Judul Buku: Sherlock Holmes and The Baker Street Irregulars: The Fall of the Amazing Zalindas
Penulis: Tracy Mack & Michael Citrin (2006)
Penerjemah: Maria Masniari
Tebal: 316 hlm; 20,5 cm
Cetakan 1, Februari 2008
Penerbit: Qanita
Penulis: Tracy Mack & Michael Citrin (2006)
Penerjemah: Maria Masniari
Tebal: 316 hlm; 20,5 cm
Cetakan 1, Februari 2008
Penerbit: Qanita
Sherlock
Holmes mungkin menjadi karakter fiktif yang paling sering dihidupkan
kembali lama setelah kematian penciptanya. Padahal sebelumnya pencipta
Sherlock Holmes, Sir Arthur Conan Doyle (1859-1930), telah mengakhiri
hidup karakter ini. Dalam cerpen "The Final Problem" (The Memoirs of Sherlock Holmes),
dikisahkan Sherlock Holmes tewas dalam duel maut dengan lawan paling
tangguh dalam karier detektifnya, Profesor Moriarty. Tetapi, atas
desakan penggemar, Sherlock Holmes dihidupkan kembali dalam cerpen "The Adventure of the Empty House" (The Return of Sherlock Holmes).
Ia menjadi kian terkenal sebagai detektif yang menggunakan metode
penulusuran deduktif, pengungkapan detail, dan analisis saintifik dalam
investigasi kasus.
Penggemar
kisah-kisah Sherlock Holmes akan selalu mengenang tempat tinggalnya
sejak tahun 1881 yaitu Baker Street 221 B dengan induk semangnya, Mrs.
Hudson. Di tempat ini, Sherlock Holmes menghabiskan tahun-tahun bersama
rekannya, Dokter John H. Watson, hingga rekannya ini menikahi Mary
Morstan tahun 1890. Oleh Conan Doyle, Sherlock telah dihadirkan dalam 4
novel dan 56 cerpen. Dokter Watson, menjadi narator utama kisah-kisah
petualangan Sherlock Holmes.
Seperti
disebutkan sebelumnya, Profesor Moriarty adalah lawan Sherlock Holmes
yang paling tangguh. Ia seorang lelaki berpendidikan tinggi dengan
kecakapan alami dalam bidang matematika. Pada usia 21 tahun, profesor
jenius ini menulis risalah tentang teorema binomial yag mengantarkannya
sebagai profesor matematika di sebuah universitas Inggris. Sayangnya,
ia memiliki kecenderungan bersikap kejam yang membuatnya dipaksa
meninggalkan jabatan. Ia pindah ke London dan menjadi otak dari
sejumlah kasus pemalsuan, perampokan, dan pembunuhan yang terjadi tanpa
pernah tertangkap (The Memoirs of Sherlock Holmes).
Dalam "The Final Problem",
Sherlock Holmes menggambarkan Profesor Moriarty sebagai lelaki bak
pertapa dengan tubuh kurus tinggi, bahu bungkuk, wajah pucat yang
tercukur bersih, dagu menonjol keluar, dahi yang amat menonjol sehingga
membentuk lengkungan, sepasang mata yang amat tenggelam ke dalam serta
selalu menoleh ke kiri dan ke kanan bagai seekor reptil sedang
mengawasi sekelilingnya.
Lama
setelah Sherlock Holmes dan Profesor Moriarty disudahi oleh Conan
Doyle, Tracy Dawn Mark dan Michael Peter Citrin, sepasang suami-istri,
melakukan kolaborasi guna menghidupkan kedua karakterf fiktif itu.
Tracy Mark adalah seorang editor eksekutif di lini buku anak dan remaja
Scholastic Press (NY), telah menulis novel Drawing Lesson dan Birdland. Sedangkan Michael Citrin bekerja sebagai asisten pengacara di New York City. Keduanya sepakat mengaku sebagai penulis.
