteri luar negeri Inggris yang dahulu dipecat Lang dari Kabinet dan sekarang menjabat duta besar luar biasa PBB untuk masalah-masalah kemanusiaan- meminta Mahkamah Internasional di Den Haag untuk menyelidiki keterlibatan Lang. Agaknya, walau diduga memiliki dendam pribadi pada Lang, Rycart –yang mengklaim dirinya dipecat karena sikapnya yang tidak pro Amerika- memiliki bukti keterlibatan Lang dalam Operasi Tempest.

Sejalan dengan maraknya pemberitaan peranan Lang dalam kasus yang disebut-sebut sebagai kejahatan perang, pihak penerbit memutuskan menggegas penerbitan memoar. Bagi pihak penerbit saat ini merupakan momen yang tepat untuk meraup keuntungan sedangkan bagi si Aku menjadi momen kritis karena hanya tersisa waktu dua minggu.

McAra, penulis bayangan sebelumnya, rupanya tidak ingin andilnya berakhir kendati ia sudah mati. Ia meninggalkan sebentuk memorabilia dari masa-masa kuliah Lang di Cambridge; sepucuk foto para aktor kampus yang menimbulkan tanda tanya. Mengikuti jejak McAra yang masih kentara, tanpa disadari siapa pun, si Aku menemukan bahwa kuriositasnya yang gigih telah mendapuk dirinya sebagai bakal korban berikutnya.

Apa sebetulnya yang telah terjadi pada Michael McAra? Pertanyaan ini akan menjadi pencetus pertanyaan-pertanyaan baru yang ketika jawaban demi jawaban diperoleh menuntun pada satu konklusi tragis yang sangat tidak terduga. Konklusi yang sejatinya sangat dekat dengan si Aku. McAra telah menempatkan kuncinya secara berandang di dalam memoar yang ditulisnya; jalinan kalimat dengan inti yang membuhul setiap tragedi yang mewarnai novel.

"Aku adalah hantu Anda," kata si Aku pada jumpa pertama dengan Adam Lang (hlm. 75). Sebagai penulis bayangan atau ghost writer, seseorang memang tidak ubahnya sesosok hantu bagi empunya nama yang akan dicantum sebagai pengarang. Ia ada tetapi tidak nampak. Ia hadir tetapi tidak dikenal. Kebanggaannya mungkin cuma satu: telah pernah bersinggungan dengan salah satu orang menarik di dunia. Kendati dalam novel ini, bertemu pesohor politik sama sekali tidak menjadi hal yang menarik bagi si penulis bayangan. Ia malah menjadi seperti yang dikatakan Kate, perempuannya, yaitu sebagai, "... satu-satunya tikus yang melompat ke kapal yang sedang tenggelam."(hlm. 85).

The Ghost yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia sebagai Sang Penulis Bayangan adalah novel thriller karya Robert Harris, penulis laris Inggris yang hasil karyanya telah diterjemahkan ke dalam 37 bahasa.  Selain The Ghost, karyanya yang sudah beredar di Indonesia adalah Imperium dan Pompeii.

Kabarnya, karakter Adam Lang terinspirasi oleh mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair yang juga punya penulis bayangan untuk memoarnya. Mungkin inilah yang memunculkan ide untuk menulis novel yang berkisah tentang penulis bayangan atau ghost writer. Bagi Harris, nama besar seseorang tidak menjamin kelarisan penjualan memoarnya. Ia menyorongkan ide penulisan memoar politik di mana penulisnya bertugas memberi hati pada tulisannya untuk memperoleh simpati pembaca. Memoar politik yang berhasil akan bisa membujuk pembaca untuk mengidentifikasikan dirinya secara emosional dengan pemilik memoar. Sekaligus mampu mengajak pembaca mengenali persamaan dalam diri mereka dengan si tokoh.

Tentu saja, The Ghost bukanlah buku teori penulisan memoar. Apa yang disebut di atas hanya salah satu bagian yang jika dihapus pun tidak berdampak sistemis pada kualitas novel. Bagi sebuah novel thriller, konflik adalah jualan utama. Semakin mentereng konflik yang dihadirkan, semakin kental daya suspensnya, dan akan semakin memikat novelnya.

Novel ini tidak hanya mengandung konflik tunggal. Semua karakter utama memiliki konflik yang terbuhul dengan rahasia yang lama disimpan salah satu karakter. Ketika rahasia itu terkuak –dan baru bisa dibaca menjelang khatam, hal ini menjadi pukulan berat yang menghantam benak pembaca. Sungguh luar biasa.

Awalnya si Aku yang menjadi narator hadir bagaikan penonton, tetapi lambat laun ia berkembang menjadi karakter utama yang terancam oleh pilihan yang dibuat tanpa berpikir masak-masak. "Hantu" tidak pantas mengharapkan kejayaan (Ghostwriting, hlm. 314), tetapi sebagai "Hantu" sungguh pantas bagi si Aku untuk mengharapkan keselamatan jiwanya. Apakah ia akan mengalami nasib yang sama dengan McAra?

The Ghost adalah jenis novel yang tidak bisa diabaikan pembaca yang menyukai novel dengan sandaran dunia politik dan intelijen. Harris pun bisa membuktikan bahwa kendati tidak bersolek dalam segi plot, ia mampu mendandani kedua dunia ini menjadi sajian thriller yang akan tetap memesona setelah lama membacanya.

Novel yang didedikasikan oleh pengarang kepada istrinya (Gill Hornby) ini telah diadaptasi ke dalam film oleh Roman Polanski dengan judul The Ghost Writer dan beredar pada Februari 2010. Film berdurasi 128 menit ini dibintangi Ewan McGreggor yang berperan sebagai si penulis bayangan tanpa nama dan Pierce Brosnan sebagai Adam Lang.

0 comments:

Post a Comment

Recommended Post Slide Out For Blogger
 

Blog Template by Blogger.com

Author: Jody Setiawan