Judul Buku: Accidentally Engaged (Ditodong Tunangan)
Penulis: Mary Carter
Penerjemah : Icha Rahmanti
Tebal : iv + 452 hlm; 13 x 19 cm
Penulis: Mary Carter
Penerjemah : Icha Rahmanti
Tebal : iv + 452 hlm; 13 x 19 cm
Cetakan: II, Desember 2007
Penerbit: GagasMedia
Penerbit: GagasMedia
Clair Ivars : "Sepertinya, aku memang ditakdirkan nggak akan bisa mendapatkan kepemilikan penis laki-laki untuk diriku sendiri, selama-lamanya." (hlm. 82)
Mike Wrench : "Aku punya selera yang mahal dalam memilih vagina." (hlm. 313)
"Nenekku adalah orang yang yang mengenalkan dan mengajari Tarot padaku. Setiap Sabtu pagi, kami akan duduk di dapurnya dengan teh hitam yang hangat, sementara aku terhanyut dalam susu dan gula, Nenek akan membalikkan kartu satu per satu sambil mengajari. Sebelum menjelaskan kartu itu atau artinya, dia akan memintaku untuk melihatnya dulu dan menceritakan isi pikiranku," (hlm. 387). Demikian Clair Ivars menceritakan bagaimana bakat neneknya, Isabella Ivars, sebagai peramal kartu Tarot bisa diwarisi olehnya. Dan bukan hanya mewarisi kemampuan membaca Tarot, sebelum meninggal nenek Clair meninggalkan pesan yang ditulisnya pada hari kematiannya. Isabella Ivars telah memilihkan calon suami buat Clair, sejak Clair berusia sembilan tahun. Selain itu, Isabella telah meramalkan apa yang akan terjadi sebelum Clair bertemu dengan pilihan neneknya itu.
Clair -32 tahun- bukan lagi seorang perawan. Ia sudah menikah dan bercerai tiga kali. "Bahkan susu kedelai berumur lebih panjang ketimbang hubunganku," katanya (hlm. 216). Di Chicago, sebagaimana neneknya, untuk menghidupi dirinya, Clair bekerja sebagai peramal dengan membaca kartu Tarot. Hingga suatu hari, seorang perempuan cantik bernama Rachel Morgan mengunjunginya. Rachel datang bersama Susan Heron, calon kakak iparnya. Jack Heron, adik Susan, adalah calon suami Rachel. Rachel minta diramalkan soal pernikahannya dengan Jack. Anehnya, ia minta hasil ramalan diburuk-burukkan. Didengar Susan, Clair meramalkan bahwa Jack bukan jodoh yang tepat untuk Rachel. Setelah itu, Rachel meninggalkan Clair dengan cincin pertunangan dari berlian dan pesan untuk mengembalikan cincin itu kepada Jack di Heron Estates.
Sebetulnya saat itu Clair hendak melakukan perjalanan spiritual. Tapi setelah melihat Jack Heron di sebuah majalah, ia terdorong untuk benar-benar bertemu dengan lelaki yang dinilainya seksi itu. Sekalian mengembalikan cincin dari Rachel.
Pertemuannya dengan Jack membuat Clair jatuh cinta pada pandangan pertama. Jack, 35 tahun, benar-benar memikat hati Clair. Hanya saja, secara bersamaan, Rachel bertemu Mike Wrench, yang dinilainya tak kalah seksi.
Kehadiran Rachel tidak membuat Madeline Heron, ibu Jack, gembira. Ia mau Rachel meninggalkan kediamannya. Tapi, kedatangan Rachel akhirnya ingin dimanfaatkannya. Undangan sudah disebarkan, yang diundang sudah tahu Jack akan bertunangan, sayangnya si tunangan -Rachel Morgan- tidak menampakkan wajahnya. Clair ditodong untuk mengganti posisi Rachel sekadar mengisi kekosongan di acara tunangan.
Berkebalikan dengan Madeline, nenek Jack, Elizabeth Heron, sangat senang menyambut kedatangan Clair. Bahkan Elizabeth memanggil Clair dengan nama Rachel.
Tanpa Clair sadari, apa yang telah diramalkan Nenek Isabella menemukan kenyataannya di kediaman pemilik salah satu tempat penyimpanan anggur langka di dunia, Heron Cellars. Ia menemukan jodohnya.
Lalu, siapakah jodoh Clair? Pertanyaan ini akan dijawab dengan asyik oleh Mary Carter dalam ending yang tak terduga.
Meski novel ini tidak dilabeli chicklit, novel ini bisa dikategorikan sebagai chicklit. Tapi, chicklit
ala Mary Carter ini terasa berbeda. Ia memiliki pesona tersendiri
dengan semangat humor yang bisa membuat pembaca tersenyum atau bahkan
terbahak-bahak. Maka dari itu, novel ini jadi berbeda dengan
novel-novel sejenis. Novel ini juga menyimpan kejutan yang dijaga hingga penghujung novel, menciptakan happy ending yang tidak basi, kendati secara garis besar plotnya terbilang sederhana dan tidak sulit ditebak.
Mary Carter menggulirkan kisahnya melalui perspektif orang pertama, yaitu perspektif Clair Ivars. Clair hadir sebagai narator ganjen penuh gairah yang memiliki kisah-kisah lucu (seperti kisah turkey baster dan baby carrot-nya) dan pemikiran-pemikiran konyol yang sensual.
Tapi di sisi lain, Clair juga narator yang desperate dengan nasibnya. "Sepertinya, aku memang ditakdirkan nggak akan bisa mendapatkan kepemilikan penis laki-laki untuk diriku sendiri, selama-lamanya," katanya (hlm. 82). "32 tahun, penis-less." (hlm. 216). Ketika menemukan laki-laki yang ia harap bisa pas dengan kondom ukuran Xl yang dibawa-bawanya saat bepergian, ternyata laki-laki itu mencintai orang lain.
Tapi dengan keganjenan dan keputusasaannya, ia adalah narator yang bisa memuaskan pembaca.
Icha Rahmanti menerjemahkan karya kedua penulis yang sebelumnya telah menulis novel She'll Take It (Berdoa Dulu Sebelum Mengutil) ini tanpa kehilangan kelincahan dan kekocakan. Tapi ia juga penerjemah yang tidak pantang menggunakan kosakata gaul dan logat lokal. Hasilnya, Accidentally Engaged (Ditodong Tunangan) menjadi dekat dengan pembaca Indonesia. Bahkan tidak jauh dari atmosfer karya Icha Rahmanti, Cintapuccino dan Beauty Case yang dilabel sebagai chicklit Indonesia asli.
Sayangnya, hasil cetakan terbitan GagasMedia ini mengganggu aktivitas baca. Hasil penyuntingan tidak mulus. Masih banyak kesalahan cetak dan kata-kata yang kacau. Anehnya, meski sudah dicetak lebih dari sekali (sesuai informasi dalam buku), kesalahan-kesalahan yang ada masih dipertahankan.
0 comments:
Post a Comment