Judul buku : Mystic River
Penulis: Dennis Lehane
Penerjemah : Mita Yuniarti & Mikaela Nadia
Penyunting : Anton Kurnia
Tebal: 640 halaman
Cetakan: 1, Februari 2007
Penerbit : Serambi Ilmu Semesta
East Buckingham, Boston, Massachusetts, 1975. Cerita berawal dan kelak akan berakhir juga di tempat yang sama. Dave Boyle, Sean Devine, dan Jimmy Marcus -sama-sama berusia 11 tahun- sedang bermain-main di Gannon Street, depan rumah keluarga Devine. Muncul dua lelaki pedofil bergaya polisi yang kemudian menculik Dave. Dave baru kembali empat hari setelah disekap di ruangan bawah tanah dan mengalami pelecehan seksual. Apa yang Dave alami membuat kehidupannya berubah, bahkan untuk selamanya. Sayangnya, tidak ada yang dilakukan untuk mengatasi pengaruh negatif yang ditorehkan pada usianya yang masih sangat muda itu. Ayahnya telah meninggalkan Dave bersama ibu yang mengalami gangguan mental.
Di kota yang sama, 25 tahun kemudian (tahun 2000), ketiga anak laki-laki itu telah tumbuh dewasa dan memiliki jalan kehidupan yang berbeda. Dave, mantan bintang bisbol SMA, setelah diberhentikan sebagai pekerja di sebuah kantor pos, diterima di bagian pengangkutan barang sebuah hotel. Dia telah menikah dengan Celeste Samarco dan memiliki seorang anak laki-laki bernama Michael. Sean Devine menjadi anggota kepolisian negara bagian Massachussets dan bertugas sebagai detektif bagian pembunuhan. Sean telah menikah dengan Lauren, tapi perkawinan mereka sedang berada di ambang perceraian. Anak yang dikandung Lauren diduga Sean sebagai anak seorang aktor selingkuhan Lauren. Jimmy telah memiliki sebuah toko kelontong, menikah untuk kedua kalinya dengan Annabeth Savage, sepupu Celeste. Istri Jimmy yang pertama, Marita, meninggal karena kanker kulit saat Jimmy menjalani masa hukuman di penjara Deer Island. Marita meninggalkan Katie, anak yang dilahirkan pada waktu Jimmy berusia 17 tahun. Untuk Jimmy, Annabeth melahirkan dua anak perempuan, Nadine dan Sara. Diam-diam dalam kebahagiaan Jimmy, dia menyimpan bayangan peristiwa yang pernah terjadi di Sungai Mystic -sungai yang mengalir di Massachussets. Peristiwa itu merupakan satu bagian rahasia kehidupan yang tidak ingin dia bagikan kepada orang yang tidak mengetahuinya termasuk Annabeth.
Tanpa
setahu Jimmy, Katie yang sudah berusia 19 tahun menjalin hubungan
dengan Brendan Harris. Jimmy tidak menyukai keluarga Harris yang berantakan. Menyadari perlawanan Jimmy, Katie dan Brendan
berencana lari ke Las Vegas untuk menikah dan bermaksud tidak kembali lagi ke
Buckingham. Malam sebelum pelarian, Katie mengadakan pesta perpisahan dengan dua sahabatnya. Tapi setelah itu, dia menghilang dan tidak kembali ke rumahnya. Padahal Brendan masih ada di Buckingham.
Lewat tengah malam, Dave Boyle pulang ke rumah dalam keadaan berlumuran darah. Dia berbohong kepada Celeste terkait apa yang terjadi sebelum dia pulang ke rumah.
Hari Minggu keesokannya, Katie tidak hadir di gereja pada acara komuni pertama adiknya, Nadine, seperti yang diharapkan keluarganya. Mayatnya ditemukan di Penitentiary Park, sebuah taman dekat Sungai Mystic. Sean Devine bertugas sebagai salah satu polisi yang mengusut kasus pembunuhan Katie.