Lewat
Orchard Books (imprint dari Scholastic, Inc.), Tracy dan Michael
menciptakan kisah petualangan Sherlock Holmes yang baru dalam novel
berjudul Sherlock Holmes and the Baker Street Irregulars (The Fall of the Amazing Zalindas). Novel yang ditargetkan untuk pembaca berusia 9-12 tahun ini berisi kasus pertama dari serial Sherlock Holmes and the Baker Street Irregulars (Laskar Jalanan Baker Street) ala Tracy dan Michael.
Laskar
Jalanan Baker Street adalah sebuah geng anak jalanan yang menjadi mata
dan telinga Sherlock Holmes di jalanan. Mereka tinggal di gudang
pabrik terbengkalai di pinggiran Baker Street yang mereka sebut Kastel
dan membantu sang Master dalam banyak sekali kasus. Tetapi, hanya
sedikit sekali disebut-sebut dalam kisah yang diceritakan Watson (hlm.
20). Karenanya, dalam 'Pendahuluan' (hlm. 21), oleh
seorang anonim dari Inggris, hal ini dianggap sebagai kelalaian yang
memalukan dan membutuhkan koreksi. Oleh karena itu, sudah saatnya
Laskar Jalanan Baker Street tampil di permukaan. Lewat novel yang tidak
ditulis dengan Watson sebagai narator.
Mengapa
Tracy dan Michael memusatkan perhatian kepada Laskar Jalanan Baker
Street? Dalam wawancara imajiner Sherlock Holmes dan Michael-Tracy,
Michael menyebut alasan bahwa dirinya telah menjadi penggemar Sherlock
Holmes sejak berusia 11 tahun. Ia selalu bertanya-tanya mengapa laskar
ini hanya disinggung dalam 2 cerpen dan 2 novel dari keseluruhan kisah
tentang Sherlock Holmes (hlm. 23-24). "Kami ingin membuat Laskar Jalanan tampil dan lebih dikenal",
demikian kata Michael. Untuk itu, ia berkolaborasi dengan istrinya
menulis novel ini, pada saat dalam kapasitasnya sebagai editor, Tracy
sadar tidak ada serial misteri tradisional untuk anak-anak.
Oleh
pasutri ini, disebutkan kalau Laskar Jalanan Baker Street terdiri dari
12 orang. Mereka adalah Wiggins, si pemimpin dengan seekor musang
bernama Shirley; Ozzie (Osgood Manning), anggota baru; Rohan; Alfie
(Elf); Elliot (Stitch); Alistair; Barnaby; Fetcher; Simpson; James;
Peter; Shem (hlm. 277-278). Sayangnya, keberadaan mereka hanya
disebutkan begitu saja. Setelah disinggung sedikit dalam bab 2,
selanjutnya (kecuali Ozzie, Wiggins, Rohan, Alfie, dan Elliot), yang
lain seolah-olah tidak ada. Dalam bab 26 mereka tampil hanya secara
tersirat. Bahkan dalam cerita, kita tidak akan menemukan nama Alistair.
Ia hanya muncul pada bagian lampiran. Mengapa Tracy dan Michael sampai
melakukan pengabaian yang tidak perlu ini? Padahal menurut Tracy, "Kami terus-menerus membolak-balik draf naskah, menulis ulang, hingga kami berdua puas" (hlm. 24). Dan, catat, Tracy seorang editor!
Kisah
petualangan dalam novel ini mengambil seting bulan September 1889.
Jika dihubungkan dengan karya asli Conan Doyle, berarti terjadi sekitar
2 tahun sebelum duel maut Sherlock Holmes dengan Profesor Moriarty di
Air Terjun Raichenbach (The Final Problem) yang terjadi
4 Mei 1891. Diceritakan pada waktu itu, kelompok Sirkus Grand Barboza
sedang tampil di Taman St. John London. Pada malam musim gugur yang
dingin, tim akrobat tali yaitu Walenda Bersaudara yang Mengagumkan
(Wolfgang, Werner, Wilhelm), terjatuh gara-gara tali akrobat mereka
putus. Mereka tewas dan menjadi catatan kecelakaan paling mengerikan
dalam sejarah bisnis pertunjukan.
