10 February 2012

The Diet



Judul Buku: The Diet
Penulis : Edita Kaye
Penerjemah: Cahya Wiratama
Tebal : x + 256 hlm; 20 cm

Cetakan: 1, Februari 2007
Penerbit : C|Publishing




Diet berhubungan dengan makanan dan makanan berhubungan dengan kehidupan dan kehidupan adalah cinta. Itulah rantai makanan yang sesungguhnya.
(hlm. 248)







Kegemukan atau obesitas memang tidak diinginkan oleh semua orang. Dengan kondisi tubuh melar, ada saja keterbatasan yang dialami. Baik laki-laki maupun perempuan akan menganggap kegemukan sebagai sesuatu yang merepotkan. Selain mobilitas cenderung terganggu, pada beberapa kalangan kegemukan bisa menyebabkan kehilangan kepercayaan diri. Zaman sekarang langsing adalah pilihan, adalah dambaan, adalah hasrat setiap orang. Apalagi perempuan. Bukannya laki-laki tidak. Tetapi dibanding laki-laki, perempuan lebih 'peka' terhadap kegemukan. Sejak masa sekolah sampai bekerja, saya, mungkin juga orang lain, telah mendengar ungkapan kegelisahan, kekhawatiran, dan ketakutan dari teman-teman perempuan sehubungan dengan obesitas. Mereka menjajal berbagai metode untuk menjaga atau meraih tubuh ideal (langsing). Olahraga, diet --ini yang sering dilakukan dan sering juga gagal, menenggak obat penahan lapar atau, malah, obat pencahar. Tanpa lemak, berotot, indah berlekuk, terkadang hanya menjadi impian. Berat badan turun naik bak yoyo. Seringkali malah berbanding terbalik. Misalnya turun 1 kg, naik 2 kg. Oleh karena itu makanan menjadi obsesi. Makan, takut gemuk. Tidak makan, kelaparan. 

Masalah obesitas inilah yang diangkat oleh Edita Kaye, perempuan penulis tema kesehatan dan nutrisi sebagai tema novel perdananya, The Diet. Tidak hanya sekedar mengetengahkan masalah, Edita Kaye juga menyusuri jauh sampai solusi memerangi setan lemak ini --yang dibutuhkan dalam jumlah tertentu, tetapi menyebalkan dalam jumlah berlebihan.
 Sebagai karakter favorit novel ini, Edita Kaye menarik Cate Blaine dari kerumunan perempuan modern New York ke dalam lembar-lembar produk fantasinya ini. 

Sejak novel dibuka, lemak telah diposisikan sebagai rival bagi Cate. Pada usia 12 tahun, ia dan adiknya, Samantha (5 tahun), telah menyaksikan bagaimana makanan membuat Annie, ibu mereka, sengsara bahkan kemudian mati karenanya. Cate, ditiru Samantha, berjanji tidak akan pernah membiarkan tubuhnya menjadi gemuk. 

Dalam perjalanan hidupnya, makanan ternyata melambungkan status sosialnya, memberikannya hidup yang sempurna. Joshua Nathaniel Cody, pemilik surat kabar The River Hills Record yang menemukan talenta kuliner Cate untuk pertama kalinya. Berawal dari penulis kolom masak di koran, Cate bermetamorfosis menjadi selebritas kuliner. Ia memiliki program televisi, Cate's Cookery, dan kelas masak. Ia memiliki suami yang sukses dengan bisnis high-tech-nya, dan seorang adik perempuan yang cantik. Ia juga mendapati dirinya akan menjadi ibu dari anak suaminya, Charles Churchill. Hidupnya semakin sempurna manakala Middleton & March menawarinya untuk menulis Cate's Cookery Cookbook, dengan uang muka 200 ribu dolar dan kelak wajahnya akan tampil di sampul buku. 