Lewat tengah malam, Dave Boyle pulang ke rumah dalam keadaan berlumuran darah. Dia berbohong kepada Celeste terkait apa yang terjadi sebelum dia pulang ke rumah.
Hari Minggu keesokannya, Katie tidak hadir di gereja pada acara komuni pertama adiknya, Nadine, seperti yang diharapkan keluarganya. Mayatnya ditemukan di Penitentiary Park, sebuah taman dekat Sungai Mystic. Sean Devine bertugas sebagai salah satu polisi yang mengusut kasus pembunuhan Katie.
Salah satu pemandangan Mystic River |
Ketika misteri pembunuhan Katie terungkap, apa yang tidak diinginkan
telah terjadi. Dave menghilang, dan Celeste menuduh Jimmy sebagai
pembunuh. Sean yang berupaya membela reputasi Dave bertekad
menemukan bukti meskipun membutuhkan waktu sepanjang hidupnya.
***
Novel Mystic River karya Dennis Lehane ini ditulis dalam 5 bagian. Bagian pertama berjudul Anak-anak yang Lolos dari Serigala (1975), bagian kedua Para Sinatra Bermata Sedih, bagian ketiga Malaikat-malaikat Keheningan, bagian keempat Perombakan, dan epilog Jimmy dari Rumah Susun Hari Minggu. Kelima bagian ini dipecahkan ke dalam bab-bab yang diberi judul menarik, antara lain Air Mata di Rambutnya, Tirai Jingga, Dalam Aliran Darah, Hujan Merah, Aneka Warnamu, dan Tak Akan Pernah Merasakannya Lagi.
Tidak seperti kebanyakan novel, Mystic River adalah novel yang kompleks. Masalah yang ada tidak hanya satu meski semua dibuhul oleh satu peristiwa yakni pembunuhan Katie. Oleh karena itu, Mystic River hadir bukan hanya sebagai novel misteri, tapi juga menjadi persenyawaan kisah detektif, drama keluarga, kisah cinta, dan pergumulan psikologis. Dengan banyaknya elemen, novel ini tetap tidak menjadi sulit dimengerti atau kehilangan arah.
Dalam menghidupkan karakter ciptaannya,
Lehane memperagakan kepiawaian yang membuat mereka terasa hidup dalam imajinasi kita.
Siapa yang tidak akan bersimpati pada Dave Boyle? Dia adalah korban pelecehan seksual di masa kanak-kanak. Sepanjang hayat Dave berusaha menulis ulang sejarah hidupnya yang suram. Mencoba menindas pengalaman celaka yang pernah dialaminya. Tanpa bisa dikendalikan, dia tumbuh menjadi seperti 2 laki-laki pedofil yang telah menistanya. Terus hidup dalam upaya memangkas habis hasrat yang tidak ia inginkan. Pada saat-saat tertentu, kepribadiannya bisa terpecah. Dan pada saat seperti inilah dia terjerumus dalam permainan maut.
Mungkin kita akan terbelah dalam menilai Jimmy. Laki-laki dengan naluri kriminal ini, di satu sisi tidak pernah pandang bulu atau kenal kompromi untuk main hakim sendiri. Dia bak sosok mafioso kejam dalam dunia mafia. Tidak ada yang bisa mengkhianatinya. Tidak ada yang bisa bermain-main dengannya, apalagi bermain kasar. Pada orang terdekat sekalipun dia akan bertindak tanpa ampun dan mengabaikan kebenaran. Tapi dia adalah seorang suami dan ayah yang mencintai keluarganya. Hanya bermodal senyuman istri dan anak-anaknya bisa melumpuhkan Jimmy dengan mudah. Tidak heran kematian Katie membuat hatinya hancur.
