Judul buku : The Ghost
Pengarang: Robert Harris (2007)
Tebal: 320 hlm; 25 x 23 cm
Cetakan: 1, November 2008
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
"Dari segala kelebihan menjadi penulis bayangan, salah satunya pastilah kesempatan bagi Anda untuk bertemu orang-orang yang menarik," demikian kutip Robert Harris, penulis The Ghost -Sang Penulis Bayangan, pada awal novelnya. Kalimat tersebut merupakan nukilan dari buku Ghostwriting (2004) karya Andrew Crofts.
Adam
Lang, mantan Perdana Menteri Inggris, pastilah tergolong dalam
'orang-orang yang menarik'. Tidak semua orang bisa mendapatkan
kesempatan bertemu dia. Tetapi lelaki yang menjadi narator The Ghost,
si Aku yang hingga novel selesai tidak pernah disebutkan namanya,
dengan gampang memperoleh kesempatan langka ini. Si Aku adalah seorang
penulis bayangan atau ghost writer dan direkrut untuk membantu Lang menuliskan memoarnya.
Sang
narator adalah pilihan kedua. Awalnya penulisan memoar Lang dilakukan
oleh Michael McAra, ajudan politik Lang sewaktu masih menjadi perdana
menteri. McAra telah melakukan serangkaian riset yang ia jabarkan dalam
memoar sepanjang enam belas bab. Sayangnya, sebelum selesai, McAra
ditemukan tewas di pantai Martha's Vineyard. Jadilah pekerjaan ini
dialihkan kepada si Aku yang berpengalaman menulis memoar para
selebritas.
Meninggalkan
London, si Aku pergi ke Martha's Vineyard. Ia akan melanjutkan
pekerjaan McAra bersama-sama dengan Lang di rumah tetirah milik Martin
Rhinehart, pemilik penerbitan yang hendak menerbitkan memoar Lang.
Kenyataannya si Aku tidak pernah membaca memoar politik sebagaimana
keyakinannya bahwa tidak ada orang yang membaca genre ini. Ia menerima
tawaran karena diiming-imingi imbalan 250 ribu dolar untuk pekerjaan
yang ditargetkan beres dalam 1 bulan.
Setelah
membaca manuskrip yang disusun McAra, si Aku menyimpulkan jika tulisan
ini akan menjadi proyek paling gagal dalam sejarah penerbitan. Tidak
pelak lagi, dirinya sebagai pekerja lungsuran akan menjadi kambing
hitam. Manuskrip McAra nyaris tidak pernah menyinggung tentang Ruth,
istri Lang yang dikenal karena kemandirian dan kepintarannya. Ia juga
tidak menemukan hal ikhwal Operasi Tempest yang tengah menjadi berita
hangat berbagai media massa dunia.
Ada
sinyalemen bahwa lima tahun lampau Lang telah mendukung Operasi
Tempest, yaitu misi penculikan empat warga negara Inggris yang menjadi
tersangka teroris al-Qaeda. Mereka diringkus pasukan elit Inggris,
Special Air Service (SAS) di Peshawar Pakistan dan atas perintah Lang
diserahkan kepada CIA. Setelah pengalami penyiksaan, salah satunya
tewas dan tiga lainnya dipenjara di Guantanamo. Operasi ini tergolong
ilegal di bawah hukum Inggris dan Internasional.
Kasus
Lang kian mendidih manakala Richard Rycart -mantan menteri luar negeri
Inggris yang dahulu dipecat Lang dari Kabinet dan sekarang menjabat
duta besar luar biasa PBB untuk masalah-masalah kemanusiaan- meminta
Mahkamah Internasional di Den Haag untuk menyelidiki keterlibatan Lang.
Agaknya, walau diduga memiliki dendam pribadi pada Lang, Rycart –yang
mengklaim dirinya dipecat karena sikapnya yang tidak pro Amerika-
memiliki bukti keterlibatan Lang dalam Operasi Tempest.
Sejalan
dengan maraknya pemberitaan peranan Lang dalam kasus yang
disebut-sebut sebagai kejahatan perang, pihak penerbit memutuskan
menggegas penerbitan memoar. Bagi pihak penerbit saat ini merupakan
momen yang tepat untuk meraup keuntungan sedangkan bagi si Aku menjadi
momen kritis karena hanya tersisa waktu dua minggu.
McAra,
penulis bayangan sebelumnya, rupanya tidak ingin andilnya berakhir
kendati ia sudah mati. Ia meninggalkan sebentuk memorabilia dari
masa-masa kuliah Lang di Cambridge; sepucuk foto para aktor kampus yang
menimbulkan tanda tanya. Mengikuti jejak McAra yang masih kentara,
tanpa disadari siapa pun, si Aku menemukan bahwa kuriositasnya yang
gigih telah mendapuk dirinya sebagai bakal korban berikutnya.