Sherlock
Holmes meminta Wiggins dan kawan-kawan untuk mencari informasi di
seputar Sirkus Grand Barboza. Pilar, anak peramal yang mampu membaca
gerak bibir, memaksa untuk membantu. Dari penyelidikan mereka diketahui
bahwa pelempar pisau bernama Zoloft membenci Walenda Bersaudara.
Sebenarnya Walenda Bersaudara terdiri atas 4 orang. Tetapi si bungsu,
Cesar Walenda, seorang pemuda tampan dan lemah, telah kabur dengan
Penelope, asisten yang dicintai Zoloft. Informasi lain yang mereka
temukan menyebutkan jika Keluarga Terbang Jones, artis-artis trapeze,
diuntungkan atas kematian Walenda Bersaudara.
Tetapi,
tidak hanya itu. Simultan dengan penyelidikan Holmes, diketahui bahwa
sebelum tewas, Walenda Bersaudara mulai menjauhkan diri dari anggota
sirkus lain. Mereka mulai akrab dengan seorang penjual tali. Beberapa
hari sebelum malam naas itu, Walenda Bersaudara (termasuk Cesar) pergi
bersama Penelope. Ada yang melihat waktu mereka kembali ke Taman St.
John bersama si penjual tali. Cesar dan Penelope tidak pernah terlihat
sejak saat itu. Dalam penyelidikan, Ozzie berhasil mengetahui jati diri
si penjual tali.
Sebelum malam kematian Walenda Bersaudara, terjadi pencurian di Istana Buckingham. The Stuart Chronicle
(Kronik Keluarga Stuart) yang berumur lebih dari 2 abad hilang dalam
sebuah pencurian yang ganjil. Padahal, buku yang dikenal sebagai
penuntun pemerintahan ini sangat berharga. Konon, tidak hanya karena
rahasia di dalamnya, tetapi juga karena sampul buku ini dilapisi emas
padat dan bertatah batu-batu mulia paling langka. Untuk menyelidiki
kehilangan ini, Ratu Victoria meminta kesediaan Sherlock Holmes.
Pertanyaannya, adakah hubungan antara peristiwa tewasnya Walenda Bersaudara dengan hilangnya The Stuart Chronicle?
Sebagai
novel yang didasarkan pada seting dan karakter ciptaan penulis lain
ada hal-hal yang mesti mendapatkan perhatian khusus. Konsistensi dengan
imajinasi penulis asli tentu saja harus dipertahankan sebaik-baiknya.
Menurut saya, Alexandra Ripley, penulis novel Scarlett, melakukan dengan baik ketika menghidupkan kembali karakter-karakter ciptaan Margaret Mitchell dalam Gone With the Wind.
Dalam
novel karya Tracy dan Michael ini, meski disingkirkan sebagai narator
novel, Watson diceritakan mengikuti jalan penyelidikan. Jadi, pada
tahun 1889 ini, Watson benar-benar mengetahui tentang Profesor Moriarty,
si Napoleon Kejahatan (Napoleon of Crime). Padahal,
dalam "The Final Problem" yang berseting tahun 1891, melalui percakapan
Sherlock Holmes dan Watson, terungkap jika Watson belum pernah
mendengar nama Profesor Moriarty. Memang, Conan Doyle sendiri pernah
melakukan inkonsistensi soal pengetahuan Watson yang bertalian dengan
Profesor Moriarty. Dalam "The Valley of Fear",
yang berseting sebelum "The Final Problem" tetapi terbit belakangan,
digambarkan jika Watson pernah mendengar soal Profesor Moriarty sebagai
'the famous scientific criminal'. Hanya, inkonsistensi
yang dibuat Conan Doyle masih terbilang ringan dibanding yang
dilakukan Tracy dan Michael yang tidak berhati-hati. Kalau begitu
besarnya kasus kematian Walenda Bersaudara dan raibnya The Stuart Chronicle, tidak mungkin Watson tidak mengenal Profesor Moriarty dalam "The Final Problem" pada tahun 1891 kan?
