Judul: Million $$$ Baby (Kisah-kisah dari Sudut Ring)
Judul Awal: Rope Burns: Stories From the Corner
Penulis : F.X. Toole
Penerjemah : Basuki H. Winarno & Yusi A.Pareanom
Tebal: 360 halaman
Terbit : Cetakan 1, Oktober 2006
Penerbit : Banana
Tinju adalah sesuatu yang murni di atas ring. Tinju adalah tentang kehendak dan sikap menghormati, namun tinju tidak akan ada bila tidak ada wasit dan tali ring, dan pikiran seorang petarung.(Mac McGee, hlm. 249)
"Jab, jab, dua kali. Jab. Sekali lagi. Jab. Dua kali. Satu-dua. Satu-dua hook. Sekali lagi. Dua jab, kanan, hook, lanjutkan dengan pukulan kanan. Dua jab, pukul kanan, hook, lanjutkan dengan pukul kanan, dan jab lalu keluar. Hook ke tubuh, hook ke kepala, lanjutkan dengan pukulan kanan. Maju. Dua kali. Sekali lagi. Jab. Jab. Sekali lagi, dua kali lagi. Sekali lagi, sekali lagi. Terus."
Kalimat
di atas mungkin adalah rentetan kata-kata yang kerap dilontarkan F. X.
Toole ketika menghabiskan tahun-tahun kehidupannya di sasana untuk
melatih petinju. Kalimat ini bisa ditemukan di bagian pembuka kumpulan
cerita karya F. X. Toole yang bertajuk Million $$$ Baby: Kisah-kisah dari Sudut Ring. Bagian pembuka tersebut diberi judul : Anggota Sarekat Tinju, Sebuah Pendahuluan (Member of the Fancy : an Introduction).
Bagian ini cukup panjang memaparkan ketertarikan lelaki kelahiran 30
Juli 1930 ini terhadap dunia tinju: ilmu tentang tinju dan keberanian
yang dibutuhkan untuk menjadi petinju. Dalam bagian yang ditulis secara
naratif ini, Toole membeberkan bahwa pada usia pertengahan empat
puluhan, ia belajar tinju. Karena tanpa pelatih dan berlatih tanding
dengan petinju yang sama-sama tidak memahami seni bertinju, maka Toole
sempat mengalami patah hidung. Akhirnya, walau sudah tua, ubanan, badan
keropos, Toole nekat masuk sasana, berlatih sampai gigi copot dan
mendapatkan pelatih tinju kelas satu bernama Dub Hentley.
Bagi Toole, tinju adalah keajaiban. Tinju
adalah keajaiban manusia dalam peperangan, keajaiban dari kehendak,
keahlian, rasa sakit, serta kesanggupan manusia mempertaruhkan segalanya
sehingga ia bisa menghargai dirinya sendiri. Hal yang sama rupanya
Toole rasakan ketika menulis. Makanya dia mengatakan bahwa tinju
hampir mirip dengan menulis. Dari tinju Toole tidak bisa mengumpulkan
uang, dan seperti diakuinya, hal itu juga ia alami sebagai penulis.
Berbekal pengalaman sebagai pelatih tinju dan cut man
berlisensi selama 25 tahun, maka Toole kembali menulis cerita, setelah
pernah memulainya pada usia 20-an dan selalu mendapatkan penolakan
selama hampir 50 tahun. Dunia tinju, dunia ajaib di mata Toole, dunia
yang sangat ia cintai menjadi tambang kreativitas literernya.
The Monkey Look (Tampang Siamang)
yang akhirnya menjadi cerita pembuka buku kumpulan kisahnya ini adalah
karya pertamanya yang dipublikasikan. Cerita ini diterbitkan Zyzzyva,
sebuah jurnal sastra di San Francisco
pada tahun 1999 dengan honor 50 dolar. Setelah cerita ini diterbitkan,
F. X. Toole merasa mendapat pengakuan sebagai seorang penulis cerita.
Maka, terciptalah kisah-kisah berikutnya yang kemudian disajikan
lengkap dalam buku ini.
Million $$$ Baby pertama kali terbit tahun 2000 sebagai kumpulan novela dan cerita pendek dengan judul Rope Burns: Stories From the Corner. Buku ini merangkum 6 karya Toole. Selain The Monkey Look (Tampang Siamang), kita akan menemukan 5 karya Toole lainnya yang terdiri atas Black Jew (Yahudi Hitam), Million Dollar Baby (Million $$$ Baby), Fightin' in Philly (Pertarungan di Philly), Frozen Water (Air Beku), dan Rope Burns (Sayatan Tali Ring). Setelah Toole meninggal dunia, Million Dollar Baby
salah satu novelanya difilmkan dengan sutradara Clint Eastwood. Film
ini dikukuhkan sebagai film terbaik Oscar 2004 dan membuat Hilary Swank
meraih Aktris Terbaik dalam ajang yang sama untuk kedua kalinya.