Apa
sebetulnya yang telah terjadi pada Michael McAra? Pertanyaan ini akan
menjadi pencetus pertanyaan-pertanyaan baru yang ketika jawaban demi
jawaban diperoleh menuntun pada satu konklusi tragis yang sangat tidak
terduga. Konklusi yang sejatinya sangat dekat dengan si Aku. McAra
telah menempatkan kuncinya secara berandang di dalam memoar yang
ditulisnya; jalinan kalimat dengan inti yang membuhul setiap tragedi
yang mewarnai novel.
"Aku adalah hantu Anda," kata si Aku pada jumpa pertama dengan Adam Lang (hlm. 75). Sebagai penulis bayangan atau ghost writer,
seseorang memang tidak ubahnya sesosok hantu bagi empunya nama yang
akan dicantum sebagai pengarang. Ia ada tetapi tidak nampak. Ia hadir
tetapi tidak dikenal. Kebanggaannya mungkin cuma satu: telah pernah
bersinggungan dengan salah satu orang menarik di dunia. Kendati dalam
novel ini, bertemu pesohor politik sama sekali tidak menjadi hal yang
menarik bagi si penulis bayangan. Ia malah menjadi seperti yang
dikatakan Kate, perempuannya, yaitu sebagai, "... satu-satunya tikus yang melompat ke kapal yang sedang tenggelam."(hlm. 85).
The Ghost yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia sebagai Sang Penulis Bayangan adalah novel thriller karya Robert Harris, penulis laris Inggris yang hasil karyanya telah diterjemahkan ke dalam 37 bahasa. Selain The Ghost, karyanya yang sudah beredar di Indonesia adalah Imperium dan Pompeii.
Kabarnya,
karakter Adam Lang terinspirasi oleh mantan Perdana Menteri Inggris
Tony Blair yang juga punya penulis bayangan untuk memoarnya. Mungkin
inilah yang memunculkan ide untuk menulis novel yang berkisah tentang
penulis bayangan atau ghost writer. Bagi Harris, nama
besar seseorang tidak menjamin kelarisan penjualan memoarnya. Ia
menyorongkan ide penulisan memoar politik di mana penulisnya bertugas
memberi hati pada tulisannya untuk memperoleh simpati pembaca. Memoar
politik yang berhasil akan bisa membujuk pembaca untuk
mengidentifikasikan dirinya secara emosional dengan pemilik memoar.
Sekaligus mampu mengajak pembaca mengenali persamaan dalam diri mereka
dengan si tokoh.
Tentu saja, The Ghost
bukanlah buku teori penulisan memoar. Apa yang disebut di atas hanya
salah satu bagian yang jika dihapus pun tidak berdampak sistemis pada
kualitas novel. Bagi sebuah novel thriller, konflik
adalah jualan utama. Semakin mentereng konflik yang dihadirkan, semakin
kental daya suspensnya, dan akan semakin memikat novelnya.
Novel
ini tidak hanya mengandung konflik tunggal. Semua karakter utama
memiliki konflik yang terbuhul dengan rahasia yang lama disimpan salah
satu karakter. Ketika rahasia itu terkuak –dan baru bisa dibaca
menjelang khatam, hal ini menjadi pukulan berat yang menghantam benak
pembaca. Sungguh luar biasa.
Awalnya
si Aku yang menjadi narator hadir bagaikan penonton, tetapi lambat
laun ia berkembang menjadi karakter utama yang terancam oleh pilihan
yang dibuat tanpa berpikir masak-masak. "Hantu" tidak pantas mengharapkan kejayaan (Ghostwriting,
hlm. 314), tetapi sebagai "Hantu" sungguh pantas bagi si Aku untuk
mengharapkan keselamatan jiwanya. Apakah ia akan mengalami nasib yang
sama dengan McAra?
The Ghost
adalah jenis novel yang tidak bisa diabaikan pembaca yang menyukai
novel dengan sandaran dunia politik dan intelijen. Harris pun bisa
membuktikan bahwa kendati tidak bersolek dalam segi plot, ia mampu
mendandani kedua dunia ini menjadi sajian thriller yang akan tetap memesona setelah lama membacanya.
Novel
yang didedikasikan oleh pengarang kepada istrinya (Gill Hornby) ini
telah diadaptasi ke dalam film oleh Roman Polanski dengan judul The Ghost Writer dan beredar pada Februari 2010.
Film berdurasi 128 menit ini dibintangi Ewan McGreggor yang berperan sebagai si penulis bayangan tanpa nama dan
Pierce Brosnan sebagai Adam Lang.
0 comments:
Post a Comment