Judul Asli: The Sisters Grimm, Book One - The Fairy-Tale Detectives
Penulis: Michael Buckley
Penerjemah: Mutia Dharma
Tebal: 320 hlm
Cetakan: 1, Januari 2007
Cetakan: 1, Januari 2007
Penerbit: Qanita
Kata sahibulhikayat, ketika Brothers Grimm -Jacob Ludwig Carl Grimm dan Wilhelm Carl Grimm masih hidup, makhluk-makhluk dalam kisah-kisah dongeng benar-benar hidup di antara manusia. Suatu ketika terjadi ketegangan dalam waktu yang lama antara mereka dan manusia. Ketegangan ini mencapai puncak ketika para makhluk dongeng yang menyebut diri mereka sebagai Everafter diburu, ditangkap, atau dipaksa bersembunyi karena mereka berbeda.
Melihat
keadaan ini, Brothers Grimm berpikir masa dongeng mungkin akan segera
berakhir. Mereka memutuskan mendokumentasikan sebanyak mungkin cerita
yang bisa mereka kumpulkan demi kebaikan generasi penerus. (Dalam
kenyataan, kedua profesor Jerman ini telah menulis lebih dari 200 cerita
dongeng yang telah diterjemahkan ke dalam lebih dari 160 bahasa. Karya
mereka antara lain Rapunzel, Cinderella, Rumpelstiltskin, Snow White,
dan Hansel and Gretel). Setelah mengumpulkan dongeng-dongeng itu,
mereka berteman dengan banyak Everafter. Namun akhirnya para Everafter
memutuskan untuk pindah ke Amerika, sebagai tempat ideal untuk
bersembunyi, hidup dan berkembang.
Sebagai
duta mereka, terpilih Wilhelm, termuda dari Brothers Grimm ini. Ia
membantu para Everafter pindah ke Amerika dan membangun kota di daerah
Sungai Hudson. Setelah itu para Everafter dari seluruh penjuru dunia
datang untuk hidup bersama-sama dalam kedamaian. Tapi kehadiran manusia
tetap tidak bisa dihindari. Ferryport Landing, kota para Everafter itu,
mulai dilirik manusia. Hal ini mendatangkan masalah yang membuat Wilhelm
menemui Baba Yaga, penyihir paling kuat di kota itu, untuk mencegah
perang besar antara manusia dan Everafter. Kutukan dilayangkan Baba Yaga
ke atas kota itu dan sebagai imbalannya Wilhelm harus mengorbankan
kebebasannya, hal yang sama yang telah diambilnya dari para Everafter.
Selanjutnya, seorang keturunan Grimm harus tinggal di kota itu selama
kutukan Baba Yaga berlangsung. Kutukan ini hanya akan hilang saat
anggota terakhir dari keluarga Grimm menghilang.
Sebagaimana
dalam dongeng-dongeng yang ada, kedamaian itu bersifat rapuh. Karenanya
masalah tetap bisa muncul kapan saja. Untuk itu segala hal yang aneh
atau berbau kriminal perlu diawasi, diselidiki, dan didokumentasikan.
Pekerjaan ini menjadi tugas keluarga Grimm. Dan untuk melaksanakannya,
mereka akan bertindak layaknya detektif.
Ke
kota yang sebelumnya bernama Fairyport Landing inilah kedua gadis kecil
Grimm dibawa untuk hidup bersama Relda Grimm. Relda, nenek kedua gadis
Grimm, adalah satu-satunya keturunan Grimm yang berada di Ferryport
Landing saat ini. Ia menggantikan suaminya, Basil, yang telah meninggal
untuk melaksanakan tugas sebagai detektif dengan bantuan sahabatnya,
Tuan Canis.
Sabrina
Grimm, 11 tahun, berkarakter keras, sok dewasa, dan pesimis. Sedangkan
Daphne Grimm, 7 tahun, lucu dan optimis, peka terhadap siapa saja yang
ia temui, termasuk binatang. Kalau Daphne tidak membutuhkan waktu yang
lama untuk menyukai nenek Relda dan rumahnya, Sabrina sebaliknya.