Saat karier Cate semakin bersinar, suaminya, yang memang berbakat kecundang, mengalami kegagalan dengan bisnis high-tech-nya. Serangkaian kegagalan yang mengikuti kegagalan ini membuat ia mulai menarik diri dari Cate. Cate menghibur dirinya dengan makanan, menambah kilogram berat tubuhnya. Ketika berat tubuhnya mulai melonjak, Sam, adiknya meninggalkannya pergi ke Los Angeles bersama kekasihnya. Ia semakin menggila, terus menggasak makanan. Akibatnya bayinya lahir prematur. Bayi yang seharusnya kembar, salah satunya tidak bisa diselamatkan. Charles meninggalkan Cate dan Cate terus berkubang dengan makanan yang membuat berat badannya bergegas mencapai 93 kg. Dalam kondisi melar seperti itu, ia harus kehilangan bisnisnya, dan Sam tewas karena eksperimen obat diet kekasihnya.

Di puncak keputusasaannya, artikel pemberian Josh memperkenalkan Cate dengan apa yang disebut karbohidrat nonkalori, yaitu karbohidrat yang jika dikonsumsi tidak akan diubah menjadi lemak dalam tubuh, bahkan akan berfungsi sebagai pembersih, membuang kalori yang dihasilkan oleh karbohidrat lain. 

Cate bertekad membebaskan dirinya dari kecanduan makanan. Untuk menjalankan program dietnya, ia menyiapkan sebuah catatan harian yang dinamakannya My Diet Diary. Lemak yang menumpuk harus dilenyapkan dan lemak baru mesti dicegah. Waktu akan membantu untuk mewujudkan harapannya. Tetapi tidak semulus yang Cate bayangkan. Kesedihan demi kesedihan terus melanda hingga akhirnya apa yang Cate lakukan untuk mengatasi kesedihan menjadi 'blessing in disguise'. Ia menemukan bagian terakhir diet yang sempurna.
Lalu, akankah ia kembali mendapatkan suami (dan anaknya yang dibawa suaminya)? Apakah reputasinya sebagai jagoan kuliner akan diraihnya lagi?
Seperti yang diungkapkan oleh Dr. Matthew Anderson (sampul belakang), The Diet memang sebuah kisah inspiratif tentang seorang perempuan yang berjuang melawan dirinya sendiri dan masalah yang ia alami, yaitu obesitas. Edita Kaye menjalin kisah Cate sejak ia berada di menara gading popularitas sampai ia dipaksa untuk hancur tetapi kemudian bangkit kembali. Sebuah kisah kehidupan yang sering dialami oleh banyak orang: dihancurkan kemudian diselamatkan untuk membangun personalitas yang lebih baik. 

Novel perjuangan kehidupan ini dijabarkan dalam 3 bagian yang terdiri atas 120 bab setelah diawali sebuah prolog. Setiap bab ditulis singkat bagai cerita cekak, tanpa bertele-tele, tetapi persuasif. Edita Kaye bukan pencerita yang mau berbusa-busa dalam setiap bab sehingga dalam satu atau dua bab yang panjang pergolakan psikologis yang dialami tokoh utamanya habis diungkap. Namun dengan teknik narasi seperti yang ia gunakan, Edita Kaye membuat ceritanya menjadi tidak berat, atau melelahkan dibaca. Konflik pun dipapar dengan jelas dalam alur yang mudah ditebak. Seumpama makanan, novel ini sejenis kudapan lezat yang akan menemani waktu senggang kita. Bisa dinikmati walau tidak mengenyangkan. Dengan menyertakan ide-ide makanan yang menggetarkan tekak di halaman-halaman bukunya, karya Edita ini akan menarik pembaca yang menyukai karya fiksi yang membubuhkan seluk-beluk makanan dalam kisah kehidupan manusia. Tetapi jangan berharap akan mendapatkan pesona magis makanan seperti kisah-kisah dalam Like Water for Chocolate (novel dan film), atau film seperti Simply Irresistible (1999), Woman on Top (2000), atau Chocolat (2001). Tidak ada yang ajaib atau magis dengan makanan-makanan yang dibubuhkan Edita Kaye dalam novel ini. 