Annnabeth bagaikan kebalikan dari Celeste. Kalau Celeste melakukan tindakan gegabah sehingga mencelakakan suaminya, Annabeth justru begitu kuat dan yakin pada apa yang suaminya lakukan, tidak akan mungkin mencelakakan Jimmy. Sekalipun yang dilakukan suaminya adalah sebuah kejahatan. Bagi Annabeth, orang-orang seperti Dave dan Celeste adalah manusia-manusia lemah. Bahkan, "Semua orang," kata Annabeth. "Semua orang, kecuali kita." (hlm 612). Dan untuk membuktikan kekuatan mereka, dia mengajak Jimmy bercinta di atas meja dapur, menggelontorkan semua rasa bersalah suaminya.
Lehane juga menampilkan karakter polisi yang kehilangan kepercayaan terhadap istrinya dan terancam kehilangan perempuan yang ia cintai dalam diri Sean. Juga seorang remaja tampan yang tanpa sadar terjebak dalam konflik orangtuanya dan orangtua kekasihnya; seorang remaja berpenampilan tak berdaya tapi memendam kejahatan dalam dirinya hanya karena akan kehilangan orang yang ia cintai.
Dan ketika novel berakhir, ia melahirkan gugatan di benak yang entah mau diarahkan ke mana. Ada yang saya tidak bisa terima. Ada yang saya tidak (mau) mengerti. Tetapi ini hanya menjadi semacam penegasan bahwa Lehane berhasil mengugah emosi saya. Cerdas dan menyakitkan. Cerita berakhir, tetapi bagi saya justru perenungan baru dimulai. Betapa rumitnya kehidupan, betapa ganasnya gerigi waktu menggerogoti eksistensi manusia. Tapi toh yang hidup tetap ingin hidup dan takut mati, karena sesungguhnya hidup ini indah, manusia yang menghilangkan keindahannya. Dan dari pemahaman inilah novel ini lahir, menggeliat keluar dari relung-relung imajinasi seorang Dennis Lehane.
Siapa yang tidak akan bersimpati pada Dave Boyle? Dia adalah korban pelecehan seksual di masa kanak-kanak. Sepanjang hayat Dave berusaha menulis ulang sejarah hidupnya yang suram. Mencoba menindas pengalaman celaka yang pernah dialaminya. Tanpa bisa dikendalikan, dia tumbuh menjadi seperti 2 laki-laki pedofil yang telah menistanya. Terus hidup dalam upaya memangkas habis hasrat yang tidak ia inginkan. Pada saat-saat tertentu, kepribadiannya bisa terpecah. Dan pada saat seperti inilah dia terjerumus dalam permainan maut.
Mungkin kita akan terbelah dalam menilai Jimmy. Laki-laki dengan naluri kriminal ini, di satu sisi tidak pernah pandang bulu atau kenal kompromi untuk main hakim sendiri. Dia bak sosok mafioso kejam dalam dunia mafia. Tidak ada yang bisa mengkhianatinya. Tidak ada yang bisa bermain-main dengannya, apalagi bermain kasar. Pada orang terdekat sekalipun dia akan bertindak tanpa ampun dan mengabaikan kebenaran. Tapi dia adalah seorang suami dan ayah yang mencintai keluarganya. Hanya bermodal senyuman istri dan anak-anaknya bisa melumpuhkan Jimmy dengan mudah. Tidak heran kematian Katie membuat hatinya hancur.
Annnabeth bagaikan kebalikan dari Celeste. Kalau Celeste melakukan tindakan gegabah sehingga mencelakakan suaminya, Annabeth justru begitu kuat dan yakin pada apa yang suaminya lakukan, tidak akan mungkin mencelakakan Jimmy. Sekalipun yang dilakukan suaminya adalah sebuah kejahatan. Bagi Annabeth, orang-orang seperti Dave dan Celeste adalah manusia-manusia lemah. Bahkan, "Semua orang," kata Annabeth. "Semua orang, kecuali kita." (hlm 612). Dan untuk membuktikan kekuatan mereka, dia mengajak Jimmy bercinta di atas meja dapur, menggelontorkan semua rasa bersalah suaminya.