Sabrina tidak mau percaya kalau Relda adalah ibu dari ayahnya. Bahkan ia
menganggap Relda sebagai seorang gila. Henry, ayahnya, pernah
mengatakan bahwa nenek mereka telah meninggal. Sehingga setelah Henry
dan istrinya Veronica menghilang secara misterius, Sabrina dan Daphne
tidak memiliki keluarga lagi.
Selama
satu setengah tahun Sabrina dan Daphne berganti-ganti orang tua angkat.
Keduanya selalu melarikan diri dan kembali ke panti asuhan karena
menganggap orang tua angkat mereka gila. Akhirnya tidak ada lagi yang
mau mengadopsi mereka.
Apapun
penjelasan Relda Grimm, Sabrina tetap berniat kabur. Dan sebagai adik,
Daphne harus ikut. Namun usaha pelarian mereka gagal. Mereka bahkan
terlibat dalam penyelidikan kasus yang tengah dilakukan Relda, yaitu
kasus hancurnya rumah pertanian milik Thomas Applebee. Relda mencurigai
penghancuran ini sebagai tindakan raksasa. Masalahnya, saat ini, tidak
ada lagi raksasa di Ferryport Landing. Semua pohon kacang yang dapat
digunakan para raksasa untuk kembali ke dunia telah dipotong. Jadi harus
ada yang memiliki kacang ajaib, sehingga raksasa bisa turun dari
kediamannya. Jika ada yang menanam kacang ajaib, jelas tujuan orang itu
adalah agar bisa ke tempat para raksasa dan merampok harta mereka. Salah
satu yang tersohor karena sukses melakukannya adalah Jack yang kemudian
dikenal sebagai Jack si Pembunuh Raksasa. Selain berhasil merampok, ia
juga membunuh beberapa raksasa. Saat ini masa jaya Jack tinggal kenangan
dan ia hanyalah seorang pekerja di toko Big and Tall.
Sabrina
yang keras kepala tidak percaya kisah para raksasa sampai akhirnya
seorang raksasa benar-benar muncul di hadapannya, mencari seorang yang
disebutnya sebagai Englishman. Raksasa ini membawa pergi Relda Grimm dan
Tuan Canis. Akhirnya menjadi tugas kedua Grimm cilik ini untuk mengusut
misteri munculnya raksasa sekaligus hilangnya nenek Relda dan Tuan
Canis. Bersama seorang anak laki-laki bernama Puck, keduanya memulai
investigasi. Atas anjuran Cermin Ajaib, mereka menyelamatkan Jack si
Pembunuh Raksasa yang sedang berada di penjara untuk mengatasi para
raksasa. Dengan bantuan karpet terbang Aladin, kemudian sepatu Dorothy,
pengusutan berlanjut dan mengarah ke Walikota Ferryport Landing saat
ini, Charming, yang sedari awal mencoba menghalangi penyelidikan Relda
Grimm. Charming dicurigai telah melakukan aliansi dengan raksasa untuk
mencapai tujuan pribadinya.
Di
pesta dansa yang dilakukan Walikota Charming dan dihadiri oleh para
Everafter siapa sesungguhnya Englishman yang dimaksud si raksasa
akhirnya terungkap. Tapi petualangan belum berakhir. Kedua gadis Grimm
mesti menyelamatkan sang nenek dan Tuan Canis. Di penghujung kisah
ternyata masih ada rahasia lain yang terungkap.
