Judul Buku : Gemala dan Rumah Kayu Oak
Penulis : Alif Ra'ain
Tebal : x + 156 hl
Cetakan: 1, 2007
Penerbit : GagasMedia
Setelah hampir lima bulan berpisah dengan orang tuanya, Gemala akhirnya bisa bertemu mereka di London. Dia dan adiknya, Bei, akan menetap di London selama masa tugas sang ayah, seorang pejabat Kementerian Luar Negeri Indonesia. Tempat tinggal mereka adalah sebuah rumah bercat putih di Old Creek Street, sebelah barat London. Di halaman belakang tumbuh beberapa pohon besar. Di atas salah satu pohon besar itu, ada sebuah rumah kayu.
Suatu
hari, Gemala memanjat pohon tersebut dan membaca sambil tidur-tiduran
di dalam rumah kayu itu. Ia terlelap dan ketika terjaga, ia telah berada
di Balai Kayu Oak bersama seekor kucing berukuran 2 kali ukuran kucing
biasa dengan sikap duduk seperti manusia. Kucing yang memakai celana
pendek berwarna cokelat dan sepatu but tinggi di kedua kaki belakangnya
itu bernama Ralph.
Gemala
memang telah berada di sebuah tempat di dunia lain; sebuah dunia yang
diciptakan ribuan tahun lalu. Pada saat itu kaum penyihir masih banyak
jumlahnya dan sangat dihormati. Beberapa dari mereka bahkan menempati
jabatan penting sebagai penasihat raja-raja Mesir, Ctesiphon, dan
Persia. Kemudian muncul ramalan dari segolongan penyihir yang menyatakan
bahwa masa-masa kejayaan mereka tidak akan berlangsung lama dan akan
digantikan oleh masa-masa suram. Untuk itu mereka menciptakan dunia baru
sebagai tempat berlindung.
Selama
ratusan tahun ramalan itu tidak pernah menjadi kenyataan. Keberadaan
tempat ini lama-kelamaan mulai terlupakan dan hanya diketahui oleh
keturunan para penyihir yang menciptakannya. Rahasia keberadaan tempat
ini diwariskan secara turun-temurun hanya kepada anak cucu penyihir yang
disebut Pemegang Kunci. Ramalan baru menjadi nyata pada masa kerajaan
Romawi. Kaum penyihir difitnah dan dimusuhi karena dianggap sebagai
penyebab berbagai malapetaka. Mereka diperangi dan diburu hingga lebih
dari setengahnya terbunuh. Yang lain melarikan diri ke berbagai penjuru
dunia mencari tempat yang aman untuk ditinggali. Banyak yang akhirnya
menetap di Eropa dan Britania. Pada saat itulah, keberadaan tempat ini
mulai disebarluaskan secara rahasia oleh para Pemegang Kunci. Ratusan
pintu gerbang menuju ke tempat ini dibangun dalam bentuk yang tidak
menarik perhatian seperti rumah pohon. Sekarang, umumnya pintu gerbang
itu sudah dimusnahkan. Rumah kayu yang Gemala masuki adalah salah satu
yang dibiarkan berdiri untuk berjaga-jaga jika masih ada keturunan
penyihir yang ingin datang. Tempat ini sangat dijaga kerahasiaannya
sehingga tidak mudah bagi seseorang yang sudah datang ke sini bisa
kembali ke dunia luar. Hanya para Pemegang Kunci dan Kaum Tua di
Mirgarth yang tahu caranya.
Gemala
bisa memasuki tempat ini karena siapa pun yang tertidur di rumah kayu
itu akan sampai ke dunia dengan berbagai pintu ini. Seperti Gemala, para
pendatang akan segera bisa menggunakan bahasa kuno yang digunakan
sebagai bahasa percakapan. Para pendatang tidak akan bertambah tua
selamanya dan secara alami akan memiliki kemampuan sihir yang sangat
tergantung pada tingkat kecerdasan masing-masing.
Dari
Balai Kayu Oak tersebut, Gemala dan Ralph menemui Samuel Tua melalui
sebuah pintu bernama Pintu Azzrael. Samuel Tua adalah salah seorang
penyihir tertua di Azzrael yang sudah berusia ribuan tahun. Ia tinggal
di Desa Air Terjun bersama suami-istri Lance dan kedua anak kembarnya,
Lucy dan Hannah; Pops, pandai besi bertubuh besar dan penuh brewok dan
Tomkins, simpanse piaraannya; Mojoro, anak Afrika dengan monyetnya yang
bernama Mundo; Nacisot Gombel; Drago si bunglon; Ralph dan 5 ekor kucing
lainnya: suami-istri Wilfred dan Winie, Toby si kucing gemuk, serta 2
kucing Persia nan cantik; Alexis dan Luna.