Lehane juga menampilkan karakter polisi yang kehilangan kepercayaan terhadap istrinya dan terancam kehilangan perempuan yang ia cintai dalam diri Sean. Juga seorang remaja tampan yang tanpa sadar terjebak dalam konflik orangtuanya dan orangtua kekasihnya; seorang remaja berpenampilan tak berdaya tapi memendam kejahatan dalam dirinya hanya karena akan kehilangan orang yang ia cintai.
Dan ketika novel berakhir, ia melahirkan gugatan di benak yang entah mau diarahkan ke mana. Ada yang saya tidak bisa terima. Ada yang saya tidak (mau) mengerti. Tetapi ini hanya menjadi semacam penegasan bahwa Lehane berhasil mengugah emosi saya. Cerdas dan menyakitkan. Cerita berakhir, tetapi bagi saya justru perenungan baru dimulai. Betapa rumitnya kehidupan, betapa ganasnya gerigi waktu menggerogoti eksistensi manusia. Tapi toh yang hidup tetap ingin hidup dan takut mati, karena sesungguhnya hidup ini indah, manusia yang menghilangkan keindahannya. Dan dari pemahaman inilah novel ini lahir, menggeliat keluar dari relung-relung imajinasi seorang Dennis Lehane.
Tidak heran, Mystic River kemudian diadaptasi menjadi film layar lebar pada tahun
2003. Film ini disutradarai oleh Clint Eastwood, diunggulkan sebagai film
terbaik dalam ajang Academy Award 2003, dan memberikan predikat Best Actor pada Sean Penn ( Jimmy Marcus) dan Best Supporting Actor pada Tim Robbins (Dave Boyle).
Mau
tak mau membaca kedahsyatan bertutur dan keluasan imajinasi Lehane saya
harus mengakui testimoni di sampul belakang novel yang menyatakan
bahwa , "Lehane adalah salah satu penulis terbaik di generasinya,
titik.... Penulis-penulis lain hanya bisa bermimpi menulis novel
seperti Mystic River." (Cleveland Plain Dealer).
Edisi
Indonesia cukup enak dibaca meskipun tidak bisa mengurangi kalimat yang mesti dibaca lebih dari satu kali untuk
memahaminya. Selain itu ada bagian yang menggambarkan terjadinya
transisi adegan tapi tidak diberi jeda untuk dimulai lagi dengan
menggunakan tiga kata berhuruf besar seperti pada bagian-bagian novel yang
lain. Kemungkinan besar sesuai dengan naskah aslinya. Pada halaman 502, percakapan Jimmy dan Val segera dilanjutkan
dengan masuknya Marshall Burden ke unit pembunuhan. Demikian juga pada
halaman 507, percakapan Sean dan Whitey langsung diikuti adegan Dave
Boyle dalam ruangan interogasi. Tidak mengganggu, tapi harus dibaca
ulang untuk memahami bahwa adegan telah beralih.
Secara keseluruhan karya pengarang yang memenangkan Shamus Award untuk novel terbaik lewat novel bertajuk A Drink Before the War ini hadir sebagai novel yang penuh pesona. Ia memiliki intensitas persuasi yang tinggi yang membuat pembaca enggan untuk menghentikan laju bacanya begitu menemukan ritme yang tepat. Hati-hatilah karena dengan 640 halaman novel ini akan cukup menyita waktu luang.
Secara keseluruhan karya pengarang yang memenangkan Shamus Award untuk novel terbaik lewat novel bertajuk A Drink Before the War ini hadir sebagai novel yang penuh pesona. Ia memiliki intensitas persuasi yang tinggi yang membuat pembaca enggan untuk menghentikan laju bacanya begitu menemukan ritme yang tepat. Hati-hatilah karena dengan 640 halaman novel ini akan cukup menyita waktu luang.
0 comments:
Post a Comment