Penulis: Valiant Budi Yogi
Editor: Windy Ariestanty
Tebal: viii + 216 hlm; 13 x 19 cm
Cetakan 1, 2007
Cetakan 1, 2007
Penerbit: GagasMedia
Sempurna
bukan berarti gak ada cacat. Kita sebagai manusia terlalu sibuk
membuat patokan sempurna, terlalu sibuk membuat pagar-pagar standar,
jadinya segala sesuatu yang nggak sesuai dengan patokan dan pagar-pagar
tadi, kita anggap cacat dan di bawah standar. Justru adanya cacat lah
yang membuat sesuatu itu begitu sempurna. (Brama, hlm. 73)
Kisah tentang kepribadian terbelah selalu menarik untuk disimak baik yang disusun dari kejadian nyata atau sekadar fiksi yang menggunakan kejadian nyata sebagai sandaran estetiknya. Sybil (Sybil, Flora Rheta Schreiber) dan Billy (The Minds of Billy Milligan & The Milligan Wars, Daniel Keyes) adalah contoh manusia berkepribadian terbelah yang benar-benar hidup. Jika Sybil memiliki 16 kepribadian, Billy memiliki 24 kepribadian. Sydney Sheldon pernah menjadikan kepribadian terbelah sebagai tema dalam novelnya yang bertajukTell Me Your Dreams. Tema sejenis juga sering dijadikan film. Bukan hanya dalam perfilman Holywood. Dalam perfilman Indonesia tema kepribadian terbelah bisa disaksikan dalam Belahan Jiwa garapan Sekar Ayu Asmara.
Valiant Budi Yogi, kelahiran Bandung 13 Juni 1980, rupanya tertarik mengusung tema yang sama dalam novelnya yang diberi judul Joker, dengan sub judul Ada Lelucon di Setiap Duka. Lelaki yang saat menulis novel ini bekerja sebagai Creative Program Director Radio OZ Bandung menghadirkan kepribadian ganda menggunakan Bandung dan dunia radio sebagai latar.
Dikisahkan bahwa Brama meninggalkan Jakarta dan pergi Bandung untuk mengejar cinta Mauri Lonina. Karena Mauri mengambil kuliah di Bandung, Brama memutuskan kuliah di Bandung. Ketika Mauri menjadi penyiar radio White Wheel, Brama nekat melamar jadi penyiar di tempat yang sama dan diterima.
Sesungguhnya
Mauri sendiri senang dijadikan target obsesi cinta Brama –bahkan
diam-diam memiliki perasaan yang sama dengan Brama. Tapi yang tampak di
mata Brama justru Mauri menyukai Roman, drummer band Kecoak Terbang yang pernah diwawancara Brama dalam siaran radio.
Di radio White Wheel,
ada juga seorang gadis bernama Alia. Brama dan Alia sering bertukar
gagasan dan argumen. Dalam masalah seksual, untuk memuaskan gairah
seksualnya Brama melakukan secara otonomi, sedangkan Alia melampiaskan
langsung pada lelaki chubby yang disukainya. Antara lain obyek seksual Alia adalah Dimas, anak pemilik kos, dan Akhsan, program director radio White Wheel yang terkenal dengan ungkapan "penyiar goblok/tolol'-nya. Namun Alia juga memiliki hasrat terpendam pada Roman, si drummer
band Kecoak Terbang. Ketika Brama berusaha meraih cinta Mauri, Alia
tak segan mengusiknya. Hal ini membuat Brama jengkel, terlebih lagi
perilaku seksual Alia yang bebas merdeka. Brama ingin menjauhi gadis
ini. Alia sepakat akan menjauhi Brama asalkan Brama benar-benar
mendapatkan Mauri sementara ia sendiri memperoleh Roman.
Pada saat yang sama dengan pengejaran cinta Brama, Mauri berniat membuat portofolio lengkap dengan foto-fotonya yang diambil dari berbagai angle.