Mengikuti kesuksesan film tersebut, Rope Burns diterbitkan kembali dengan judul Million Dollar Baby: Stories From the Corner (2005).
Tidak
bisa disangkal, kisah-kisah dari sudut ring karya Toole ini
benar-benar merekam dunia tinju jauh lebih dalam dari dunia tinju yang
umumnya dikenal awam. Ia tidak hanya berkisah tentang petinju,
promotor, atau manajer tinju, tetapi ia juga bercerita mengenai
orang-orang di belakang kesuksesan sang jago jotos, seperti pelatih
atau cut man -orang yang bertugas menghentikan perdarahan yang
dialami petinju sewaktu bertanding. Toole juga mendedahkan
cerita-cerita yang mewarnai dunia tinju profesional seperti masalah
penentuan kemenangan yang tidak adil karena wasit atau juri yang telah
menerima suap atau perlakuan tidak menyenangkan terhadap petinju yang
berstatus sebagai lawan. Dalam buku ini kita juga bisa menemukan cerita
tentang petinju yang berbakat dan tidak berbakat, latihan-latihan
untuk mendapatkan kemampuan bermain cantik, atau bahkan, bermain nakal
jika diperlukan.
Buku
ini adalah tentang tinju, dan petinju. Oleh sebab itu, dalam setiap
cerita pasti ada karakter petinju yang Toole munculkan. Membaca ihwal
petinju-petinju tersebut kita bisa menebak bahwa mereka adalah
jenis-jenis manusia yang Toole temukan ketika bekerja dalam dunia jotos
legal ini.
Dalam Tampang Siamang, kita akan bertemu petinju bernama Hoolie Garza, seorang petinju tukang bocor bertampang siamang yang bertabiat licik. Dalam Yahudi Hitam,
Reggie Love muncul sebagai petinju merah jambu yang akan berubah ganas
jika sorot matanya menjadi dingin. Mookie Bodeen dalam Pertarungan di Philly
adalah karakter petinju doyan perempuan yang memiliki keinginan luhur
membelikan rumah buat ibunya. Toole juga menghadirkan seorang petinju
perempuan yaitu Maggie Fitzgerald dalam Million $$$ Baby. Tidak
hanya berani bertinju, karakter Maggie yang didasarkan pada petinju
Juli Crockett -petinju perempuan yang pernah dilatih Dub Hentley,
dengan Toole sebagai cut man dan asisten pelatih- juga berani
mengigit putus lidahnya sendiri. Hoolie, Reggie, Mookie, dan Maggie
adalah petinju yang berkecimpung dalam tinju pro dan mengalami berbagai
peristiwa sebagai konsekwensi dari hasrat mereka untuk menjadi petinju
pro dengan bayaran tinggi.
Dangerous
Dillard Fightin Flippo Bam-Bam adalah pemuda miskin asal Missouri yang
tidak berbakat sebagai petinju, tetapi nekat menempuh jarak 1 minggu
perjalanan untuk bisa berlatih tinju. Dalam Air Beku, dikisahkan
bahwa ia berlatih tanding sampai babak belur dengan seorang petinju
yang tidak tahu menggunakan kepalan tangannya, kecuali kesombongannya.
Dalam Sayatan Tali Ring, Toole mengemukakan Puddin Pye, calon
petinju Olympiade yang berpeluang besar mengibarkan namanya di jagat
tinju pro. Dengan kepolosannya yang menyentuh, ia berniat memberikan
buah sulung yang ia peroleh dari tinju pro, 10 juta dolar, kepada
ibunya.
Petinju
berbakat dan petinju yang tidak berbakat tetapi nekat bertinju itu
berinteraksi dengan berbagai karakter yang berpapasan dengan hidup
mereka. Maka, kita juga akan bersua dengan beberapa cut man yang
memiliki kebiasaan unik: ada yang doyan makan kue tarcis, ada yang
suka seni, dan ada yang gemar memanggil semua orang dengan sebutan
Jackie. Kita juga akan bertemu pelatih tinju yang nelangsa karena
dihadapkan dengan pilihan berat untuk melakukan eutanasia kepada petinju
kesayangannya, pemilik sasana yang menyayangi milik berharganya yang
bernama Lena, dan seorang perempuan yang membuat kacang goreng rendah
lemak untuk petinju yang menyayanginya.
