Judul Buku: Keluarga Flood Tetangga Menyebalkan
Diterjemahkan dari: The Floods - Neighbours
Penulis: Colin Thompson
Diterjemahkan oleh: Shinta Hanni
Diterjemahkan dari: The Floods - Neighbours
Penulis: Colin Thompson
Diterjemahkan oleh: Shinta Hanni
Tebal: 200 hlm; 13 X 20 cm
Cetakan: 1, Juni 2007
Cetakan: 1, Juni 2007
Penerbit: PT Serambi Ilmu Semesta
Di Acacia Avenue nomor 13, tinggal sebuah keluarga penyihir asal Transylvania Waters. Mereka terdiri atas Nerlin
-cucu buyut Merlin, nyaris menyandang nama Merlin jika penyihir pendeta
yang melantiknya sebagai penyihir tidak sedang terserang flu, dan
istrinya Mordonna, penyihir cantik yang pernah tampil di halaman tengah majalah Magic Monthly,
menjadi legenda di dunia tenung dan sihir serta sangat suka
menghabiskan malam yang sunyi di rumah dengan keluarganya sembari
mengisap isi perut cicak dan menonton film Susan the Teenage Human.
Mereka mempunyai tujuh orang anak.
Anak tertua, Valla, 22 , bekerja sebagai manajer sebuah bank darah ; disusul Satanella, 16, mantan gadis kecil secantik sekarung belut yang menjadi seekor anjing kecil karena sebuah kecelakaan sihir; Merlinmary, 15, jenis kelamin tidak diketahui, bahkan oleh dirinya sendiri, berbakat menciptakan arus listrik; Winchflat, 14,
tampak seperti orang yang sudah lama mati, genius, dan sangat menyukai
orang-orang pintar terutama zombie-zombie pintar yang tak pernah mati; Morbid dan Silent, sepasang kembar cermin, satu sama lain tampak seperti bayangan dalam cermin.
Keenam
anak ini diciptakan berdasarkan sebuah buku resep kuno, menggunakan
tongkat sihir berkekuatan turbo dan seperangkat panci mengilap Jamie
Oliver produksi Inggris. Setelah memiliki enam anak yang aneh, Mordonna
ingin anak perempuan yang bisa memasak dan merajut. Maka dengan cara
berbeda, Betty yang mirip boneka porselen diciptakan.
Pada usia 3 tahun, Betty -yang juga aneh- sudah bisa menolong bundanya membuat kue souffles
dan merajut baju hangat untuk neneknya, Ratu Scratchrot. Ratu
Scratchrot telah dikubur di kebun belakang rumah, dan merasa sangat
kedinginan pada malam-malam musim dingin gara-gara sebagian besar
kulitnya telah hancur membusuk.
Jika
enam saudaranya bersekolah di sekolah sihir di Patagonia yang letaknya
sangat jauh dari rumah, Betty bersekolah di sekolah normal dekat rumah.
Betty berambut pirang dan senang memakai pakaian biasa warna-warni.
Sementara hampir semua anggota keluarga selalu mengenakan pakaian hitam,
kecuali Satanella yang memang berbulu hitam.
Oya, Betty memiliki makanan kesukaan yang unik, abon peri rasa lintah.
Keluarga
Flood adalah sebuah keluarga penyihir yang saling menyayangi dan hidup
bahagia di sebuah rumah yang menurut mereka sudah sempurna. Mereka hidup
dalam kedamaian dan saling berbagi makanan dengan tetangga sebelah kiri
dan kanan rumah yang sudah lanjut usia. Jika tetangga mereka memberikan
mereka kue-kue, mereka akan membalas kebaikan tetangga dengan
memberikan kecoak goreng garing.
Setelah
tetangga yang sudah tua bangka mati, kedamaian keluarga Flood berakhir.
Mereka mendapatkan tetangga baru, Keluarga Dent yang berasal dari
neraka dunia. Keluarga ini beranggotakan manusia dengan tubuh kelebihan
berat badan karena sarat lemak. Mereka suka bertengkar dan
bersumpah-serapah dengan suara keras sehingga merusak ketenangan
Keluarga Flood.
Nyonya Dent memiliki kegemaran nonton televisi sepanjang hari dengan tontonan favorit Acara Permak Penampilan Selebriti Yang Teramat Sangat Tolol, Gemuk, dan Jelek. Sedangkan Tuan Dent menyukai tidak melakukan apa-apa, ditambah makan, minum, dan tidur. Anak sulung mereka adalah cewek gembrot bernama Tracylene, pelanggan www.cewekgenit.com
yang memiliki segudang pacar, termasuk polisi setempat yang sudah punya
istri dan anak. Tracylene yang memiliki hobi mengurung pacar-pacarnya
dalam sebuah mobil berkarat di halaman depan rumahnya ini memiliki sel
otak terlalu sedikit. Si bungsu, laki-laki, adalah sebuah karung beras
bernama Dickie. Dickie memiliki kegemaran masuk rumah orang tanpa izin,
mengencingi perabotan dan memasukkan boneka Barbie yang ia temukan dalam
oven microwave. Ia adalah teman sekelas Betty.