Walau
menyukai Azzarael, Gemala tetap ingin kembali ke dunianya. Ia minta
tolong Samuel untuk membantunya kembali. Rupanya, meski berjanji
membantu Gemala, Samuel tidak bisa memberitahu caranya karena terikat
sumpah sebagai Pemegang Kunci. Menurut Samuel, Nacisot yang saat itu
sedang tidak berada di tempat yang bisa memberitahukan. Bersama Ralph,
Pops, dan Mojoro, Gemala pergi mencari Nacisot. Untuk menemukan Nacisot,
mereka memasuki Pintu Lazarids. Lazarids bukan lah tempat yang
menyenangkan. Di sana hidup berbagai binatang haus darah. Lazarids
adalah tempat penyihir hitam bernama Aramis mengumpulkan kekuatan untuk
berkuasa dan menciptakan berbagai jenis binatang buas dengan mengawinkan
macan kumbang, ular, elang, dan serigala menggunakan sihir. Aramis
sendiri telah terbunuh dalam pertempuran melawan penyihir putih dari
Mirgarth.
Dari
Nacisot, Gemala tahu bahwa untuk kembali ke dunianya, ia harus menyihir
sebuah pintu menuju rumah kayu tempat ia masuk. Gemala membutuhkan
sihir murni yang cukup besar untuk membuat pintu tersebut terhubung ke
rumah kayu tersebut. Masalahnya, Nacisot sendiri baru bisa memiliki
kekuatan sihir murni setelah 200 tahun tinggal di Azzarael. Ia bisa
menyihir pintu untuk Gemala tapi tidak bisa melakukan karena tidak tahu
lokasi rumah kayu itu. Terungkap jika Gemala disuruh mencari Nacisot
tidak lain hanya untuk mendapatkan informasi jika sesungguhnya Samuel
bisa memberikan kekuatan sihir murni yang diperlukan. Samuel hanya tidak
bisa menyatakannya secara langsung kepada Gemala.
Tapi
perjalanan pulang ke Azzarael ternyata tidak semudah perjalanan pergi
ke Lazarids. Kurang lebih 3 bulan sebelumnya, pintu gerbang Arksaar
terbuka di utara Lazarids, dan Shahraz, pengikut Aramis yang lolos dari
serangan Kaum Mirgarth, keluar bersama pasukannya dan menyebabkan
seluruh penghuni Lazarids termasuk Montalban, ayah seorang gadis cantik
bernama Selena, tewas.
Lalu,
akankah Gemala berhasil kembali ke dunianya dan bertemu lagi dengan
keluarganya? Jawabannya ada di bagian akhir novel fantasi yang terdiri
atas 15 bab ringkas ini.
Sepertinya,
kisah Gemala ini tidak hanya akan berakhir dalam satu novel ini. Masih
banyak kisah hidup para karakter yang belum terungkap lebih jauh. Masih
ada hal-hal yang perlu dielaborasi lebih lanjut. Novel ini jelas-jelas
dirangkai dalam plot yang berpotensi untuk hadir sebagai serial. Bagian
penutup agaknya dikerahkan untuk menjadi pembuka bagi kisah-kisah
selanjutnya yang tetap akan melibatkan Gemala dalam dunia rekaan Alif
Ra'ain.
Alif
Ra'ain yang bernama asli Ari Riyanto mengusung kisah fantasi yang
terbilang menarik untuk disimak. Apalagi karakter utamanya adalah
seorang gadis remaja Indonesia yang berkenalan dengan dunia sihir di
Inggris, tempat berkembangnya kisah Harry Potter. Pria kelahiran 31
Oktober 1972 yang adalah guru musik pada salah satu studio musik di
Jakarta ini agaknya terinspirasi hal-hal menarik yang ia temukan dalam
buku dan film yang menjadi minatnya. Meski awalnya mengingatkan pada Alice in Wonderland,
kisah Gemala ini berbeda. Apa yang dialami Gemala sama sekali bukan
mimpi seperti dalam kisah Alice. Dan seperti halnya kisah dunia sihir
yang lain, Alif menghadirkan perseteruan antara kekuatan sihir jahat dan
baik. Hanya, dalam Gemala dan Rumah Kayu Oak ia belum
mengeksplorasi perseteruan ini secara lebih mendalam. Jika kisah Gemala
berlanjut, dapat dipastikan Gemala tidak hadir sekadar sebagai saksi
jalannya konflik dunia sihir, tapi memiliki peranan penting di dalamnya.
Apakah Gemala sebenarnya keturunan penyihir? Kita tunggu saja gebrakan
Alif selanjutnya. Semoga Alif tidak hanya terhenti di sini mengingat ia
memiliki kekuatan meramu ide ke dalam berbagai karakter unik dan lucu
serta alur cerita yang asyik.
1 comments:
Ada terusan nya gk sih??klo ada minta infonya bisa d beli d mna,,?mkasih
Post a Comment