Selain makanan, dalam buku ini pembaca juga akan menemukan sebuah cinta. Sebuah cinta sederhana yang apa adanya, sebuah cinta dari seorang laki-laki yang membangkitkan optimisme dan menciptakan kebahagiaan. Hanya, karena The Diet memang lebih terpusat pada benturan masalah dan pencarian solusi yang dialami Cate, maka kisah cinta yang ada dalam buku ini tidak digarap mendalam. Sepertinya ada cinta lain yang lebih penting bagi Edita Kaye, yaitu cinta pada diri sendiri. Sama sekali tidak dalam konteks narsisme. Cinta pada diri sendiri adalah salah satu kekuatan preventif melawan problematik kehidupan manusia. Cate memilikinya ketika ia berada di puncak kejayaannya, lalu kehilangannya saat masalah membantai hidupnya. Simak kalimat pembuka pada bab satu (hlm. 5) yang menggambarkan perasaan Cate pada dirinya ketika kehilangan kendali akan hidupnya: "Cate benci tubuhnya, lemaknya, dan dirinya." Lalu, simak juga kalimat penutup novel pada bab 120 (hlm. 254) setelah Cate memenangkan perjuangan yang ia jalani : ".....Cate mulai mencintai dirinya." Mungkin perlu ditambahkan "lagi" pada kalimat terakhir ini karena ketika Cate berada pada puncak popularitas bisa dipastikan ia benar-benar mencintai dirinya sendiri. Tindakan Cate untuk meraih kembali hidupnya yang hilang jelas merupakan wujud dari mencintai diri sendiri. Dan, memang, sebelum kita bisa mencintai diri sendiri, sulit bagi kita untuk dapat menikmati kehidupan dan mencintai orang lain. Tak pelak, seperti yang disebutkan pada halaman 248, secara keseluruhan novel ini bak rantai makanan yang terdiri atas diet, makanan, kehidupan, dan cinta. Semua komposisi lengkap disajikan di sini.

Tetapi yang terpenting dari semuanya adalah untuk apa novel ini ditulis dan diterbitkan. Sebagai penulis tema kesehatan dan nutrisi yang telah menghasilkan karya-karya seperti Bone Builder, Cooking Skinny, The Fountain of Youth, dan Skinny Rules, tentu saja Edita Kaye punya tujuan tertentu manakala ia menulis buku ini. Sebab meski disajikan dalam kisah fiksi, diet sempurna ala Cate jelas bukan fiksional. Apa yang dikemukakan Edita Kaye didasarkan pada penelitian tentang diet yang telah dilakukan. Penggunaan fiksi sebagai saluran untuk menyampaikan hasil penelitian yang sangat berguna seperti rahasia diet ini bisa dikatakan sebagai sebuah pilihan yang cerdas. Bagaimanapun banyak orang lebih bisa menikmati informasi teoretis jika disampaikan dengan bebas seperti dalam novel daripada dalam buku teori ilmu pengetahuan.  Alhasil, The Diet melampaui kisah biasa, karena ia juga akan memberikan pencerahan seputar masalah kelebihan berat badan yang bisa dialami siapa saja. Juga pengertian bahwa makanan sesungguhnya bukanlah ancaman yang menghancurkan seperti anggapan sebagian kalangan. Ketidaktahuan, rasa takut, dan keputusasaan, itulah sesungguhnya ancaman yang menghancurkan. Makanan akan tetap berfungsi sebagai makanan, akan terus menggeliatkan indera pengecap kita, asalkan kita tahu rahasianya.

0 comments:

Post a Comment

Recommended Post Slide Out For Blogger
 

Blog Template by Blogger.com

Author: Jody Setiawan