Tapi karena hasil pemotretan tidak sesuai yang diharapkan, Mauri
menerima usulan Joseph, temannya, untuk menguntitnya dalam beberapa
kesempatan dan mengambil fotonya. Pada saat membuntuti Mauri dan
mengambil foto-foto yang diperlukan, Joseph menemukan sebuah rahasia
gelap yang bakal mengagetkan banyak orang.
Perjuangan
Brama sendiri akhirnya membuahkan hasil. Pada suatu kesempatan, jalan
masuk ke dalam hubungannya dengan Mauri terbuka. Bagi Alia, meski tidak
berhasil mendapatkan Roman, sesuai kesepakatan, keberhasilan Brama
berarti saat untuknya berhenti mengusik Brama. Tinggal satu hal yang
ingin Alia bereskan yakni hubungannya dengan Dimas.
Meski belum dikenal luas sebagai penulis novel, sesungguhnya Valiant Budi Yogi adalah penulis muda yang berbakat. Novel ini adalah sebuah bukti jika ia memiliki kemampuan mengemas kisah fiktif dengan gaya
tutur yang enak dibaca. Alur kilas balik dimanfaatkannya secara
efektif untuk mengantar pembaca ke dalam konflik. Pemilihan alur ini
menyebabkan adegan pembuka novel hadir bak teaser sebuah film.
Pembaca akan digugah untuk terus membaca kisah yang dibentangkan
kemudian. Apalagi Valiant tergolong berhasil membesut plot novel dengan
lancar, dalam rangkaian kejadian menarik yang bergerak cepat. Sejak
awal hingga akhir, Valiant tidak tergiur untuk bertele-tele, bahasanya
pas dengan nada-nada kontemporer. Kecuali pada saat hendak menyampaikan
hal-hal yang jenaka, ia bersedia mengayun irama sedikit gemulai. Ia
cerdas dan penuh humor. Cenderung kasar dan liar, tapi apa adanya
sekaligus energik. Alhasil, membaca Joker terasa enteng dan menggairahkan.
Sayangnya,
meski Valiant sendiri tidak menyatakan secara langsung, sejak awal
pembaca sudah bisa mengetahui karakter mana yang memiliki kepribadian
lebih dari satu. Oleh karena itu, pengungkapan Valiant di penghujung
novel akhirnya terkesan tidak cukup eksplosif, walau tidak juga berarti
membuat novelnya menjadi kurang menarik. Gaya ending terbuka yang ia sajikan masih memberikan peluang bagi pembaca untuk mengurai imajinasinya sendiri.
Selain
itu, Valiant tidak mendedahkan pencetus kepribadian terbelah yang
dialami karakter ciptaannya. Padahal ini sangat penting mengingat daya
tarik terbesar Joker justru berasal dari sini. Jika ia sempat
menguak hal itu, novelnya akan tampil lebih bertenaga. Valiant mestinya
menyadari hal ini karena di halaman 127 jelas-jelas ia menyatakan
lewat ucapan salah satu karakter novel bahwa, "...kepribadian ganda
itu lebih ke suatu penyakit kejiwaan yang timbul secara diam-diam, di
mana salah satu penyebabnya bisa akibat dari trauma masa lalu...." Nah, pengalaman traumatis apa kira-kira yang mencetuskan kepribadian ganda salah satu karakter novel ini?
Meskipun demikian, bisa dijamin Joker benar-benar hadir sebagai sebuah novel yang memikat dan tidak membosankan. Menikmati gaya sinematik yang ditebar penulisnya, saya berharap menyaksikan Joker di layar lebar, seperti imaji yang saya peroleh ketika melahap habis buku ini. Saat 'gak semua yang tampak seperti yang terlihat, gak semua yang bunyi seperti yang terdengar', saat itu mungkin kita sedang berhadapan dengan Joker. Jadi,
silahkan nikmati pesona sang Joker. Dan, tentu saja, kita layak
memberi selamat kepada Valiant Budi Yogi dengan karyanya yang memesona
ini!
0 comments:
Post a Comment