Oya, Keluarga Dent memiliki jenis makanan yang sama setiap hari: burger, kentang goreng, dan kacang polong.
Bosan
menikmati ulah Keluarga Dent, Keluarga Flood memutuskan merebut kembali
kedamaian yang telah dirampas dari mereka. Kebetulan mereka masih
membutuhkan perabotan baru: kulkas, televisi, dan penyedot debu. Ratu
Scratchrot juga membutuhkan sesuatu untuk dimakan meski sudah berada di
dalam kubur. Maka, kelancangan keluarga Dent memberikan solusi untuk
memuaskan kebutuhan Keluarga Flood.
Inilah
sebuah buku fantasi yang ditulis dengan kocak, nakal, kacau, dan penuh
humor yang akan menggetarkan saraf tawa pembaca. Sejak halaman pertama
dijamin pembaca sudah tidak bisa menahan tawa. Belum menukik ke dalam
cerita sebenarnya, pembaca sudah dikitik-kitik sang penulis yang
berbakat gendeng.
Setiap bab, yang terdiri atas 16 bab, diberi judul "Di Sini Terbaring BAB
......" dengan gambar sebuah nisan. Dan karena yang jadi narator adalah
Colin sendiri, maka, jika perlu, ia juga menuliskan catatan-catatan
kaki yang aneh-aneh. Bukan hanya kalimat-kalimat yang kacau-jenaka,
Colin juga menjejali buku ini dengan hal-hal yang sinting, yang bagusnya
bukan bikin garing, tapi menjadikan buku ini sangat lucu dan menghibur.
Bayangkan saja, ada ular yang berfungsi sebagai jam beker, dengan cara
menggigit leher siapa yang hendak dibangunkannya. Sebagai pelengkap,
terdapat juga data diri Keluarga Flood dan binatang peliharaan mereka
(Clarissa si Burung Dodo dan Belut Malam), Cara Membuat Alat Kejut Listrik Raksasa Untuk Membangkitkan Orang Mati, dan petunjuk-petunjuk rumah tangga dari Nenek Flood seperti Cara membuat "Aku tidak Percaya Itu Bukan Darah".
Dan seolah-olah kelucuan dalam cerita belum cukup, masih dilengkapi
dengan gambar-gambar kreasi Colin yang lumayan edan. Lengkaplah seluruh
kegilaan.
The Floods
diterbitkan oleh Serambi Ilmu Semesta melalui lini buku anak, Little
Serambi. Hanya saja, menurut saya, cerita ini agak aneh untuk konsumsi
anak-anak. Selain muatan humor gelap, saya merasakan percikan
sensualitas yang menguar dari cerita ini. Misalnya, pembicaraan Nerlin
dan Mordonna tentang mimpi Nerlin (hlm. 25 – 26). Kemudian pada data
keluarga (hlm. 168), Mordonna disebutkan tampil menghiasi halaman tengah
majalah Magic Monthly (yang mengingatkan pada halaman tengah
majalah-majalah pria dewasa). Perhatikan juga gambar di halaman 32
ketika Nerlin dan Mordonna sedang tidur siang. Rupanya si Nerlin sedang
berada -meminjam kalimat di halaman 25- "pada bagian terbaik dari
mimpinya".
Keluarga Flood Tetangga Menyebalkan (The Floods: Neighbours) adalah buku pertama dari serial The Floods karya Colin Thompson. Setelah Neighbours, Colin telah membukukan Playschool, Home & Away, Survivor, dan Prime Suspect yang akan diterbitkan September 2007. Buku keenam, The Great Outdoors,
sedang dalam pengerjaan dan dijadwalkan terbit Februari 2008. Selain
menulis cerita, Colin juga menjadi ilustrator untuk semua gambar dalam
buku serial ini. Buku bergambar Keluarga Flood, The Floods Family Files, akan beredar November 2007. Selain Indonesia, serial The Floods
telah beredar di berbagai negara seperti Brasil, Yunani, Thailand,
Spanyol, Rumania, dan Prancis. Tiga buku pertama telah tersedia dalam
bentuk CD di Australia.
Laki-laki kelahiran Ealing, London, 18 Oktober 1942 yang pindah ke Australia tahun 1995 setelah menemukan akal sehatnya
ini menulis buku anak-anak bergambar sejak tahun 1990 dan sampai
sekarang sudah memiliki puluhan buku yang telah diterbitkan. Ia juga
menulis novel semiautobiografis dalam bentuk trilogi. Yang pertama, Laughing For Beginners, telah diterbitkan di Australia dan New Zealand tahun 2002.
Oya,
saya ingin mengutip kata-kata penulis buta warna gendeng yang senang
buah ceri ini yang saya cuplik dari website-nya
(www.colinthompson.com):
"I
have always believed in the magic of childhood and think that if you
get your life right that magic should never end. I feel that if a
children's book cannot be enjoyed properly by adults there is something
wrong with either the book or the adult reading it. This of course, is
just a smart way of saying I don't want to grow up."
0 comments:
Post a Comment