Meski The Sisters Grimm
jelas merupakan kisah dongeng, tapi ini bukan dongeng biasa. Michael
Buckley, sang pengarang, menggabungkan karakter baru dan
karakter-karakter dongeng yang telah dikenal luas untuk menghidupkan
kisah ini. Oleh karena itu selain Daphne, Sabrina atau Relda Grimm
(Relda adalah nama nenek Buckley), kita akan menemukan karakter yang
dipulung dari berbagai kisah. Sebagai contoh Prince Charming
(Cinderella, Putri Tidur, Putri Salju, dll), Puck atau Robin Goodfellow (Midsummer Night's Dream), Jack (Jack the Giant Killer/Jack and the Beanstalk), Cermin (Snow White), Tiga Babi Kecil (The Three Little Pigs), Ichabod Crane (The Legend of Sleepy Hollow), Belle dan si Buruk Rupa (Beauty and the Beast), Tin Woodman (The Wizard of Oz), Kelinci Putih dengan jamnya (Alice's Adventures in Wonderland), dan Baba Yaga, penyihir dari Rusia. Pembaca juga akan menemukan benda-benda dongeng terkenal seperti sepatu ajaib Dorothy (The Wizard of Oz), karpet ajaib Aladin, pedang Excalibur, kacang ajaib, dan tongkat sihir ibu peri ikut ambil bagian dalam cerita.
Buckley
dalam gebrakan perdananya dalam literatur anak ini tidak segan
menciptakan versi baru kehidupan beberapa tokoh dongeng. Prince Charming
digambarkan meninggalkan kerajaannya dan menjadi walikota Ferryport
Landing, dan bertekad menjadikan tempat itu seperti kerajaan lamanya. Ia
mengadakan pesta dansa dalam rangka mengumpulkan sumbangan dari para
Everafter untuk mewujudkan ambisinya. Dikatakan ia telah menikah
sedikitnya enam kali sejak gagal menikah dengan Putri Salju. Ia antara
lain telah menikah dengan Cinderella, Rapunzel, dan Putri Tidur. Tiga
Babi Kecil (The Three Little Pigs) yang semakin gemuk menjadi
polisi tapi seringkali berubah ke wujud aslinya. Dalam buku ini juga
sempat disinggung jika Putri Salju yang meninggalkan Prince Charming di
altar pernikahan menjadi guru SD (pada buku kedua, ia akan menjadi guru
Daphne). Belum lagi soal Jack si Pembunuh Raksasa. Pemutarbalikan
karakter seperti ini memberikan cita rasa yang berbeda ke dalam
kisah-kisah yang sudah ada dan tak pelak akan mengundang senyuman
pembaca.
Bagi
yang tidak mengenal latar belakang kehidupan para Everafter mungkin
akan sedikit bingung. Tapi hal ini agaknya disengaja oleh Buckley.
Menurut pengakuannya, ia berharap setelah membaca bukunya pembaca akan
kembali ke perpustakaan atau toko buku untuk mencari tahu ihwal
Everafter dalam bukunya. Buckley sendiri dalam mempersiapkan bukunya
telah membaca antara lain karya Grimm Brothers, Hans Christian Andersen,
Andrew Lang, dan Frank Baum untuk mengenal para karakter yang kemudian
disebutnya sebagai Everafter. Lelaki kelahiran Ohio dan sekarang
berdomisili di New York City ini akan menulis kisah The Sisters Grimm
dalam 8 buku. Selain The Fairy-Tale Detectives (Book One), telah terbit juga The Unusual Suspects (Book Two) dan The Problem Child (Book Three). Ketiga buku ini dihiasi gambar-gambar hitam putih hasil karya Peter Ferguson. Jika suka, kita bahkan bisa menikmati buku The Sisters Grimm sambil mendengar Grimm Song ciptaan Chris Edwards.
Bisa dikatakan The Sisters Grimm
tampil menarik sebagai buku yang bisa dinikmati oleh segala usia.
Selain petualangan, kita juga akan menemukan unsur kasih sayang,
persahabatan, dan keadilan yang semuanya dituangkan dalam adonan humor
yang pas. Dan seperti dalam kisah-kisah dongeng Brothers Grimm, selalu
kebaikan dan ketulusan yang akan menang dalam pertarungan kehidupan.
0 comments:
Post a Comment