Selain
itu, karakterisasi Profesor Moriarty agak melenceng dari yang dibuat
Conan Doyle. Jelas-jelas Sherlock Holmes mengakui ketangguhan Profesor
Moriarty sebagai aktor intelektual serangkaian kejahatan. Holmes sempat
mengatakan pada Watson akan memilih pekerjaan yang lebih enteng
ketimbang sebagai detektif jika berhasil mengalahkan Moriarty. Tetapi
dalam novel ini Profesor Moriarty tidak dihadirkan sebagai aktor
intelektual dan terkesan 'kurang berpengalaman'. Bayangkan, Profesor
tersohor yang dikagumi Holmes soal kejahatannya ini diceritakan tidak
tahu apa sesungguhnya The Stuart Chronicle. Mungkin, hal ini bisa disebut sebagai 'pelecehan' terhadap musuh terbesar Holmes.
Hal
yang tampaknya tepat soal karakter Profesor Moriarty adalah
penggambaran fisiknya yang kurus dan tinggi (hlm. 224) serta mata,
kening, dan kesan umum yang dihadirkannya (hlm. 226). Sayangnya,
ilustrasi isi sangat jauh dari gambaran yang diberikan. Coba lihat
gambar pada halaman 251. Di situ, oleh ilustratornya (Randi Irawan dan
M. Esnaini), Profesor Moriarty digambarkan botak dan sangat gemuk.
Menghidupkan
Laskar Jalanan Baker Street sebagai bagian paling penting dalam
pemecahan kasus-kasus besar Sherlock Holmes terkesan berlebihan. Hal
ini kemungkinan disebabkan karena duo penulis hendak menonjolkan tokoh
anak-anak dalam novel konsumsi anak-anak. Hanya, kesan yang ada,
seolah-olah setiap ada kasus besar, laskar tunawisma-yatim piatu inilah
yang sangat diperlukan Sherlock Holmes. Penyingkiran Watson terkesan
mengada-ada. Simak perkataan Wiggins, "Pekerjaan detektif
yang kita lakukan membuat penampilan Watson terlihat buruk. Itulah
sebabnya dia tidak menulis lebih banyak tentang kita dalam
cerita-ceritanya," (hlm. 64). Atau penuturan Ozzie, "Selain itu, dia (Watson) sedikit
iri karena Master membutuhkan kita. Sejauh yang kuketahui, Master
bahkan tidak mengajak Watson memecahkan kasus-kasus besar karena dia
tidak dapat menyimpan rahasia."
Tetapi, terlepas dari kejanggalan-kejanggalan yang ada, dilihat sebagai novel yang berdiri sendiri, Sherlock Holmes and The Baker Street Irregulars (The Fall of the Amazing Zalindas) adalah sebuah novel yang bagus dan enak dibaca. Khususnya untk penambahan karakter Ozzie, tampaknya dirancang dengan baik. Ia
dihadirkan sebagai pekerja magang di kantor duplikat dokumen Oxford
milik Jack Crumbly karena kasus kali ini akan berhubungan dengan
pekerjaannya.
Membaca
novel ini, dalam setiap bab, kita akan menemukan sebuah huruf
berukuran lebih besar dan lebih tebal dari huruf-huruf lain. Jika
dijadikan satu, kita akan menemukan misteri lain, yang kemungkinan,
mengarah pada kisah petulangan Sherlock Holmes dalam "The Final Problem". Setelah
novel berakhir, kita disuguhkan dengan hal-hal seperti Ilmu Menarik
Kesimpulan ala Sherlock Holmes yang diambil dari cerpen "The Adventure
of the Blue Carbuncle" (The Adventures of Sherlock Holmes),
cara membuat bahasa slang berima ala Cockney, glosarium bahasa slang
yang digunakan dalam novel, dan Pelajaran tentang Seni Penyamaran Khas
Detektif.
0 comments:
Post a Comment