Semua
karakter ciptaan Toole tersebut menghidupkan kisah-kisah yang disulam
secara sederhana tetapi sangat bertenaga. Toole melukiskan semua
peristiwa dan karakter-karakter tersebut dengan mengesankan. Ia adalah
penutur yang sabar dan telaten, sehingga tidak heran ceritanya
merentang panjang tetapi tetap bisa dinikmati dengan nyaman. Bukan
berarti semua ceritanya berakhir bahagia. Namun karena ia menggarapnya
dengan enteng dan fasih. Toole dengan pintar menciptakan gambaran
karakter antagonis yang menjengkelkan sehingga kita akan menilai Tampang Siamang dan Yahudi Hitam sebagai cerita dengan akhir melegakan. Pertarungan di Philly dan Air Beku
akan membuat rawan hati pembaca. Bagaimanapun kita akan tergugah
dengan cita-cita Mookie yang ingin membelikan rumah untuk ibunya dan
membiayai sekolah adik-adiknya. Atau tekad Dillard untuk merebut gelar
juara dunia WBA kelas welter. Lalu, ketika cita-cita dan tekad itu harus
rontok di tengah jalan, sulit rasanya hati kita tidak tersentuh.
Sedangkan Millon $$$ Baby dan Sayatan Tali Ring
menjadi bukti kemampuan Toole menggerakkan 'sembilu cerita' di hati
pembaca. Kedua novela ini tampil sangat kuat dan memukau. Rasanya tidak
ada pembaca yang tidak akan bersimpati pada gadis ulet dan pemberani
seperti Maggie Fitzgerald. Simak bagaimana nasib mempermainkan Maggie,
menghalaunya dari dunia yang ia cintai dengan kejam. Kemudian rasakan
bagaimana gejolak hati seorang pelatih ketika harus mengeutanasia sang macushla. Kita akan menangkap jiwanya yang tertinggal dalam sebuah kamar di sebuah pusat rehabilitasi. Sedangkan Puddin dalam Sayatan Tali Ring
tidak hanya menjadi kesayangan pelatihnya, tetapi juga pasti menjadi
kesayangan pembaca. Sekali lagi kisah Puddin akan menorehkan perih di
hati pembaca. Ada kepuasan ketika para antagonis berhasil diremukkan,
tetapi kepedihan terus terasa sampai Cannonball tertinggal sendiri
sebagai puing dari aksi kekerasan dan akhirnya ia harus merelakan
Lena-nya untuk pamit dari hidupnya yang tinggal menghitung hari.
Million $$$ Baby yang
antara lain didedikasikan Toole kepada pelatih tinjunya, Dub Hentley,
secara tegas membuktikan bahwa Toole berhasil menciptakan kisah-kisah
yang menarik yang sanggup merebut simpati pembaca. Dan benar, seperti
kalimat yang dipetik dari Washington Post bahwa, tidak perlu mencintai
tinju –atau bahkan peduli dengannya- untuk bisa menikmati dan menghargai
kumpulannya ini. Sayangnya, buku ini adalah satu-satunya kumpulan
cerita Toole yang bisa kita baca. Setelah Million $$$ Baby, ia memang sempat menulis novel berjudul Pound for Pound
(2006) yang juga masih berkutat seputar dunia tinju. Tetapi itu adalah
karyanya yang terakhir, yang bahkan baru terbit sekitar 4 tahun
setelah ia meninggal. Pemilik nama asli Jerold Hayden Boyd yang
mengkombinasikan nama tokoh Yesuit abad 16 (Francis Xavier)
dan nama aktor Irlandia (Peter O'Toole) sebagai nama pena untuk
memisahkan kehidupannya di dunia tinju dan dunia tulis-menulis ini
meninggal 2 September 2002.
Terjemahan Indonesia Million $$$ Baby
terbilang enak dibaca. Mungkin karena dalam berkisah Toole
memanfaatkan bahasa sehari-hari maka penerjemah edisi Indonesia ini tak
pantang menggunakan bahasa lokal seperti belaguk, bokek, hajar bleh, gile bener, nangis bombay, tepos-pos, atau blewah diiris-iris. Sayangnya saya tidak bisa memahami arti dari semua kata itu. Contohnya blewah diiris-iris, meski saya tahu apa itu blewah, saya tidak paham maksud ungkapan itu.
Akhirnya, salut untuk Banana yang
telah menerbitkan sebuah buku yang bisa disebut unik karena mengusung
kisah-kisah yang jarang ditemukan dalam fiksi karya penulis Indonesia.
Dulu pernah ada fiksi yang berlatar tinju, seperti Opera Jakarta dan Opera Jakarta-Hongkong karya
Arswendo Atmowiloto (menggunakan pseudonim Titi Nginung). Tetapi
setelah itu belum ada fiksi tentang tinju karya pengarang Indonesia yang
menciptakan gaung di dunia buku Indonesia. Atau bisa jadi, tidak ada
yang pernah (tertarik) menulis kisah-kisah dari sudut ring seperti karya
F. X. Toole yang sangat mengesankan ini.
Bip, bip, bang! Bib, bib, bang!
Catatan:
Sebelum meninggal pada tanggal 2 September 2002, F. X. Toole mengatakan kalimat ini :
"Doc, get me a little more time, I gotta finish my book".
Sebelum meninggal pada tanggal 2 September 2002, F. X. Toole mengatakan kalimat ini :
"Doc, get me a little more time, I gotta finish my book".
0 comments:
Post a Comment