07 February 2012

To Kill a Mockingbird




Judul Buku: To Kill a Mockingbird
Penulis: Harper Lee (1960)
Penerjemah: Femmy Syahrani
Tebal: ix + 568 hlm; 17,5 cm
Cetakan: 1, Maret 2006
Penerbit: Qanita




 

To Kill a Mockingbird adalah satu-satunya novel karya Harper Lee. Diterbitkan pada tahun 1960 untuk pertama kalinya, seiring pergeseran waktu, novel ini tidak pernah menjadi usang. Karena meskipun berseting tahun 1930-an, tema yang diusung merupakan tema abadi yang selalu dicintai pembaca: keadilan dan kasih sayang antara sesama manusia. Novel ini memenangkan Pulitzer Prize tahun 1961 dan dinobatkan sebagai salah satu novel terbaik sepanjang masa versi Time Magazine.

Menurut penulis The Princess Diaries Series, Meg Cabot, To Kill a Mockingbird mengingatkannya pada sebuah kalung mutiara, yang setiap kata-katanya diuntai secara hati-hati bagaikan permata berharga. Sedangkan Stephen King dalam bukunya On Writing : a Memoir of the Craft (2000), menyebut novel yang awalnya berjudul Atticus ini sebagai sebuah novel hebat.


Mockingbird
Berseting waktu manakala rasialisme berkembang di Amerika, kita diperhadapkan dengan problematika manusia yang tidak pernah lapuk. Ada manusia yang selalu menganggap lebih mulia dari manusia lain. Manusia semacam ini tega melakukan kejahatan untuk menghancurkan manusia yang dipandang tidak setara dengannya. Itulah yang dialami Tom Robinson, pria kulit hitam yang dibela oleh Atticus Finch, seorang pengacara yang hidup bersama dua anaknya setelah kematian istrinya. Tom dituduh memperkosa putri Robert Ewell, tapi sebelum kasus diluruskan ia dibunuh kendati tidak bersalah. Tindakan melenyapkan kehidupan Tom, oleh Harper Lee, diibaratkan dengan ‘membunuh mockingbird –sejenis murai bersuara merdu.

"Kau boleh menembak burung bluejay sebanyak yang kau mau, kalau bisa kena, tetapi ingat, membunuh mockingbird itu dosa,” kata Atticus kepada Jem, anak sulungnya, ketika menghadiahi anaknya senapan angin.

Miss Maudie Atkinson menegaskan kepada Scout. “Ayahmu benar,” katanya. “Mockingbird menyanyikan musik untuk kita nikmati, hanya itulah yang mereka lakukan. Mereka tidak memakan tanaman di kebun orang, tidak bersarang di gudang jagung, mereka tidak melakukan apa pun, kecuali menyanyi dengan tulus untuk kita. Karena itulah, membunuh mockingbird itu dosa.” (hlm. 181).


Harper Lee



Kisah dalam novel ini merupakan kenangan Jean Louise Finch alias Scout ketika berusia enam tahun di Maycomb County, Alabama. Si tomboi yang kritis ini adalah anak bungsu Atticus Finch. Karakter Scout dihubung-hubungkan dengan Harper Lee yang pada masa kecilnya dikenal tomboi. Harper Lee, sama seperti Scout, juga memiliki ayah yang bekerja sebagai pengacara dan pernah membela lelaki kulit hitam yang dituduh memperkosa perempuan kulit putih.
 
Dari penuturan Scout, kita mengetahui bahwa setelah membunuh Tom Robinson, Robert Ewell menyasar mockingbird lainnya. Tapi kali ini ia gagal, bahkan jatuh sebagai korban, hanya saja bukan sebagai mockingbird. Ironisnya, mempermasalahkan kematian Ewell dikatakan sama dengan membunuh mockingbird. Dan, agar tidak lagi terjadi pembunuhan mockingbird, kasus kematian Ewell pun ditutup dengan satu sitiran dari Alkitab: Biarkan yang mati saling mengubur.


0 comments:

Post a Comment

Recommended Post Slide Out For Blogger
 

Blog Template by Blogger.com

Author: Jody Setiawan