11 February 2012

Maximum Ride #1: The Angel Experiment


 

Judul Buku: Maximum Ride #1:  Eksperimen Malaikat (The Angel Experiment)
Penulis: James Patterson (2005)
Penerjemah: Poppy Damayanti
Tebal : 536 hlm; 13,5 X 20 cm

Cetakan: 1, April 2008
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama




Bayangkanlah diri Anda diambil dari kehangatan keluarga dan kehidupan normal, dikurung dalam kandang seperti tikus percobaan di laboratorium, dijejali DNA unggas, dan hadir sebagai produk rekayasa genetika, 98 persen manusia dan 2 persen burung. Anda manusia, tetapi memiliki sayap sehingga bisa terbang. Anda mungkin merasa girang karena bisa terbang, satu hal yang mungkin Anda angankan. Tetapi Anda tetap tampil aneh, manusia bersayap! Di dunia ramai, sebagai mutan,  Anda mungkin dijebloskan ke dalam kebun binatang.  

Jika Anda bisa membayangkan, maka Anda dengan mulus akan masuk dalam  kisah kehidupan enam manusia burung kreasi penulis terkenal, James Patterson. Para manusia burung ini merupakan hasil eksperimen malaikat, proyek sinting para ilmuwan gila, di sebuah laboratorium yang oleh mereka disebut sebagai Sekolah. 

Keenam manusia burung -Max, Fang, Iggy, Nudge, Gasman dan Angel- tumbuh di laboratorium berbarengan dengan hasil eksperimen yang disebut Pemusnah, setengah manusia dan setengah serigala. Para pemusnah tampak seperti manusia, tetapi pada saat tertentu malihrupa menjadi manusia serigala, lengkap dengan bulu, taring, dan cakar. Para pemusnah ini menjadikan keenam manusia burung sebagai target mangsa dan mencegah eksistensi mereka diketahui dunia. 

Empat tahun yang silam –dari waktu yang menjadi seting cerita, Jeb Batchelder, seorang ilmuwan (yang disebut Jas Putih) menculik keenam manusia burung ini dari Sekolah. Ia membawa mereka ke pegunungan, ke sebuah rumah berbentuk huruf E yang terkapar dan mengajari mereka berbagai hal untuk mempertahankan diri; terbang, membaca, bertarung. Namun, dua tahun lalu,  Jeb menghilang dan mereka menyangka ia sudah mati.

Sampai suatu hari, kediaman keluarga Max diserbu para pemusnah. Si bungsu Angel lenyap, dibawa kembali ke Sekolah. Max dkk tidak tinggal diam. Mereka berupaya mengambil Angel dari Sekolah, bahkan kemudian menyingkap misteri kehidupan mereka, dari mana mereka berasal. Semua tidak mudah dilakukan, karena entah bagaimana, para pemusnah selalu bisa menemukan mereka. Seiring dengan itu, produk eksperimen malaikat ini mendapati jika mereka memiliki berbagai kemampuan super, termasuk Max, yang bisa mendengar dan berkomunikasi dengan Suara dari dalam dirinya. 

Sebagai sebuah novel, The Angel Experiment adalah sebuah bacaan yang menarik dan menghibur. Ceritanya mengalir lancar dan enak diikuti. Terpecah lebih dari 100 bagian, novel ditulis dalam bab-bab ringkas dan ringan sehingga per bab tidak terasa melelahkan dibaca. Bahkan dengan gaya penulisan seperti ini saya seperti diajak untuk terus melembari halaman novel berikutnya. Selain itu, ukuran huruf yang lebih ramah mata (dibanding Trilogi Bartimaeus, misalnya) mendukung kenikmatan membaca. Dan karena saya membaca edisi Indonesia, perlu ditambahkan, juga: hasil penerjemahan yang asyik. 

Kemungkinan dengan membaca novel fantasi produk imajinasi James Patterson ini pembaca akan merasa terlibat dalam kehidupan para manusia burung  yang menimbulkan simpati. Seperti pembukaan sang narator utama novel, Max, "Jika kau berani membaca kisah ini, kau akan menjadi bagian Eksperimen" (hlm. 9). Dan itulah yang saya rasakan ketika menyelami perjalanan kehidupan mereka. 

Tetapi, meski menghibur, kisah dalam The Angel Experiment (Eksperimen Malaikat) belum terlalu mencekam. Liuk kisahnya masih terbilang sederhana,  baru berkisar pada pertarungan Max dkk melawan Ari si Pemusnah dkk. Juga masih tersisa misteri yang menanti disingkapkan yang mungkin membuat pembaca penasaran untuk terus mengikuti kelanjutan kisahnya. Apalagi seperti kata Jeb, ada alasan Max diciptakan dan dipertahankan hidup yaitu untuk sebuah tujuan istimewa: menyelamatkan dunia (hlm. 246).  Dan hal ini belum kita temukan dalam The Angel Experiment. Kenyataannya, The Angel Experiment memang merupakan judul pertama dari serial fantasi tentang manusia burung karya James Patterson, Maximum Ride. Tiga judul selanjutnya berturut-turut: School's Out-Forever (2006), Saving the World and Other Extreme Sports (2007) dan The Final Warning (2008).

Menurut James Patterson dalam pengantar singkatnya (hlm. 7), ide menulis Maximum Ride muncul dari karya sebelumnya yang berjudul When the Wind Blows (1998) dan sekuelnya, The Lake House (2003). Dalam kedua novel ini terdapat karakter bernama Max yang melarikan dari sekolah yang mengerikan. Tetapi, dijelaskan Patterson, sebagian besar persamaannya hanya sampai pada masalah nama dan sekolah. 

Mengenai James Patterson, ia dikenal sebagai pengarang serial detektif Alex Cross dan The Women's Murder Club. Lelaki kelahiran Newburgh (New York) 22 Maret 1947 ini menulis novel pertamanya pada usia 27 tahun, berjudul The Thomas Berryman Number dan berhasil meraih penghargaan Edgar Award untuk kategori Best First Novel (1977). Meski berhasil menghasilkan novel yang lain, ketenarannya sebagai penulis fiksi baru melangit setelah menulis novel pertama serial Alex Cross, Along Came a Spider. Selain menulis serial thriller, ia juga menulis novel romantis yang indah (seperti Suzanne's Diary for Nicholas dan Sam's Letters to Jennifer) dan kali ini novel fantasi untuk pembaca remaja. 

Maximum Ride #1: Eksperimen Malaikat merupakan novel kesepuluh James Paterson yang diterbitkan Gramedia Pustaka Utama. Filmnya direncanakan beredar tahun 2010 dan telah dibuat versi manga-nya (bersama NaRae Lee) yang akan terbit Januari 2009.

0 comments:

Post a Comment

Recommended Post Slide Out For Blogger
 

Blog Template by Blogger.com

Author: Jody Setiawan